COWASJP.COM – ockquote>
SEJAK Sabtu tengah hari kemarin, sesaat meruyaknya kabar di medsos dan online yang memberitakan KPK lakukan OTT terhadap Eddy Rumpoko (ER) di rumdin Walikota Batu, banyak kalangan khususnya yang mengenal kepribadian ER terkesiap. Karena terkaget-kaget dan rasanya tak percaya.
Kekagetan itu berubah tertegun ketika malam harinya sekitar pukul 20.40 WIB, beberapa stasiun televisi mengcover ER keluar dari gedung Mapolda Jatim dikawal personil Brimob dinaikkan bis menuju Bandara Juanda untuk dibawa ke Jakarta. Dan rasa tak percaya terjawab Minggu sore tadi sekitar pukul 17.45 KPK menetapkan ER sebagai tersangka korupsi dan ditahan di Cipinang.
Dari peristiwa yang menimpa ER, menyimak kronologis OTT dan tuduhan yang disangkakan seperti ditulis berbagai media online yang mengutip keterangan komisioner KPK La Ode M Syarif, ER dinyatakan menerima uang Rp 200 juta fee dari proyek pengadaan mebelair untuk perkantoran pemerintahan Kota Wisata Batu yang dipimpinnya selama dua priode.
Sebelum OTT terhadap ER, KPK lebih dahulu menangkap Edy Setiyawan (ES), Kadinas ULP beberapa saat setelah bertemu Philifus Djab (PD) pemilik Hotel Amarta Hill. Sedangkan menurut pengakuan ER, petugas KPK menemuinya dengan menggedor pintu kamar mandi. Sementara itu, PD diamankan petugas KPK saat duduk di Gazebo taman rumdin. Dan dari tangan PD personil KPK menyita tas berisi uang. Artinya, uang itu bukan di tangan ER. Dan posisi ER sendiri sedang mandi.
Dari rangkaian OTT ER seperti yang dilansir berita media siber, dan didahului dengan tertangkapnya ES setelah makan siang bersama PD di restoran Hotel Amarta Hill. Kemudian PD sendiri diamankan di Gazebo taman rumdin Walikota, merupakan suatu hal yang ganjil dan janggal.
Tak salah bila ada yang berpendapat ER bukan kena OTT. Tapi, kena jebakan 'Batman' alias peristiwa yang sudah dirancang atau bahasa gaulnya diskenario. Konon, ER yang jabatan Walikotanya bakal berakhir Desember mendatang, sudah dibidik sejak Ramadhan (Mei) lalu untuk dijadikan pesakitan.
Di balik kronologis "OTT" ER, diamankannya ES, PD dan Jebakan Batman yang terjadi di rumdin Walikota Batu itu, analisa subyektif penulis mengaitkan musibah yang menimpa ER dengan intern partainya. Kenapa dan ada apa? Jawabnya akan terkuak kelak.
Hanya saja, sebagai bahan meraba-raba untuk menemukan jawaban itu, adalah saat 10 September lalu tatkala Megawati Ketum PDIP datang ke Malang didampingi Hasto Kristiyanto (HK) yang menggunakan pesawat jet pribadi (carteran) mendarat di Bandara Abdulrahman Saleh, ER tak ikut menyambut. Justru yang menjemput di tangga pesawat Bupati Banyuwangi Azwar Anas dan Budi 'Kanang' Sulistiyono Bupati Ngawi. Bahkan keduanya ikut menyambut Megawati Senin 11 September di Bandara Juanda bersama Risma Walikota Surabaya dan Wagub Jatim Gus Ipul. Ketidakhadiran ER itu tak lazim. Pasalnya, ER yang juga Ketua DPC PDIP Malang selalu mendampingi Megawati bila berkunjung ke Malang dan Blitar.
Kemudian, sore kemarin, saat ER masih jadi berita OTT dan KPK belum menetapkannya sebagai tersangka, HK alih-alih menetralisir keadaan, justru ia menyatakan ke pers akan menjatuhkan sanksi pemecatan kepada Walikota Batu. Padahal terhadap fungsionaris partai yang terkena masalah hukum terkait korupsi, HK sebagai Sekjen malah sering menyatakan partainya akan memberikan bankum. Semisal seperti yang dialami Arif Witjaksono Ketua DPC PDIP kota Malang.
Jadi, ER antara OTT, Jebakan Batman dan Intern Partai?
Wallahualam bissawab.(*)