COWASJP.COM – ILUSTRASI: Borobudur Marathon 2017 (Foto-foto:SaranaKita, istimewa/grafis: CoWasJP)
BOROBUDUR Marathon 2017 tak hanya sekadar ajang sport tourism. Event yang digelar di Kompleks Taman Lumbini, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada 19 November 2017 itu juga bakal menjadi sarana meningkatkan perekonomian melalui pariwisata.
“Kami berharap kegiatan ini bisa mengangkat olahraga dan tourism sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat di Jawa Tengah,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, Senin (30/10).
Harapan Heru sangat beralasan. Selama ini, sport tourism di Indonesia selalu mendatangkan impact ekonomi yang tidak sedikit. Dari mulai Ironman di Bintan, Tour de Flores, Tour de Singkarak, hingga lomba selancar dan paralayang, semua selalu sukses mendatangkan wisman dalam jumlah yang sangat massif.
"Menurut Menpar Arief Yahya sport tourism efektif karena nilai media value atau indirect impactnya tinggi. Media value yang didapat minimal bisa dua kali lipat dari direct impact turis yang datang, karena dipromosikan oleh media nasional dan internasional sebelum, sesaat, dan sesudah acara. Dan saya sangat setuju dengan itu," terang Heru.
Benchmarknya bisa langsung dilihat dari suksesnya Tour de Flores, Tour de Ijen, dan Tour de Singkarak yang sudah mandiri dengan sponsornya. Dalam perjalannya, even-even sport tourism tadi selalu jadi trending topic. “Itu yang tak ternilai harganya. Perekonomian pasti akan terdampak positif, dari mulai penginapan, restoran sampai pedagang kaki lima akan merasakan nikmatnya,” ucapnya.
Bila ditarik ke Borobudur Marathon, impactnya diyakini bakal sama. Apalagi Borobudur sudah ditetapkan menjadi ’10 Bali Baru’. Kawasannya terus ditata dengan standard global. Akses, amenitas dan atraksinya mengarah ke world class. “Bayangkan jika satu pelari membelanjakan uang 500ribu, sudah Rp. 5 miliar uang yang beredar di Borobudur. Dan pastinya tidak mungkin mereka hanya menginap satu hari di Borobudur,” urainya.
Bagi yang penasaran, slot untuk menjadi peserta masih terbuka lebar. Nantinya 10 ribu pelari baik dari dalam maupun luar negeri, akan ditantang untuk melahap lomba yang terbagi dalam tiga kategori. Yaitu Full Marathon (42 kilometer), Half Marathon (21 kilometer) dan 10 kilometer. Dalam rute tersebut, para peserta akan diajak berlari sambil menikmati keindahan dan pesona Candi Borobudur dan sekitarnya. Hingga saat ini sudah lebih dari 5.000 peserta yang mendaftar.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah, Urip Shihabudin, juga seirama. Menurutnya, salah satu target besar dari kegiatan Borobudur Marathon ini adalah mendatangkan lebih banyak jumlah wisatawan mancanegara ke destinasi dunia ini.
"Kemenpar tahun ini menargetkan kunjungan 15 juta wisman. Sedangkan target untuk kunjungan ke Candi Borobudur khususnya mencapai 2 juta wisman. Hal ini yang kami harapkan dapat tercapai," ujar Urip.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun langsung sumringah. Even Borobudur Marathon 2017 ini diyakini akan memberi dampak positif yang sangat besar. Apalagi, di sekitarnya ada Jogja – Solo – Semarang (Joglosemar) yang juga punya commercial value yang tinggi. "Memang pemerintah daerah (Pemda) butuh modal besar di awal, akan berkorban dulu. Tapi memang seperti itu biasa. Uniknya sport tourism ini modalnya tidak hanya dari Pemda, akan banyak sektor yang terlibat," ujar Menpar Arief.
Hasil yang didapat bisa berkali-kali lipat. Selain media value yang tinggi, pundi-pundi uang bisa mengalir ke Jawa Tengah via tiket, merchendise, dan yang paling besar ialah sponsor karena publikasi akan sangat besar. “Silakan ikut Borobudur Marathon. Destinasinya world class, sudah banyak dikunjungi tokoh dunia. Dijamin Anda akan happy,” ajak Menpar Arief Yahya. (*/Erwan Widyarto)