COWASJP.COM – MENTERI Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyampaikan pesannya dalam rangka hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan RI ke-72. Arief dalam pesannya mengajak semua pihak kompak dan menyatu untuk memajukan pariwisata Indonesia.
Melalui sebuah vlog berdurasi 20 detik, menteri yang dikenal sebagai kampiun marketing itu mengatakan bahwa untuk memajukan sektor pariwisata memang tidak bisa bergerak sendirian. Apalagi, pariwisata kini sudah digadang-gadang untuk menjadi core economy.
“Untuk memajukan sektor pariwisata kita tidak bisa bergerak sendirian. Untuk mewujudkan pariwisata menjadi core economy Indinesia, sektor ini harus dikerjakan bersama-sama,” ujar Arief.
Pariwisata Indonesia memang makin menggeliat. Itu terlihat dari melonjaknya jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2016 terdapat 11,52 juta wisman. Angka itu memang tak sesuai target 12 juta wisman yang dipatok pemerintah.
Namun, angka 11,52 juta wisman merupakan lonjakan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Artinya, ada kenaikannya 10,69 persen jika dibandingkan jumlah wisman 2015 yang mencapai angka 10,41 juta.
Angka wisman 2015 juga mengalami kenaikan dibanding 2014. Pada 2014, jumlah wisman mencapai angka 9,44 juta.
Lantas bagaimana pada 2017? Target kunjungan wisman pada tahun ini adalah 15 juta orang.
Data BPS memperlihatkan jumlah wisman pada semester I (Januari-Juni) 2017 sudah mencapai angka 6,48 juta. Angka itu naik 22,42 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 5,29 juta kunjungan.
Arief pun merasa optimistis bahwa mewujudkan pariwisata sebagai core economy bukan hal mustahil. Apalagi Presiden Joko Widodo punya perhatian besar dalam mendongkrak pariwisata sebagai kekuatan ekonomi andalan.
Arief memang punya kalkulasi detail soal pariwisata sebagai core economy. Sampai saat ini, pariwisata masih menjadi penyumbang PDB, devisa sekaligus penyedia lapangan kerja yang paling mudah, murah dan cepat.
Pariwisata kini mampu menyumbangkan 10 persen dari total produk domestik bruto (PDB) nasional. Pertumbuhan PDB pariwisata nasional mencapai 4,8 persen dengan tren kenaikan hingga 6,9 persen atau jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur dan pertambangan.
Sedangkan efek devisa dari pariwisata tak kalah dahsyat. Dalam hitungan Arief, setiap investasi USD 1 juta mampu menghasilkan PDB USD 1,7 juta atau 170 persen. Fakta itu menunjukkan devisa dari pariwisata tertinggi dibanding industri lainnya.
Adapun untuk urusan tenaga kerja, sektor pariwisata tak kalah kinclong. Angka terakhir menunjukkan pariwisata mampu menyumbang 9,8 juta lapangan kerja atau sebesar 8,4 persen dari lapangan kerja secara nasional.
Tapi memang butuh energi dan upaya ekstra untuk mengejar target wisman 15 juta pada tahun ini. Untuk mendongkrak jumlah kunjungan wisman berarti membutuhkan aksesibilitas, amenitas dan atraksi.
Untuk akses, Arief memang getol menggandeng berbagai maskapai untuk membawa wisman ke Indonesia. Dalam rangka itu pula, Arief juga membangun koordinasi dengan otoritas bandara.
Selain itu, untuk amenitas berarti membutuhkan tambahan jumlah kamar. Ketika jumlah kamar hotel tak mencukupi, maka Arief menyodorkan homestay desa wisata sebagai solusinya.
Tahun ini, Kemenpar menargetkan penambahan homestay hingga 20.000 unit. Bahkan pada 2019, jumlah homestay ditargetkan mencapai 100 ribu unit.
Bagaimana dengan atraksi untuk menarik wisman? Kini, atraksi wisata jenis alami, man-made, budaya termasuk kuliner juga makin menggeliat.
Menurut Arief, hal yang penting adalah kekompakan dan kolaborasi untuk sama-sama memajukan sektor pariwisata. Karena itu, peraih penghargaan Marketer of the Year 2013 dari MarkPlus Inc dan Indonesia Marketing Association (IMA) tersebut menjadikan HUT Kemerdekaan RI ke-72 sebagai momentum untuk menyatukan langkah demi Indonesia Incorporated.
“Karena itu saya menetapkan tahun 2017 sebagai tahun kolaborasi dan sinergi dengan semangat Indonesia Incorporated. Kerja bersama!” tegasnya. (*/wan)