Sang Begawan Media

Aipda Kenari

Bos investasi online FX Family Aipda Ariyanto Yusuf saat menjalani pemeriksaan Propam di Polda Jabar, 15/12/2021.(FOTO: istimewa - gorontalopost.id)

COWASJP.COM – Boentoelio. Embodo. Doelamajo. Tembito. Bombaa. Tilamuta. Marisa.

Itu bukan nama-nama kota di Italia. Semua kota itu ada di Gorontalo. Di sekitar Paguat, yang Kapolsek dan stafnya menjadi orang terkenal belakangan ini: berbisnis investasi, FX Family. Yang menghebohkan itu. Seorang ibu sampai sakit: uangnya nyangkut sampai Rp 3 miliar. Sang ibu tidak sendirian. 

Masih ada beberapa lagi yang di kelas Rp 3 miliar. Pun di Gorontalo, ternyata begitu banyak orang yang punya uang nganggur miliaran rupiah. 

Saya salah: Paguat ternyata bukan ibu kota Kabupaten Pohuwato (Disway 15 Desember). Paguat hanya kota kecamatan. Kecil sekali. Nun di pedalaman Gorontalo yang jauh. 

Sudah banyak daerah di Gorontalo yang saya kunjungi, tapi belum pernah menjelajah ke kawasan itu. Saya masih agak sulit membayangkan Paguat —kecuali membayangkan Bumbulan, yang di dekat Paguat. Di situlah konglomerat Ciputra dilahirkan. Hanya sepelemparan batu dari Paguat. Lebih dekat ke laut Teluk Tomini. 

BACA JUGA: Investasi Paguat

Paguat terletak di jalur jalan Trans Sulawesi. Itulah jalur utama yang menghubungkan kota Gorontalo dengan Palu, lewat Teluk Tomini. Ibukota Kabupaten Pohuwato sendiri ternyata di kota Marisa —juga di jalur jalan yang sama, lebih ke pinggir pantai.

Tentu saya harus minta tolong wartawan yang ada di Paguat untuk bahan tulisan hari ini —dan juga tulisan yang lalu. Namanya: Riyan Lagili. Dari Harian Gorontalo Post yang satu grup dengan Disway.

Anda sudah tahu: bos FX Family itu seorang polisi berpangkat lumayan: Aipda. Setingkat pembantu letnan dua di TNI. Ia anggota biasa di Polsek Paguat. Umurnya 37 tahun. Asli Gorontalo: dari Desa Tilamuta, Boalemo. 

Namanya: Ariyanto Yusuf. Anaknya dua orang, masih kecil-kecil. Ia lulusan Bintara Polri 2002. 

Yang hebat, atasannya langsung, 

BACA JUGA: Kongres Lahan

Iptu Yunus Miradji, Kapolsek Paguat, justru menjadi anak buahnya di FX Family. Nama Kapolsek itu: Yunus Miradji. Pangkatnya: Iptu, setingkat letnan satu. Lulusan Bintara Polri tahun 2000. Ia juga asli Gorontalo. Tamatan SMK3. 

Sang atasan tidak sungkan hanya menjadi salah satu dari banyak admin FX Family.

Menurut sumber tepercaya Disway, Ariyanto sudah ditangkap. Di Bandung. Di sebuah villa. Lalu dibawa ke Polda Jabar. Di situlah Ariyanto diperiksa awal. Lalu diterbangkan ke Gorontalo, dua hari lalu. 

Kini Ariyanto lagi diperiksa Provos Gorontalo.

Pemeriksaan oleh Provos itu hanyalah yang menyangkut pelanggaran disiplin Polri. Yakni Ariyanto itu tidak pernah masuk kantor. Setidaknya sudah selama enam bulan terakhir. Dalam istilah kemiliteran itu dianggap melakukan desersi.

Provos akan menyerahkan hasil pemeriksaan itu ke pimpinan Polri. Pimpinanlah yang akan menjatuhkan sanksi. Misalnya: dipecat dari kepolisian.

Setelah itu, untuk urusan investasinya, mengikuti aturan hukum sipil. Bukan wewenang Provos lagi. Itu pun kalau ada yang mengadukannya secara pidana.

Para korban biasanya pilih tidak mengadu, asal uang bisa kembali. 

AYnyar.jpg1.jpgPemilik FX Family, Aipda Ariyanto yang DPO, menurut sumber tepercaya sudah ditangkap di Bandung. (DESAIN GRAFIS: pojoksatu.id)

Kapolseknya sendiri juga sudah diperiksa Provos di Gorontalo. Dugaan kesalahannya: membiarkan anak buah tidak masuk kantor. Juga tidak melaporkannya ke atasan —bahwa ada anak buah yang melanggar disiplin seperti itu. 

Para korban sendiri masih bingung. Tidak ada keterangan apa pun yang bisa mereka dapat. Yang beredar justru foto-foto rumah bagus. Dari berbagai kota. Termasuk foto rumah artis Jennifer Dunn di Jakarta. Menurut yang beredar di medsos itu rumah-rumah tersebut dibeli Ariyanto —dari dana investasi masyarakat.

FX Family mulai beroperasi tahun lalu. Dikendalikan dari kota kecamatan yang begitu terpencil nun di pedalaman Gorontalo. Lalu FX Family ngetop sekali awal tahun ini. Lantas bikin geger bulan lalu: ketika pembayaran bunga mulai tersendat. Memang gila. Tingkat bunga yang ditawarkan FX Family 27 sampai 30 persen setiap bulan.

Menurut penelusuran Riyan, Aipda Ariyanto sebenarnya mendapat rumah dinas di Paguat. Yakni di belakang rumah dinas Kapolsek —di sebelah pagar Mapolsek. Namun sejak tahun lalu Ariyanto sudah tidak pernah terlihat di rumah dinas itu. Ia juga jarang terlihat di tempat tugasnya. Sibuk dengan bisnis investasinya. Tanpa status cuti atau mengundurkan diri.

Mungkin mereka memang kurang pekerjaan. Paguat termasuk kecamatan yang aman. Jarang ada kasus kriminalitas di sana. Paling pencurian kayu hutan. Kalau toh sering ada pencurian kelapa, yang mencuri adalah kepiting. Tidak bisa ditangkap polisi. 

Di sana ada jenis kepiting yang sangat berbeda: yakni kepiting yang makanan utamanya kelapa. Nama kepiting itu Anda sudah tahu: Kepiting Kenari. Yang di Surabaya/Jakarta harga satu ekornya di atas Rp 1 juta. 

Satu restoran di Surabaya menjual satu porsi kepiting kenari dengan harga Rp 2,5 juta.

Kepitingnya besar. Kalau malam biasa memanjat pohon kelapa. Langsung menuju tandan buah kelapa. Sabut kelapa itu dikupas dengan supitnya. Tempurung yang begitu keras pun bisa dipecahkannya. Lalu kepiting itu makan daging kelapanya. 

Di Amerika Serikat ada satu restoran khusus kepiting yang istimewa. Ke mana pun saya pergi sering ke restoran itu. Saya terkesan dengan menunya yang serba kepiting. Juga langsung hafal tiga kata yang tertulis di kaus pelayannya: Peace, Love & Crabs. Love dan Crabs dijadikan satu rangkaian. Itu karena make love tanpa gigitan crabs kurang peace. Ingat: crabs. Bukan satu crab.

Sekarang kepiting kenari kian langka. Harga yang tinggi membuat perburuan kepiting kenari gila-gilaan. Padahal mengirim kepiting kenari dari Gorontalo ke Jawa harus pakai kerangkeng besi. Kalau pakai kotak kayu pasti jebol. Maka jangan mengartikan crabs dalam kaitan dengan love tadi dengan kepiting kenari: tempurung saja bisa dipatahkan.

Kepiting kenari memang kian langka. Aipda Ariyanto menggantikannya. (*)

Penulis: DAHLAN ISKAN, Sang Begawan Media. 

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Artikel Berjudul: Kongres Lahan

Amat

Guguak VIII Koto merupakan nama daerah yg ada di Kabupaten Lima Puluh Kota. Menurut saya, unik, nama daerah dengan kombinasi huruf dan angka. Di Sumatera Barat ada banyak: Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, IV Koto Aur Malintang, V Koto Kampung Dalam, V Koto Timur, VII Koto Sungai Sarik, IX Koto Sungai Lasi. Pasti ada sejarahnya. Saya bukan orang Sumbar, menulis kepanjangan takut offside. Biarlah nanti ada yg menjelaskan atau mengoreksi.

selawe Disway

99% tidak punya modal, proposal 99% pasti kalah dg 1% yg punya modal buesaaar

harno suharno

1% itu hukum alam. Diagram alamiah nya memang begitu. 1 jd bos yg kerjanya banyak. Coba bayangkan kalau dibalik jadi 99%..?

Longway

Selamat datang didunia keserakahan dimana tak kenal maka tak makan...

Juve Zhang

waktu berkunjung ke daerah saya gak ada bagi bagi sembako, cuma salaman dan Selfi. Sudah bikin bahagia hati rakyat bisa salaman sama Presiden, lah Presiden yg lain buka kaca mobil saja gak mau.wkwkwkwkwwkw. Presiden Jokowi memang dekat di hati rakyat, dan selalu akan ada di hati rakyat.

Wong Desa Salira Eropa

Suatu dialog dalam demokrasi. Buya mengkritisi kondisi sosial masyarakat Indonesia saat ini, berdasarkan fakta. Bukan mengkritik Jokowi atau pemerintahnya. Jokowi menjelaskan, juga berdasarkan fakta, dan kebijaksanaan yang akan diambilnya. Dialog sehat, yang kemudian dibesar-besarkan seakan-akan suatu pertikaian.

Asep Sumpena

Disway: "Sebagai doktor ekonomi Buya banyak membaca buku ekonomi." Jenjang pendidikan Buya:  S1: IAIN Prodi... S2: Manajemen. S2: Ekonomi Islam. S3: Pemikiran Islam. Dengan jenjang pendidikan di atas apakah bisa disebut Doktor Ekonomi?

Liam

Kalau di Indonesia bidang politik begitu aktif dan "memasyarakat" mungkin karena struktur pendidikan nya, yang lulusannya di dominasi oleh bidang sosial ( tebakan pribadi saya) . Berita di televisi dan media di dominasi oleh asupan berita politik. Pun sinetron nya yang juga seringkali antagonisnya menjabarkan pemakaian intrik murahan. Apa saja bisa dibuat ribut dan dihubung-hubungkan dengan politik di Indonesia. Bahkan kesannya kemajuan ekonomi itu ada di tangan pemerintah. Saya yang kurang sekolah menebak, kalau ekonomi mau maju melaju. Yang di perbaiki harus mulai dari struktur pendidikan nya dulu. Tanah di bagi-bagiin merata tanpa ada kemampuan mengolah juga percuma. Berikut data yang saya kutip dari statisticdotcom . Lulusan S2 dan S3 China ( dipisahkan spasi) Engineering 226,198-24,084 Administration 101,30-23,467 Medicine 69,771-10,634 Education 50,921-1,199 Law 46,3893-134Science 44,424-13,975 Literature33,527-2,149 Economics 31,708-2,193 Agriculture 26,830-3,147 Art 23,265-666 History 4,839-775 Philosophy 3,226-729 Military service 51- 24

Komentator Spesialis

Dan tidak hanya menampung air di ember. Sampai pompa airnya dibawa lari.

Sadewa

Memang sudah suratan takdir, tanah didominasi oleh 1% Penduduk, begitupun Laut. Dari dulu Penguasa Laut kita cuma satu yaitu : Nyi Roro Kidul.

Robban Batang

Kegagalan trickle down effect. Ketika satu ember penuh diharapkan tetesannya kepada sekitar, ternyata yang punya ember, yang sudah memperoleh berbagai fasilitas dan kemudahan malah menempatkan ember-ember lain untuk menampung tetesan-tetesan itu.

Johan

Sebenarnya semua rakyat tanpa terkecuali memiliki hak untuk mendapatkan 1 kavling tanah. Ukuran -/+ 2,5 x 1,5 meter. Syarat mendapatkan nya cukup mati saja.

Parikesit

Secuil sandiwara politik, demikian saya menangkapnya, mereka berdua bertukar senyuman, selepas bersitegang. Menoreh dusta tergapai duka, Jaya syiar ulama, umaro berjaya pula. Timbullah tanya rakyat awam, siapa dalang siapa wayang.    Sugeng sonten.

*) Diambil dari komentar pembaca www.disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda