COWASJP.COM – DUTA Besar Republik Indonesia di Azerbaijan Husnan Bey Fananie gencar mempromosikan Indonesia. Resepsi Diplomatik yang digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Baku, Azerbaijan di Boulevard Hotel pun menjadi ajang marketing potensi budaya dan pariwisata. Mulai dari kuliner yang disajikan hingga rangkaian acara yang ditampilkan.
Apa yang dilakukan Dubes Azerbaijan Husnan Bey Fanani itu diapresiasi Menpar Arief Yahya. Menurut dia, untuk membangun pariwisata nasional menjadi kelas dunia harus dilakukan bersama-sama dalam spirit Indonesia Incorporated. "Maju serentak, tentu kita menang," kata Arief Yahya.
Ketika Presiden Joko Widodo sudah menetapkan pariwisata sebagai core economy bangsa dan leadin sector pembangunan nasional, semua unsur harus kompak. Solid untuk berkolaborasi sesuai bidangnya, dengan gol utama 3 prioritas presiden. "Yakni pariwisata, pangan dan pertanian," papar Arief Yahya.
Tarian tradisional Bali Merak Angelo yang dibawakan oleh penari dari Yayasan Belantara Budaya Nusantara. (Foto: Erwan/CoWasJP)
"Kemenpar sendiri menetapkan 3S sebagai corporate culture atau budaya bekerja kepada seluruh insan pariwisata. Solid, Speed, dan Smart. Solid itu kompak dengan semua unsur dengan Indonesia Incorporated. Speed itu bekerja cepat, karena persaingan ke depan, yang cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar mengalahkan yang kecil!" jelas Arief Yahya.
Lalu, smart, bekerja lebih cerdas, lebih pintar, mengutamakan yang utama! Mengerjakan dengan gol utama, target Presiden Jokowi untuk mendatangkan 20 juta wisman di 2019. "Dan itu hanya bisa dilakukan dengan cara Go Digital!" lanjut Arief Yahya.
Berbagai strategi yang smart pun diluncurkan, dari marketing strategy dengan BAS, branding advertising selling. Media strategy dengan POSE, paid media, own media, social media, endorser. Strategi pengembangan destinasi dengan 3A, atraksi, akses, amenitas. Strategi promosi dengan DOT, destinasi, originasi, timeline.
Becak yang dipajang di depan pintu masuk menjadi spot foto para tamu. (Foto: Erwan/CoWasJP)
Apa yang dilakukan di Azerbaijan, persisnya di Boulevard Hotel itu bisa memperkuat branding Wonderful Indonesia. Apalagi menampilkan aneka masakan khas, yang sudah menjadi ikon kuliner Indonesia. "Terima kasih Pak Dubes, terima kasih Kemenlu, salam Wonderful Indonesia," katanya.
Para tamu dari kalangan diplomat negara-negara sahabat yang berada di kawasan Kaukasia ini mendapat suguhan rendang, gado-gado, nasi goreng, semur lidah, dan ayam bakar. Rendang adalah kuliner juara dunia dari Indonesia versi CNN. Sedangkan gado-gado dan nasi goreng merupakan makanan favorit Presiden ke-44 Amerika Serikat Barack Obama.
Lalu ada pula martabak manis dan minuman khas "bir pletok". Bir plethok adalah istilah khas di Jawa Tengah dan Yogya untuk menyebut minuman rempah dari bahan secang dan kayu manis.
Untuk menghadirkan menu khas ini, KBRI Baku memberikan brief khusus kepada chef hotel tempat acara berlangsung. "Lalu kami diundang untuk merasakan hasil racikan chef tersebut. Kami pun memberikan saran kurang ini, kurang itu untuk membuat rasa yang lebih pas. Alhamdulillah, akhirnya rendangnya lumayan oke," ujar Duta Besar RI untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie usai acara.
Suasana Indonesia langsung terasa sejak tamu mau masuk hotel menuju ballroom. Di depan pintu sudah dipasang payung khas Bali. Lalu, begitu masuk disambut karpet merah yang di kanan-kiri ada aksesoris kuda kepang, becak Yogya dan manekin dengan pakaian tradisional beberapa daerah di Indonesia. Wewangian aroma terapi juga terasa di sekitar acara.
Tak pelak, tempat-tempat itu menjadi spot foto para tamu. Bahkan duta besar Malaysia bersama istri pun berfoto di atas becak di sisi kanan pintu masuk. Tamu-tamu lain, berfoto di manekin dengan baju-baju tradisional atau di photo booth yang khusus disediakan KBRI Baku. Foto both dengan gerbang khas Bali dilengkapi payung berlatar belakang peta Indonesia dengan tulisan Welcome to Indonesia.
Dubes Husnan Bey Fananie (kiri) bersama Menteri Tenaga Kerja dan Perlindungan Sosial Kependudukan Republik Azerbaijan Salim Yanvar. (Foto: Erwan/CoWasJP)
Photo booth ini nyaris tak pernah sepi sejak sebelum acara hingga setelah acara. Para tamu, diplomat negara-negara sahabat menyempatkan diri berfoto di tempat ini. Dubes Husnan juga mengajak Menteri Tenaga Kerja dan Perlindungan Sosial Kependudukan Salim Yanvar oglu Muslumov berfoto di tempat ini saat sebelum pulang.
Beberapa diplomat mengaku surprise dengan konsep acara resepsi diplomatik. Menurut mereka ini yang pertama dan sangat menarik. Apalagi selama berlangsungnya acara, para tamu disuguhi pula berbagai pertunjukan budaya di atas panggung. Mulai dari Tari Bali Merak Angelo, Tari Saman, Tari Piring Minangkabau, Tari Pencak Silat serta video Wonderful Indonesia di tiga layar lebar yang ada di ruangan berkapasitas 1.000 orang ini.
Tari Bali dibawakan oleh penari dari Yayasan Belantara Budaya Indonesia yang didatangkan khusus untuk event Indonesia Cultural Festival 2017. Sedangkan penari lainnya gabungan antara penari Azerbaijan dan warga Indonesia yang tinggal di Baku.
Tak hanya itu, para tamu juga mendapat cendera mata buku "Indonesia: Treasure of The Equator" serta suvenir Wayang Golek Jawa Barat. Para tamu juga dibagikan kartu nama Dubes Husnan yang ada akses aplikasi mCode untuk bisa mendapatkan buku "Indonesia Treasure of The Equator" versi e-book.
Video Wonderful Indonesia juga ditampilkan di Resepsi Diplomatik KBRI Baku Azerbaijan. (Foto: Erwan/CoWasJP)
Yogi Arifiandy dari Dana Dyaksa Nusantara (member of JFK Group) penggagas penerbitan ini, memandu para tamu untuk menggunakan gadget mereka membaca buku versi digital ini. Beberapa tamu pun langsung mencoba.
Resepsi diplomatik digelar sebagai rangkaian peringatan HUT ke-72 Republik Indonesia dan menandai 25 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Azerbaijan. Saat memberikan sambutan Dubes Husnan mengatakan hubungan kedua negara berlangsung sangat lama.
"Itulah mengapa pencak silat, seni beladiri tradisional Indonesia, sangat populer di sini. Sekitar 30 sekolah pencak silat dengan 5.000 anggota terdaftar di Azerbaijan," ujar cucu salah satu pendiri Pondok Pesantren Modern Gontor ini.
Manekin dengan baju-baju tradisional juga menjadi ajang berfoto para tamu Resepsi Diplomatik KBRI Baku. (Foto: Erwan/CoWasJP)
Dubes Husnan juga mmenyampaikan, dalam lima tahun terakhir pihaknya mencatat ada 40 kunjungan delegasi resmi antar kedua negara. Tidak termasuk kunjungan pelajar, mahasiswa, akademisi, dan kalangan dunia usaha.
Semua menunjukkan hangatnya hubungan persaudaraan antara kedua negara dan masyarakatnya.
Saat ini, ada sebanyak 38 anak muda Azerbaijan yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia, termasuk S2, serta ada 67 anak muda Azerbaijan yang belajar bahasa dan budaya Indonesia di Universitas Bahasa Azerbaijan di Baku.
Dubes Husnan juga mengungkapkan nilai ekspor Indonesia yang meningkat dua kali lipat lebih pada dua tahun masa kerjanya di Azerbaijan. "Dari USD 19 juta di tahun 2015 menjadi USD 46 juta di tahun 2016. Sebagaimana yang dicatat dan dilaporkan Azerbaijan State Statistical Committee," tegas Doktor lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogya ini. (*)