Hutan Muria Kritis, Jadi Prioritas Reboisasi

Ketua Umum PP Kagama Ganjar Pranowo menanam pohon di Hutan Pinus Setra, Batealit, Jepara.

COWASJP.COM – Pegunungan Muria menjadi prioritas untuk penghijauan kembali alias reboisasi. Langkah ini dilakukan karena banjir yang tejadi di Kabupaten Kudus dan Pati ternyata sumbernya dari kerusakan cukup parah yang ada di kawasan hutan di Batealit, Jepara ini. Kerusakan hutan yang parah ini dikonfirmasi oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam sejumlah kesempatan. 

Ganjar kembali menyampaikan kritisnya hutan di kawasan Gunung Muria itu saat melakukan kegiatan Reboisasi (Penanaman Pohon) 2021 pada Sabtu (4/12). "Kondisinya kritis banget, kalau dilihat dari udara akan terlihat jelas. Iya. Kalau kita melihat pakai drone itu kelihatan, gundul. Makanya sering banjir. Karena apa? Karena (hutannya) rusak," kata Ganjar.

Reboisasi di Hutan Pinus Setra, Desa Batealit, Kabupaten Jepara ini diinisiasi oleh Kagama 4x4 Adventure dan Kagama Pengurus Cabang (Pengcab) Jepara. Selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Ganjar Pranowo begitu bersemangat menanam pohon bersama sejumlah komunitas.

Sejumlah komunitas dari Jepara dan Kudus juga bersemangat dalam penanaman pohon ini. Di antaranya para mahasiswa Universitas Islam NU (Unisnu) Jepara, pelajar SLTA di Batealit, Tahunan, Pecangaan dan Mayong Jepara, Komunitas Motor Vespa, Komunitas Jeep 4 x 4, Komunitas JWBA (Jeep Wisata Bahari), Komunitas Motor Trail Jepara (Jepara Trail Club), Komunitas Pecinta Alam Jepara, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jepara dan Pramuka Saka Wana Bakti Kudus.

Kegiatan reboisasi ini merupakan kolaborasi dari sejumlah komunitas Kagama maupun dengan pihak lain. Yakni Kagama 4x4 Adventure dan Kagama Pengcab Jepara berkolaborasi, didukung Perum Perhutani. Kemudian didukung oleh PT. Petrokimia Putra Gresik, PT. Pupuk Kaltim, PT. Japfa Ciomas Adisatwa, dan PT. Pertamina Hulu Energi.

Ada sekitar 8.000 ribu bibit pohon yang ditanam dalam kegiatan ini. Sebanyak 3.000 bibit pohon dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah dibagikan pada masyarakat. Dua kelompok masyarakat penerima manfaat program Kagama Peduli Menanam ini adalah warga Desa Batealit Jepara dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumberejo – Batealit. 

Tanaman untuk reboisasi ini meliputi bibit tanaman keras. Di antaranya mahoni, sengon, dan bibit tanaman buah seperti durian, nangka, alpukat, jambu biji, jambu air, jambu mete, dan kopi Arabika. Masing-masing 500 batang. 

Ganjar Pranowo dengan penuh semangat menanam langsung beberapa bibit pohon. Dengan cangkul di tangannya, ia urug lubang tempat bibit pohon itu ditanam. Sembari bergeser ke panggung acara tempat penyerahan bibit pohon secara simbolis, Ganjar terus mengurug lubang-lubang tempat bibit pohon ditanam. 

"Itu, ayo ditanam, "katanya menunjuk bibit pohon pada satu lubang tanam. Saat ada yang menjawab kalau pohon itu sudah ditanam, Ganjar mengangkat bibit pohon yang dia tunjuk. Membuktikan kalau bibit pohon tersebut masih diletakkan. Belum diurug. "Wis ditanam piye. Ini masih di polibag," sahut Ganjar sembari membuat lubang dengan cangkulnya dan menanam bibit pohon mahoni itu.

ganjar2.jpgGanjar mengajak semua yang hadir di kegiatan Kagama Peduli Reboisasi 2021  untuk menanam.

Sesekali ia berseloroh, bercanda dengan para peserta lain yang kurang semangat. "Wis nanem pira? Ah tenane? Ayooo, tanam. Bareng-bareng. Ora mung fota-foto wae, " kelakarnya.

Tidak hanya pada 250-an orang yang hadir di acara Reboisasi 2021 ini, Ganjar pun mengajak masyarakat untuk giat menanam. "Mumpung kita masih dikasih hujan, kami ingin semua bergerak melakukan penghijauan di wilayahnya masing-masing. Kita tanam sebanyak-banyaknya. Kalau perlu cari tanaman langka. Agar anak cucu kita nanti mendapatkan manfaat lebih banyak," tegasnya. 

Kepada kelompok tani petani yang hadir saat penanaman pohon ini, Ganjar juga mengajak agar mereka berkomitmen menjaga hutan. Para petani pun menyatakan komitmennya tidak hanya mengelola hutan tetapi ikut mengembangkan hutan. Ganjar memuji kelompok tani yang ikut mengembangkan hutan itu dengan menyebut mereka adalah masyarakat yang memiliki loyalitas tanpa batas.

Selain bibit pohon, masyarakat juga mendapatkan bantuan pupuk. "Kami mendapatkan bantuan sebanyak 15 ton pupuk untuk program ini. Sudah ada di gudang Sekretariat Kagama Pengcab Jepara, " ujar Ketua Kagama 4x4 Adventure Heri Budiarto.

Heri menambahkan, kegiatan penanaman pohon diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat, berupa kegiatan ekonomi dari hasil pengolahan lahan dan wisata alam, serta peningkatan taraf hidup masyarakat. "Kalau pohon yang ditanam nanti berbuah, masyarakatlah yang akan mengelolanya. Mereka yang akan menikmati hasilnya. Bukan Kagama." tandas Heri Budiarto.

ganjar1.jpgPelajar dari Batealit, Jepara ikut menanam pohon di kegiatan Reboisasi Pegunungan Muria, Sabtu (4/12).

Guna mendukung program pariwisata Hutan Pinus Setro sebagai destinasi wisata, Kagama 4 X 4 Adventure dan Kagama Pengcab Jepara juga membangun fasilitas tiga buah toilet semipermanen dan fasilitas jaringan air. Tahap selanjutnya juga akan dikembangkan 5 destinasi wisata air terjun di desa Batealit ini.

"Untuk program ini, rencananya kami melakukan perawatan dalam janga waktu kurang lebih 2 tahun, dengan memberikan bantuan pupuk kepada elemen masyarakat yang terlibat langsung dalam perawatan dan penanaman pohon. Kami, sebagai alumni UGM, juga ingin menunjukkan untuk tidak hanya bicara tetapi melakukan tindakan nyata. Mengajak menanam dengan memberi contoh menanam," tambah pria yang biasa disapa Herbud ini.

Kegiatan Reboisasi Gunung Muria juga dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis Ke-72 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dies UGM diperingati pada tanggal 19 Desember 2021. Reboisasi dalam suasana gerimis ini dihadiri sejumlah pihak. Di antaranya Sekda Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko mewakili Bupati, Dandim 0719/Jepara Letkol Arh. Tri Yudhi Herlambang, Kapolres Jepara AKBP Aris Tri Yunarko, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah Widi Hartanto, serta dari Balai Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan (BSPTH) Provinsi Jateng ibu Yeti. (*)

Pewarta : Erwan Widyarto
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda