COWASJP.COM – JAKARTA. Penuh kejutan, kali pertama dalam sejarah pengurus harian tanfidziyah dua sosok Kartini didaulat sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2022-2027.
Kedua Srikandi tersebut adalah Hj Khofifah Indar Parawansa dan Hj Alissa Qotrunnada Wahid.
Kartini pertama adalah gubernur Jatim. Khofifah sejak mahasiswa sudah aktif di Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri). Pada tahun 2000, ia terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU sampai sekarang. Ia memimpin roda organisasi perempuan-perempuan NU selama empat periode.
Mantan Menteri Sosial itu juga memiliki banyak pengalaman di dunia pemerintahan. Mulai dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999-2001), Menteri Sosial (2014-2018), hingga Gubernur Jawa Timur (2019-2024).
Sedang Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Alissa Wahid adalah Kartini NU kelahiran Jombang 25 Juni 1973. Putri sulung KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Alissa lulusan SMA Negeri 8 Jakarta, sarjana dan magister profesi Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada berfokus pada psikologi keluarga, anak, dan wanita.
Pada 1991 hingga 1996, Alissa aktif menjadi manajer proyek sosial bernama Indonesia Planned Parenthood Association yang berfokus pada pengembangan diri anak muda dan kesehatan reproduksi di berbagai SMA di Yogyakarta.
Selain menjalankan karier dan aktivitas sosial, Alissa juga sangat aktif dalam beberapa organisasi kebhinekaan. Alissa kini menjadi Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian.
DILANTIK 31 JANUARI 2022 DI KALTIM
Susunan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah diumumkan secara resmi. Mereka akan dilantik pada 31 Januari 2022 di Kalimantan Timur
“Acara pelantikan yang bertepatan dengan Hari Lahir (Harlah) ke-96 NU versi masehi itu akan dirangkai hingga 17 Februari 2022 atau 16 Rajab 1443 yang merupakan tanggal Harlah Ke-99 NU versi hijriah,” ujar Ketua Pelaksana Pelantikan PBNU H Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) kemarin.
Di antara harlah versi masehi dan hijriah itu akan dibuat rangkaian acara di empat provinsi: .
Pertama, di Balikpapan atau Samarinda di Kalimantan Timur.
Kedua, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur. .
Ketiga, Palembang di Sumatera Selatan.
Keempat, Surabaya atau Bangkalan di Jawa Timur.
Gus Ipul yang juga Walikota Pasuruan itu mengatakan bahwa kegiatan pelantikan yang akan dirangkai dengan Harlah NU itu merupakan elaborasi dari tema yang diangkat, yakni Merawat Jagad Membangun Peradaban.
Dalam hal merawat jagad, Gus Ipul menyebutkan akan ada tiga yang dirawat. Yaitu laut, bumi, dan udara.
“Kita akan kerja sama dengan kementerian yang berurusan dengan tiga hal itu. Berikutnya membangun peradaban adalah tema yang tidak ada habis-habisnya dan akan mengiringi kepemimpinan Gus Yahya (KH Yahya Cholil Staquf) ke depan. Ini nanti akan nampak di dalam kegiatannya,” kata Gus Ipul yang dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal PBNU pada periode kali ini.
CANANGKAN KANTOR PBNU DI IBUKOTA NEGARA YANG BARU
Di Kalimantan Timur akan ada pencanangan kantor PBNU di ibu kota negara (IKN) baru. Kemudian terdapat persiapan pembangunan pesantren, universitas, dan rumah sakit milik PBNU di IKN itu.
“Jadi kita akan mengiringi pembangunan ibukota baru itu dengan sejumlah kegiatan, dan kita awali di kepengurusan pertama Gus Yahya. Kita akan kerja sama dengan pemerintah dan memohon dukungan lahan, baik itu dari kementerian kehutanan, provinsi maupun Kabupaten Penajam Paser Utara,” terangnya.
Gus Ipul, Sekjen PBNU yang baru. (FOTO: Yuana Fatwalloh/ Kumparan)
Di NTT akan ada kegiatan yang berkaitan dengan kemaritiman dan kelautan. Lalu di Sumatera Selatan, terdapat agenda tentang perubahan iklim yang terkait dengan menjaga bumi.
“Nanti ada replanting, penanaman, dan macam-macam kegiatannya. Kita sudah bagi masing-masing penanggung jawab. Jadi tema kita itu memang berkaitan langsung dengan isu aktual kita hari ini,” ujarnya.
Setiap tempat yang dijadikan sebagai pusat kegiatan itu, lanjut Gus Ipul, akan ada sesuatu yang ditinggalkan. Artinya, kegiatan pelantikan PBNU yang dirangkai dengan peringatan Harlah NU itu tidak hanya sebatas upacara seremonial.
“Tetapi Gus Yahya ingin mengajak wilayah dan cabang (agar) setelah (pelantikan) itu bekerja, sesuai dengan potensi masing-masing. Maka kepanitiaan tingkat pusat ini jumlah personelnya tidak sampai 20 orang untuk empat tempat itu. Selebihnya panitia lokal yang diperkuat. SDM wilayah dan cabang setempat,” katanya.
Gus Ipul memastikan bahwa pelantikan PBNU itu akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo di Kalimantan Timur. Sementara penutupan yang akan digelar di Jawa Timur akan dihadiri oleh Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin.
“Jadi semua ini sebenarnya yang merancang Gus Yahya. Kita hanya mengelaborasi di lapangan saja,” pungkasnya.
SEBENARNYA ADA 11 KARTINI
Sebenarnya ada 11 Kartini yang masuk pengurus PBNU. Kesebelas nama perempuan itu tersebar di beberapa bagian jajaran kepengurusan.
DI JAJARAN MUSTASYAR (Dewan Penasihat):
Di jajaran mustasyar atau dewan penasihat:
1/ Ny Hj Nafisah Sahal Mahfudz
2/ Ny Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid
3/ Ny Hj Machfudhoh Aly Ubaid.
JAJARAN A'WAN (Dewan Pakar):
4/ Hj Nafisah Ali Maksum
5/ Ny Hj Badriyah Fayumi
6/ Ny Hj Ida Fatimah Zainal
7/ Ny Hj Faizah Ali Sibromalisi
8/ Ny Hj Masriyah Amva.
JAJARAN TANFIDZIYAH (Pengurus Harian):
9/ Hj Khofifah Indar Parawansa sebagai ketua
10/ Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid sebagai ketua
11/ Ai Rahmayanti di jajaran wakil sekretaris jenderal. (*)