COWASJP.COM – INDONESIA, sebagai negara maritim terbesar di dunia diharapkan bisa meningkatkan pasokan kebutuhan produk perikanannya ke pasar domestik Spanyol. Hal tersebut disampaikan oleh Walikota Vigo Abel Caballero saat singgah di stan Indonesia Paviliun E Nomor 7 dalam Pameran Internasional Produk Makanan Laut dan Makanan Beku (International Seafood and Frozenfood Exposition) di Kota Vigo, Spanyol, (3/10). Pameran berlangsung hingga 5 Oktober 2017.
Dalam peninjauan keliling area pameran itu, Abel Caballero menerima miniatur KRI Dewaruci ukiran perak Jogja. Abel menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas partisipasi Indonesia. Dikatakannya, Spanyol ingin meningkatkan kerjasama dengan Indonesia di bidang industri perikanan, untuk memasok kebutuhan produk perikanan pasar domestik Spanyol.
Abel Caballero juga mengatakan industri perikanan merupakan tulang punggung perekonomian Kota Vigo dan Daerah Otonom Galicia. Kontribusi industri perikanan ini mencapai 42% dari total pendapatan Daerah Otonom Galicia, dan menyerap ribuan tenaga kerja.
Pemerintah Kotamadya Vigo telah bertekad untuk memodernisir infrastruktur industri perikanan Vigo, termasuk memperluas area pameran 5.000 m2 yang akan siap dipakai pada Pameran tahun 2018.
Dalam pameran yang diselenggarakan oleh CONXEMAR (Confederasi Importir dan Exportir Produk Hasil Laut) tersebut, stan Indonesia yang berukuran 150 m2, diisi oleh lima perusahaan. Yakni PT Pahala Bahari Nusantara, PT Dharma Samudera Fishing Industries, PT. Tobiko Utama, PT Samudera Mandiri Sentosa dan CV Adi Tirta. Pameran diikuti oleh 608 peserta dari 43 negara.
Duta Besar RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso menyampaikan bahwa Indonesia tampil di Pameran tersebut mengingat Indonesia memerlukan pasar dengan daya serap yang tinggi. “KBRI Madrid dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Barcelona kembali berpartisipasi dalam Pameran Internasional Produk Makanan Laut dan Makanan Beku karena pameran ini merupakan salah satu pameran produk perikanan terbesar di dunia, dan tentunya di Eropa,” tegas Yuli Mumpuni.
Dubes Yuli Mumpuni juga menginfokan bahwa Spanyol setiap tahunnya menerima lebih dari 77 juta turis asing. Pada tahun 2016 menjadi negara pengimpor produk hasil laut terbesar di Eropa dan nomor empat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Jepang dan China. Spanyol juga memiliki industri pemrosesan hasil laut yang terbesar di Eropa.
Namun karena permintaan dalam negeri yang sangat tinggi dan tidak dapat dipenuhi oleh produk Spanyol sendiri maka Spanyol harus mengimpornya dalam jumlah yang besar.
Pada tahun 2016 saja misalnya, pasar domestik Spanyol menyerap produk tersebut sebesar USD 8,2 miliar, naik dari USD 7,6 miliar pada 2015. Diperkirakan, pada tahun 2017 akan menyerap sebesar USD 8,3 miliar. “Sementara produk nasionalnya hanya mampu mengisi senilai senilai USD 4,8 milyar (2015) dan USD 5,1 miliar (2016), dan pada 2017 sekitar USD 5,2 miliar,” tambah alumnus Fisipol UGM ini.
Untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar tersebut, maka total impor Spanyol untuk produk hasil laut (HS Code 03) pada tahun 2015 tercatat USD 5,6 miliar. Kemudian pada 2016 tercatat USD 6,3 miliar USD. Diperkirakan pada tahun 2017 total impornya akan mencapai USD 6,3 miliar.
Atase Perdagangan Elisa Rosma menambahkan bahwa partisipasi Indonesia pada Pameran ini juga antara lain untuk menjaga pasar produk perikanan Indonesia di Eropa, khususnya di Spanyol.
“Pada tahun 2016, ekspor produk perikanan Indonesia ke Spanyol meningkat sebesar 20.63% atau senilai USD 17.707.930, yang totalnya mencapai USD 21.360.740. Dengan nilai ekspor tersebut Indonesia dapat menempati posisi ke-45 dalam daftar eksportir produk perikanan ke Spanyol,” urai Elisa Rosma.
Diharapkan dengan keikutsertaan pada pameran ini, diperoleh transaksi baru untuk supply tahun depan dan nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Spanyol lebih meningkat.
Menurut catatan Kepala ITPC Barcelona, Mohammad Deden, pada tahun 2016 Conxemar yang diikuti oleh 520 peserta, dikunjungi oleh 30 ribu pelaku bisnis dari 105 negara. Saat itu, ada tujuh (7) perusahaan Indonesia yang berpartisipasi dan mencatat transaksi yang cukup besar, mencapai USD 10 juta. (*)