Sang Begawan Media

Investasi Paguat

Markas Polsek Paguat, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. (FOTO: Polsek Paguat)

COWASJP.COM – SESEKALI Anda perlu menyebut nama daerah ini: Paguat. Itulah kecamatan di Kabupaten Pohuwato. Letaknya di bibir Teluk Tomini, 3 jam dari Gorontalo.

Yang membuat Paguat terkenal adalah Kapolsek di situ: Iptu Yunus Miraji. Ia merangkap menjadi admin investasi lewat komputer itu. Belakangan investasi itu bermasalah: ribuan orang jadi korban. Mereka mendatangi Polsek Paguat: ramai-ramai minta pengembalian investasi. Tepatnya, mereka mendatangi rumah admin investasi tersebut. Yang di perumahan dinas Polsek. Hanya berbatas tembok dengan Mapolsek.

Nama lembaga investasi itu: FX Family. Pemiliknya juga seorang anggota Polri: Ariyanto K. Yusuf. Ia orang Gorontalo asli. Pangkatnya: Aipda. 

Pemilik investasi itu, Aipda Ariyanto, kini dinyatakan buron. Masuk DPO kepolisian. Polisi jadi buron polisi. Sejak Jumat (10/12/2021) lalu.

BACA JUGA: Kroni Texmaco

FX Family terkenal di seluruh Gorontalo. Tidak hanya di Paguat. FX punya admin di beberapa kabupaten di provinsi itu. Bahkan, yang di kota Gorontalo, lebih dari satu admin.

Pemilik dan para admin yang anggota Polri itulah yang membuat FX lebih dipercaya. Juga karena FX memberikan bunga investasi yang fantastis. Antara 27 pCt sampai 30 pCt sebulan. Jadi, setiap investasi Rp 100 juta, dapat Rp 25 juta/bulan selama 1 tahun.

Itu memang luar biasa —asal-asalannya. Tapi itu pula yang jadi daya tarik. Sampai ada yang jual rumah. Dengan harapan tahun depan bisa beli rumah yang lebih besar.

Ada juga yang ambil kredit kecil. Dengan harapan bisa bayar bunga/cicilan dari pemutaran uang di FX. Masih pula ada penghasilan tambahan.

AY.jpgOwner FX Family Pohuwato, AY, menyatakan bertanggung jawab terkait permasalahan trading forex FX Family yang mencuat saat ini. (FOTO: screenshot video - gopos.id)

Tidak hanya itu yang ajaib. Lihatlah pangkat mereka: juragan di FX berpangkat Aipda. Admin FX berpangkat lebih tinggi: Iptu. Sang admin adalah Kapolsek. Sang juragan: anak buahnya di kedinasan.

Investasi seperti itu ternyata sudah merata. Pun sampai Paguat —nama yang begitu asing di banyak telinga orang Indonesia.

Maka Paguat kini terkait dengan dua hal yang ilegal: investasi ilegal dan tambang emas ilegal. Hasil tambang emas ilegal itu banyak juga yang masuk ke investasi ilegal.

Selebihnya Paguat adalah kota kecil yang damai. Dengan pohon-pohon kelapa di sepanjang pantainya. Dengan ikan-ikan tuna besar tangkapan nelayannya.

Berita susulan: yang dinyatakan buron itu, konon kemarin, sudah menyerah di Jakarta.

Bagi sekitar 2.000 orang korban FX masih harus berjuang. Investasi FX Family ini dimulai sejak 2020. Tapi menjadi top sejak Februari tahun ini. Yakni ketika mereka mulai benar-benar mendapat 27 persen sebulan itu. 

Mereka mulai panik ketika Polda Gorontalo mengeluarkan seruan: waspada investasi yang menjanjikan bunga terlalu tinggi. 

Sebagian dari mereka berharap agar pemilik FX tidak dipenjara. Yang lebih penting uang mereka kembali.

Aneka investasi sekarang ini memang luar biasa. Banyak namanya. Banyak jenisnya. Banyak caranya.

Ada crypto, ada currency, ada robot, ada robot forex, ada best profit. Terlalu panjang menyebutnya di sini.

Ketika saya di Jakarta pekan lalu pun sejumlah pengusaha muda merasa menjadi korban sejenis itu. Mereka menemui saya. Sekitar 30 orang. Sampai resto Yongdaeri penuh. Terutama penuh keluh kesah: uang investasi mereka tidak kembali. Ada yang sampai Rp 2,5 miliar.

anggota-FX-Family.jpgPuluhan anggota FX Family berkumpul di depan Polsek Paguat, Kamis 9/11/2021. (FOTO: Hendrik Gani - dulohupa.id)

Kalau dijumlah, dari yang curhat hari itu saja: Rp 40 miliar lebih. Mereka memang pengusaha muda: yang cowok ganteng-ganteng. Yang cewek cantik-cantik. Tapi mereka sama: merasa teperdaya.

Awalnya mereka menjadi murid seorang motivator muda yang ngetop. Sang motivator membuat kelas bisnis. Menarik. Setahun tiga atau empat kali.

Satu kelas isinya 40 orang. Bayarnya Rp 40 juta/orang —untuk satu seri pertemuan. Di akhir seri mereka tur bersama ke luar negeri.

Saat jadi murid itulah sang motivator mengajak investasi crypto. Dengan imbal margin yang menggiurkan. Agar dapat harga murah mereka harus membeli paket yang Rp 15 miliar. Mereka bisa membeli bersama: satu paket Rp 15 miliar. Siapa investasi membayar berapa. Dari mereka terkumpul Rp 15 miliar.

Dibelilah paket itu. Atas nama sang motivator. Memang ketika kirim uang, mereka mengirimkannya ke nama pribadi motivator. Mereka hanya mendapat tanda terima lewat handphone.

Lalu ada tawaran lagi investasi serupa. Dengan objek baru: beli kapal. Paketnya lebih besar lagi.

Mereka tertarik dua hal: yang menawari investasi itu adalah guru mereka. Kedua, janji hasilnya sangat menggiurkan.

Janji itu tidak terwujud. Mereka merasa teperdaya. Ada yang mengadu ke polisi. Ada yang diam saja.

Mengapa mereka curhat ke saya?

Itu karena nama saya ikut dipakai promosi. Demikian juga nama-nama tokoh lain, seperti Sandiaga Uno.

Saya memang pernah bertemu sang motivator: di sebuah seminar mahasiswa. Ia jadi pembicara pertama. Saya terpana dengan kemampuan bicaranya hari itu. Pinter sekali memberi motivasi.

Lalu ia ke rumah saya. Bersama sejumlah pengusaha muda. Rupanya itu sebagian dari murid kelasnya. Tentu kami foto-foto di rumah saya. Foto itulah, yang menjadi salah satu bahan promosinya. Juga foto beberapa tokoh lain.

Saya masih ingat nama motivator itu: Reiner. (*)

Penulis: DAHLAN ISKAN, Sang Begawan Media. 

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Artikel Berjudul: "Kroni Texmaco"

Leong Putu

wadaaaaaawwwww...cuma ta tinggal minum bentar saja...... 212 melayang.....

Tyang Mjk

iya tul enak dolo jamannya pak Harto, waktu itu aku masih pengantin baru, istri baru masih wangi kinyis-kinyis, masih kenceng, masih mesran, nah jaman sekarang yah anda sudah tahu, boro-boro bau parfum adanya cuma bau balsem bau minyak kayu putih. wkwkwk

Amat

Klo kata sebagian lagi generasi old, enak jaman Pak Harto drpd sekarang. iyalah, dlu enak masih anak-anak, mau jajan tinggal minta ortu, mau apa tinggal minta. Sekarang, kerja dlu baru bisa. Itu pun klo punya kerjaan.

Mbah Mars

To Leong, Amat, Aryo: angel tenan bisa duduk di singgasana pertamax. Lebih mudah mersih komen pilihan. Jam 03.49 hampir 7 kali aplikasi Disway saya refresh karena artikel yg muncul masih yg kemarin. Di refresh ke 7 baru muncul Kroni Texmaco. Saat komen terkirim ternyata sdh menjadi nomor 5. Nomor keramat sih sebenarnya. Pancasila hehehe.

Ada lagi ungkapan, "Hutang disauri suara". Jangan-jangan kasus Texmaco ini juga begitu, kok yg ditagih lebih galak dari yg nagih. Angel...angel.

Aryo Mbediun

Hutang itu bikin hidup kian hidup mas'e. Apalagi H digeser pake K, light UP your night. 

CJ DW

Orang yang punya banyak uang, punya ingatan lebih baik. Tapi, menagih utang tidak perlu ingatan yang baik, cukup dengan nota merah dan surat jalan saja - menurut kenyataan di lapangan.

Pat Kay

Khas negeri via Vallen, yang diberi utang lebih galak drpd yang punya uang .....  Lebih galak drpd istrinya mbah pry   He ...he 

Siswanto Amburukno

Selamat pagi Abah. Gatel tangan saya ini untuk ikut berkomentar ketika mendengar kata "Texmaco". Dulu ketika saya masih sekolah Stm, tahun 2001. Waktu itu saya sedang membaca surat kabar Suara Merdeka. Ditengah halaman surat kabar ada sebuah iklan, full sampai dua halaman kalau saya tidak lupa. Disitu ada foto - foto mesin textile gede banget, mesin diesel truck, tanki boiler, bus, truck perkasa dan apalagi saya lupa. Pokoknya gambar - gambarnya membuat jiwa engineering saya menjadi bergelora. Dan yang bikin tambah bergelora adalah, semua itu adalah "made in Indonesia". saya hampir nggk percaya waktu itu, ternyata texmaco bisa membuat mesin industri sendiri. Ini lo Bah yang saya maksud, "bisa bikin sendiri", atau mungkin " Indonesia bisa bikin sendiri mesin". Waktu terus berlalu, tiba2 saya mendengar Bosnya meninggal bunuh diri karena terlilit hutang. Denger2 juga karena orang luar negeri tidak suka kalau negara kita bisa memproduksi barang2 industri dasar. nggk beda juga dengan kasus IPDN waktu itu. Ternyata kemajuan negara kita tersandera kepentingan politik ya Bah?

andriardian ardian

saya kenal texmaco saat mereka pegang klub bola basket Aspac Texmaco di awal 2000an, Aspac sudah berganti-ganti sponsor dan kini mundur dari liga basket, tapi namanya tetap harum sebagai salah satu pemegang gelar terbanyak di liga basket indonesia sejak era kobatama hingga IBL. dulu basket adalah ajang pengusaha tekstil unjuk gigi, selain texmaco aja juga klub Bhineka Sritex solo. saya harap Texmaco mau terjun lagi ke basket, cuma buat info, publisitas buat perusahaan dengan cara terjun ke dunia olahraga itu penting. itulah kenapa mulai eric tohir sampai rafi ahmad terjun kedunia olahraga. mulai gurp2 bisnis besar di amerika sampe sultan-sultan arab terjun ke olahraga. ayo texmaco terjun ke basket lagi. hehehe

Kopi Toraja

kalau anda wartawan... matilah sebagai wartawan yang berintegritas, kalau anda pengusaha matilah sebagai pengusaha yang ulet, kalau anda seorang guru matilah sebagai guru yang diteladani, kalau anda seorang presiden matilah sebagai presiden yang dicintai rakyatnya, dan seterusnya... silahkan dilanjutkan sesuai profesi. tapi jangan hanya membaca comeents tiap hari.

Disway 18083915

oohh,jadi intinya MATIlah wartawan, MATIlah pengusaha, MATIlahguru, MATIlah p..... nggak berani ahh!

Yuli Triyono

Saya tidak setuju dengan pernyataan : 'orang yang punya banyak uang punya ingatan lebih baik'. Orang2 tua di desa/kampung saya, yang ekonominya rendah, banyak yang masih bisa diajak ngobrol tentang banyak hal.

yea aina

Menurut survei asal-asalan juga, orang kita banyak yang pelupa. Lupa sama janji kampanye yang gak pernah terealisir, sekaligus membenarkan survei versi abah DI bahwa uang kita pas-pasan saja

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda