COWASJP.COM – Adalah Rohman ( 45 th ) penjual belerang keliling di sekitar Kawah Ijen Banyuwangi. Dia sampai di Ijen sekitar pukul 01.00 dini hari sesuai jam awal dibukanya pintu pendakian menuju kawah Ijen.
Saya temui saat menjajakan belerang pukul 05.30. "Sudah dua kali jam segini saya naik turun," katanya.
Kata dia, belerang yang dia ambil akan dijual ke sebuah PT penampung belerang, yang menampung dan membeli dari para penambang tradisional. Dihargai Rp 1.250 per kilogram. Murah sekali.
Lebih baik berjualan keliling lebih menguntungkan. Misal belerang berbentuk kura-kura sekepal tangan dihargai Rp 5.000. Dan miniatur belerang yang ditaruh di keranjang kecil ditawarkan Rp 75.000.
"Lumayan dapat uang lebih banyak dibanding menjual ke penampung" ujarnya. Namun menjual belerang ke penampung adalah pekerjaan utamanya. Menurutnya sehari bisa mendapatkan 200 hingga 250 kilogram untuk dijual ke penampung tersebut.
Untuk ke lokasi tambang belerang harus berjalan kurang lebih 1 km. Belerang itu dikumpulkan di atas. Setelah terkumpul diangkut dengan troli. Selanjutnya dibawa turun. Melewati medan yang lumayan berat.
Betapa susahnya mencari makan, dengan beban berat membawa belerang, berjalan menelusuri jalanan yang licin. Naik turun sekitar 4 km (pergi pulang 8 kilometer). Sedangkan saya mendaki saja sudah gempor...
Mari kita syukuri. .
Saluut buat para penambang tradisional belerang. Wong cilik yang berjuang hidup. Pantang menyerah. (*)