COWASJP.COM – ockquote>
Saya, Arifin BH –wartawan Pos Kota dan kemudian Harian Surya hingga mengundurkan diri tahun 2006. Selepas berkutat sebagai jurnalis, saya menjadi penulis kolom Opini harian Kompas; menulis Buku Suara Surabaya Bukan Radio (2010); Buku PELAWAK –Penuntun Laku di Segala Waktu (2013) dan penulis Kompasiana. Di luar itu menjadi Tim Kreatif Tri Rismaharini, Walikota Surabaya (2009 dan 2015), dan Emil Dardak Bupati, Trenggalek (2015).
SIAPA pun di dunia ini pasti diuji oleh ALLAH SWT. Anda, saya, Mas Hadiaman, Aqua Dwipayana dan semuanya. Orang miskin diuji dengan kemiskinannya. Orang kaya tentu juga diuji dengan kekayaannya. Mengapa? Ya, itulah…agar ALLAH SWT kelak bisa berbuat adil dan tepat mengambil keputusan, mana hambaNya yang terbaik, maka ia berhak memperoleh ridha dan Surga-NYA
Kalau Anda disuruh milih, sama-sama diuji tentu akan memilih diuji yang kaya, bukan? Karena itu kayalah! Bekerja seperti apa? Ini rumusnya Aqua, yang saya kutip dari seminarnya; kerja berkualitas yang memiliki dimensi, kerja ikhlas –kerja cerdas –kerja keras, dan –kerja tuntas!
Ingin saya ulangi, bekerjalah dengan keras dan cerdas. Tumpuklah harta Anda. Jika memungkinkan jadilah miliyader atau bahkan trilliuner. Eitt…tapi jangan lupa, setelah itu pergunakanlah di jalan ALLAH SWT. Niscaya Allah akan sangat mencintai Anda. Mumpung Anda (sekarang) belum kaya, atau lagi akan kaya, atau masih belum kaya beneran, atau Alhamdulillah sudah kaya, ingat ya..”harta itu cobaan”. Anda harus memiliki “mental” baja!
Saat miskin bersahaja, rajin shalat, ringan tangan dan tidak pernah curiga. Eh, giliran mulai kaya, pelan-pelan mulai berubah. Banyak sekali orang-orang kaya, terutama para OKB (Orang Kaya Baru) tidak memikili “mental” baja. Yang paling mencolok biasanya gampang curiga alias syak wasangka. Ujian kaya atau miskin itu datang dari ALLAH SWT. Tapi gampang curiga itu lain soal, ini pasti godaan setan. Harap dibedakan antara “ujian” dengan “godaan.”
Sekalipun selama di Kota Jambi tak ada kegiatan seminar, bukan berarti sepi dari “kegiatan” silaturahim. Pagi hari (Jumat, 25/8/2017) usai shalat subuh berjamaah di Masjid Azizi, depan Hotel Swiss-Bellin, saya melihat Aqua Dwipayana berada di ruang fitness. Sambil mengayuh sepeda statis, dia berbincang dengan dua orang –juga tamu hotel.
Ketika sedang berada di restoran, dari kejauhan ada sosok berseragam dinas datang mendekat. “Pak Danrem, kenalkan ini para senior saya,” ceteluk Aqua. Mas Hadiaman dan saya, berdiri menyalami beliau. Antara serius dan tidak, kami menyimak situasi Korem 042/Garuda Putih Jambi dari Kolonel Inf Refrizal. Mulai dari gagasan soal ketahanan pangan, keamanan di Provinsi Jambi, hingga situs sejarah Kerajaan Sriwijaya.
“Sebaiknya Anda datang ke kawasan cagar budaya Muara Jambi dan shalat di masjid seribu tiang,” saran Kolonel Inf Refrizal kepada saya dan Mas Hadiaman.
Aqua Dwipayana tersenyum puas, karena bisa berpisah dengan kami. Akhirnya saya dan Mas Hadiaman jalan ditemani Pasi Intel Korem Garuda Putih Mayor Widi, sementara Aqua Dwipayana “menikmati” silaturahim dengan para koleganya di Jambi.
Aqua Dwipayana menemui sahabat barunya Ahmad Aslan yg menjabat sebagai Dirut PTPN VI Jambi. Saat ditemuinya mantan Direktur Renbang PTPN IV itu didampingi Sekper Eka Nugraha dan Kabag SDM OK Irfan. Pagi itu dua teman baik Aqua yakni Dirut PTPN II Teten Djaka Triana dan Dirut PTPN VIII Bambang Murtioso yang mengontak Aslan utk mengenalkan Aqua Dwipayana.
Waktu menunjukkan pukul 16.00 waktu setempat, ketika jumpa lagi dengan Aqua Dwipayana di Bandara Sultan Thaha Jambi. Kami bertolak ke Jakarta menggunakan pesawat Nam Air IN 063 membawa PemPek, salah satunya pemberian Kolonel Inf Refrizal. Siap! Terima kasih, nDan!
Ini pasti buah dari silaturahim…
(Ikuti seri tulisan pengalaman perjalanan SURABAYA-PALEMBANG-JAMBI-JAKARTA berikutnya)
>>>Dari hotel Mason Pine Bandung sayah ucapkan selamat istirahat. Salam hormat buat keluarga ya. Pukul 22.00 Selasa 29 08 2017.