COWASJP.COM – DUA pramugari berada di ujung pintu masuk menyambut penumpang pesawat Nam Air IN 063 yang bepergian menuju Jakarta. Berkat hubungan baik Aqua Dwipayana dengan semua pihak, selalu mendapat kursi urutan terdepan. Alhamdulillah!
“Bagasi dan kabin penuh oleh-oleh pem-pek” terdengar suara merdu salah satu pramugari yang berwajah “timur tengah.” Saya, dan mungkin semua penumpang wajar kalau terkesima memandang pramugari ini. Mas Hadiaman manggut-manggut sewaktu melewati mereka.
“Minta tolong kabin penyimpanan di atas dirapikan ya,” ujar Aqua ditujukan kepada para pramugari. Saya yang belum terbiasa kaget, karena suara Aqua cukup keras, pasti terdengar banyak orang termasuk pramugari berwajah “timur tengah” tersebut.
Saya perhatikan wajah sang pramugari. Dia tidak cemberut, tapi malah tersenyum. Lho, kok bisa? Bicara Aqua memang polos, tanpa beban. Dalam berkomunikasi Aqua sering berbicara apa adanya. Dari dua lokasi seminar yang saya ikuti, baik di UIN Raden Fatah dan di PLN WS2JB Palembang, Aqua membuka semua ilmunya menjalin silaturahim. Kejujuran dalam berkomunikasi memang syarat penting agar pesan dapat diterima dengan baik. Kebohongan semata bakal membawa malapeta.
Selagi saya menginventaris puluhan teori komunikasi ketika dulu masih kuliah, Aqua yang duduk di samping kiri, berbisik: “Pak Arifin sama Pak Hadiaman menginap semalam di Jakarta. Sudah saya siapkan tempat”. Saya menghela nafas sambil melihat langit dan bintang di luar sana dari jendela sebelah kanan…
“Pak Arifin silakan kontak anak-anak, biar bisa saling bertemu. Kamar akan saya sediakan,” lanjut Aqua, polos. Saya pun mengangguk. Sementara gigi dan bibir saling menggigit, mata tetap menatap langit. Berdoa, sekaligus membayangkan dua anak saya wajahnya berseri ceria. Dua anak saya yang tinggal di Jakarta, tentu tidak mengira berjumpa dengan saya. Sebagai anak kos, keduanya akan menginap di kamar paling bagus (suite room) hotel Mercure Cikini, Menteng! Salah seorang pemegang saham hotel itu adalah Ventje Suardana yang merupakan teman akrab Aqua.
Tidak disangka-sangka seringkali menyapa manusia. Percaya atau tidak, itulah bagaimana TUHAN membuat rencana. Itulah cara TUHAN membuat “halte” (tempat berhenti sementara), agar manusia –termasuk saya- merenung sejenak.
Sekalipun Mas Hadiaman selalu bilang, “Aqua memang top!”, di sisi lain kepada saya masih sering bertanya, “Di mana letak kehebatan Aqua Dwipayana?” Meskipun Mas Hadiaman mengakui apa yang dijalani Aqua –lewat konsep silaturahim tiada henti-, adalah sebuah keikhlasan, dalam benak masih merajalela rasa penasaran. Jujur saja, saya tadinya juga punya pikiran (sekali lagi, pikiran) yang sama.
Ya, kesimpulannya, selama masih di alam pikiran, maka sulit membuktikan. Tapi kalau sudah merasakan dan meyakini –apalagi menjalani, maka proses silaturahim benar-benar dahsyat. Saya sekadar. mendapat “limpahan” rahmat dari proses silaturahim yang sudah belasan tahun dijalani oleh Aqua Dwipayana.
Sejak saya dan Mas Hadiaman di Bandara internasional Juanda Surabaya di Sidoarja, di Palembang, Jambi, hingga di Jakarta, selalu mendapatkan fasilitas yang terbaik. Menginap di hotel bintang 5 dan 4 serta selalu duduk di kursi terdepan di pesawat. Itu semua bukti nyata dahsyatnya silaturahim tanpa pamrih yang selama ini intens dilakukan Aqua.
Di bagian akhir ini, sengaja tidak menuliskan tentang biografi saya (kalau ingin tahu silakan di-scroll ke atas). Mengapa? Supaya saya bisa ikhlas. Mengutip The Wisdom of Abdul Qadir Al-Jailani –Bekal Menjadi Kekasih Allah: “Keikhlasan dalam diri kalian tampak saat kalian tidak tergoyahkan oleh pujian dan celaan orang lain serta tidak pernah mengharapkan sesuatu dari orang lain”
Salam…!
>>>Dari hotel Mason Pine Bandung seusai olahraga bersama Ero serta menjelang sharing Komunikasi & Motivasi di Rakor Semester II 2017 PLN Distribusi Jawa Barat, saya ucapkan selamat mengintensifkan silaturahim dgn tulu ikhlas. Salam hormat buat keluarga ya. Pukul 08.00 Rabu 30 08 2017