COWASJP.COM – Ecotourism dengan manajemen berbasis masyarakat yang ada di Kabupaten Kulonprogo menarik perhatian panitia Soprema (Sociopreneur Muda Indonesia) 2017. Panitia kompetesi "pencarian" generasi muda berjiwa sociopreneur yang peka terhadap masalah sosial ekonomi masyarakat itu pun merencanakan field trip ke Wisata Taman Sungai Mudal.
Mudal adalah sebuah mata air yang memancar dari kedalaman gua di kawasan Girimulyo, Kulon Progo. Dinamakan Mudal karena sumber air ini selalu memancarkan air sepanjang tahun hingga dapat mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga sekitar melalui pipa-pipa. Aliran airnya yang jernih juga meluap membentuk aliran sungai serta melewati air terjun dengan nama serupa, kemudian berlanjut hingga Air Terjun Kembang Soka dan Air Terjun Kedung Pedut yang letaknya lebih rendah.
Nah, ratusan anak muda Indonesia dari 30 provinsi yang tergabung dalam 90 tim dan mengikuti serangkaian tahap penilaian untuk melaju ke babak final akan menikmati keindahan alam Pesona Kulonprogo tersebut. Wisata Sungai Mudal dipilih karena pengelolaan Ecotourismnya berbasis masyarakat relevan dengan semangat Soprema yakni socioenterprenurship atau kewirausahaan sosial. Panitia Soprema pun sudah melakukan audiensi "kula nuwun" ke Wakil Bupati Kulonprogo Drs H Sutedjo. Cerita dari Sutedjo semakin memperkuat ketertarikan terhadap pengelolaan Wisata Sungai Mudal.
Babak semifinal dan final Kompetisi dan Expo Sociopreneur Muda Indonesia (SOPREMA) 2017 akan dilaksanakan pada 10-12 Oktober. Kegiatan yang diadakan oleh Youth Studies Centre (YouSure) UGM ini bekerja sama dengan Kemenpora dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Field trip ke Wisata Sungai Mudal dijadwalkan tanggal 10 Oktober.
Jika tahun lalu peserta SOPREMA datang dari 22 provinsi, tahun ini para peserta tersebar dari 30 provinsi di Indonesia. Dengan mengusung tema Express Your Creative Passions, diharapkan SOPREMA 2017 mampu melahirkan generasi muda berjiwa sociopreneur yang peka terhadap masalah sosial ekonomi masyarakat.
Melalui SOPREMA 2017, Kemenpora berharap lahir generasi wirausaha muda yang memiliki kesadaran, motivasi, keterampilan untuk berwirausaha, dan peka terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya.
“Sociopreneur menjadi ujung tombak mengidentifikasi masalah sosial dan menjadi solusi. SOPREMA menjadi wadah pembentukan pemuda sebagai generasi petarung masa depan. Harapannya generasi ini memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungannya karena hanya orang-orang yang memiliki jiwa seperti inilah yang akan menjadi pemimpin,” ucap Drs. Ponijan, Asisten Deputi Kewirausahaan Kemenpora RI.
Tak hanya dari Kemenpora, dukungan juga datang dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI menunjukkan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan wirausaha muda dalam SOPREMA 2017. “BRI selalu mendukung upaya-upaya untuk mencetak wirausaha muda, salah satunya melalui SOPREMA. Dengan menjadi salah satu pemberi dana bantuan kepada para pemenang SOPREMA, kami ingin memberikan kesempatan kepada para pemuda di seluruh Indonesia agar mendorong lahirnya produk-produk baru yang inovatif, kreatif, meningkatkan kualitas kompetisi pasar, dan mengentas permasalahan di daerahnya,” kata Dr. Suprajarto, Direktur Utama BRI.
Drs Ponijah, Asisten Deputi Kewirausahaan Kemenpora memberikan plakat kepada tim Nilam Socioenterprise sebagai Jawa SOEPREMA 2016 (Foto: istimewa)
“SOPREMA adalah salah satu program unggulan UGM sebagai bentuk socioentrepreneur university. Hadirnya SOPREMA kami harapkan mampu memberikan wadah bagi generasi muda untuk berkarya dan mengentaskan masalah sosial yang ada di sekitarnya. Tentunya kegiatan ini memberikan kontribusi untuk UGM dengan membantu mempercepat upaya pembentukan generasi muda yang mandiri dan produktif,” ujar Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.
Senada dengan Panut, Dr. Erwan Agus Purwanto, Dekan FISIPOL UGM menuturkan bahwa kegiatan SOPREMA adalah salah satu perwujudan UGM sebagai universitas berkarakter sociopreneur. “Hadirnya SOPREMA mendorong anak muda, tidak hanya mandiri tetapi juga memiliki kepedulian terhadap persoalan sosial. Selain itu terjadi pula pelebaran kesenjangan antara kelompok yang kaya dan yang miskin. Pelebaran jarak status ekonomi tersebut harus segera ditangani oleh para pemuda. Terakhir, munculnya masyarakat digital yang akan menjadi tantangan bagi para pemuda,” ucap Erwan.
Sedikit berbeda dari tahun lalu, kini peserta SOPREMA terdiri atas dua kategori, yaitu start up untuk rintisan dan kick off untuk pemula. Dari dua kategori tersebut, masing-masing memiliki dua tema, yaitu industri kreatif dan ketahanan pangan.
Dari segi substansi proposal, peserta akan dinilai dari sisi kelayakan bisnis, gagasan, dampak wirausaha sosial, dan keberlanjutan potensi bisnis sosial. Selain itu, dalam performa presentasi, peserta akan dinilai dari kejelasan peserta menggunakan alat peraga yang digunakan, kemutakhiran alat peraga, desain alat peraga, dan relevasi alat peraga dengan substasi. Tak ketinggalan, cara penyampaian mereka dalam presentasi juga akan dinilai.
Tiga kriteria di atas akan dinilai oleh para juri yang merupakan akademisi dan praktisi di bidangnya yang terbagi dalam dua kategori, kick off dan start up. Seleksi tahap semifinal untuk kategori kick off akan dinilai oleh Denok Marty Astuti (praktisi), Rommy Heryanto (Praktisi), Saptuari Sugiharto (praktisi), dan Dr. Ahmad Agus Setiawan (akademisi) untuk tema industri kreatif.
Sedangkan untuk tema ketahanan pangan akan dinilai oleh Prof. Dr. Ali Agus (akademisi), Sugeng Handoko (praktisi), Iswanto (praktisi), dan Nur Agis Auliya (praktisi). Untuk kategori start up dengan tema industri kreatif akan dinilai oleh Timbul Raharjo (akademisi), Octo Lampito (praktisi), Yuswohadi (praktisi), dan Dian Sasmitha (praktisi). Untuk tema ketahanan pangan akan dinilai oleh Dr. Jamhari (akademisi), Sunarno Timbul (praktisi), Nico Setyo Utomo (praktisi), dan Andreas Maryoto (jurnalis).
Seleksi tahap final akan dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober. Adapun juri yang akan hadir untuk kategori kick off adalah Dian Sasmita (praktisi), Dr. Ahmad Agus Setiawan (akademisi), dan Octo Lampito (jurnalis). Sedangkan untuk kategori start up adalah Prof. Dr. Ali Agus (akademisi), Timbul Rahardjo (praktisi), dan Andreas Maryoto (jurnalis).
Semua peserta tidak hanya mengikuti penilaian semata, namun juga akan mengikuti serangkaian kegiatan. Selain field trip ke Taman Sungai Mudal, Kulon Progo juga ada kegiatan Expo Sociopreneur yang berlangsung mulai 10 hingga 12 Oktober di Ghra Sabha Pramana. Kegiatan Expo ini akan diikuti oleh para pemenang kompetisi SOPREMA 2016, pemenang kompetisi sociopreneur serupa, peserta kategori start up SOPREMA 2017, BUMN, swasta, dan peserta umum.
Tidak ketinggalan, para peserta juga akan dibekali ilmu sociopreneur melalui kegiatan workshop dan coaching clinic pada tanggal 11 Oktober.
Masih satu rangkaian dengan kegiatan di atas adalah penyelenggaraan Seminar dengan tema “Aksi Pemuda untuk Indonesia” pada 12 Oktober di Grha Sabha Pramana dengan menampilkan beberapa pembicara ternama, seperti: Menpora Imam Nahrawi, perwakilan BRI, Sandiaga Uno (Entrepreneur), Parman Nataatmadja (Direktur Utama Permodalan Nasional Madani), Budiono Darsono (Presiden Komisaris media Kumparan), serta Mustofa Romdloni (Presiden 4.0 Komunitas Tangan Di Atas /TDA).
Direktur Pelaksana SOPREMA 2017, Dr. Hempri Suyatna mengatakan bahwa dengan persebaran peserta yang semakin luas di tahun ini, yaitu mencakup 30 provinsi, diharapkan mampu memberikan keberagaman baik dari sisi ide, inovasi, dan kreasi yang dihadirkan. Tak hanya itu, peserta juga mampu memberikan terobosan yang inovatif, berpotensi berkelanjutan, dan memiliki dampak kuat untuk pengentasan masalah-masalah sosial. (*)