COWASJP.COM – Awal November 2021 mendatang, penikmat seni lukis bisa menikmati lukisan karya 9 pelukis Madiun. Pameran yang digelar di Eat House Cafe Caruban ini dititel BRART2021 (Banjir Rejeki Art 2021). Berikut tulisan Santoso, wartawan senior di Madiun.
***
Sembilan pelukis dari Kota Madiun selama seminggu akan pameran lukisan di Eat House Cafe, Caruban. Pameran dengan titel BRART2021 (Banjir Rejeki Art 2021) ini akan berlangsung sejak 1 sampai 7 November 2021 mendatang. Tak hanya pameran, mereka juga melayani lukisan on the spot.
Sembilan pelukis itu masing-masing:
Make Joka
Wayank Krokot
Joko Wiyono
Dwi Warno
Nova Effendi
Alfi
Erwan Cethee
Edy Subroto
Aznarsky.
‘’Pameran ini sudah ke dua kalinya di sini,’’ kata Musa Hendri, bos Eat House Cafe and Garden, Jalan Diponegoro 1 Caruban.
Musa Hendri memang termasuk sosok yang peduli dengan seni, termasuk seni tradisional. Karena itulah ia sering menampilkan berbagai macam kesenian yang ada di wilayah Madiun, seperti dungkrek, cokekan, kroncong sampai pameran lukisan.
Leaflet BRART2021. (FOTO: istimewa)
Bukan tanpa maksud kalau Musa Hendri memberi kesempatan kepada pekerja seni untuk tampil. Seperti BRART2021 ini.
‘’Tujuannya membantu eksistensi seniman lukis di tengah pandemi dan memberi ruang pada mereka,’’ ungkapnya.
Untuk pameran lukisan paling tidak sudah dua kali diadakan. Pertama September lalu. Dan animonya cukup bagus, karena baru kali ini ada pameran lukisan di Caruban.
Untuk yang kedua, awal November ini, tak hanya seniman lukis yang ditampilkan. Tapi juga pekerja seni lainnya yang dikemas dalam sebuah acara cantik. Seperti musik akustik, musik tradisional, bahkan ada bedah sastra dan musikalisasi puisi juga.
Tentu saja fasilitas yang diberikan oleh Eat House disambut antusias oleh para seniman. Seperti Jokowiyono alias Si Jon dan Frangki alias Wayang krokot. Karena selama ini, mereka belum pernah mendapat kesempatan seperti ini di Kota Madiun sendiri sebagai tempat kelahirannya.
Bahan untuk melakukan kegiatan sanggar lukis untuk melatih anak-anak menggambar, proposal yang diajukan untuk menempati Taman Ngrowo Bening juga tidak disetujui.
‘’Kalau tidak disetujui ya kami menggunakan fasilitas umum seperti Taman Bantaran,’’ kata Wayank Krokot.
Sang pelukis Wayank Krokot. (FOTO: istimewa)
‘’Pengen banget sebenarnya para sederek-sederek seni di Madiun punya wadah sanggar supaya kegiatan-kegiatan bisa tertampung. Ya akhirnya kita nyari support pribadi dari para sederek-sederek. Seperti Om Musa Hendri, Pak Ukky. Yang mungkin tempatnya bisa kita manfaatkan untuk kegiatan seni,’’ katanya.
Dua orang yang disebut itu justru warga kabupaten
Lha kota bagaimana??? Memang ada yang bisa dipakai, yakni Gallery 6 Negara yang lokasinya di Pahlawan Street Center (PSC).
‘’Lha kalau Gallery 6 negara kan toko kung. Wong kita nitip lukisan dan segala macam di sana dipotong 30 %.. bukan seperti yang kita harapkan untuk para pekerja seni Madiun.’’
BARU 2015
Wayank Krokot sendiri, memang baru aktif berkesenian sejak 2015. Sebenarnya ia sudah lama melukis, namun beberapa tahun ia bekerja di Bumi Serpong Damai, Tangerang. Meski pekerjaannya juga tak jauh-jauh dari seni gambar. Saat itu ia bekerja untuk menggambar bangunan.
Musim pandemi, ketika sektor lain terpuruk, Wayank Krokot justru merasa eksis, lantaran banyak menerima orderan. Dia memang berpromosi lewat sosial media. Sehingga banyak mendapat pesanan dari luar kota.
Sebagai seniman ia masih tetap memegang idealisme juga dalam hal melukis. Namun karena tuntutan zaman, juga tentu urusan periuk nasi keluarganya, ia pun tak berpantang melukis realis.
‘’Karena kebanyakan order ya berupa foto,’’ katanya. ‘’Kalau pas sepi saja saya melukis apa kesukaan saya, termasuk karikatur,’’ ungkapnya.
Karena itulah ia juga saya sebut kayak teman saya Wahyu Kokkang, karikaturis Jawa Pos. (*)