COWASJP.COM – Melanggar hukum, pembekuan sel telur artis Luna Maya, jika dilakukan di Malaysia atau Singapura. Di Indonesia tak ada masalah. Karena, belum ada aturan hukumnya.
***
Luna Maya cerita di YouTube Venna Melinda, begini:
"Aku udah freeze egg (membekukan sel telur). Kupikir, dengan teknologi dan pola hidup aku, aku rasa aku cukup sehat untuk seusiaku dan aku masih punya energi itu."
Ketika Luna dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Selasa (18/1/22), membenarkan itu. "Benar aku udah freeze egg. Sedia payung sebelum hujan," kata Luna yang kini usia 38. Tepatnya, sebelum dia lebih tua lagi.
BACA JUGA: Jihad Ubeidillah Badrun
Di Malaysia, itu melanggar hukum. Dikutip dari The Straits Times, 7 January 2016, pakar kesuburan Malaysia, Dr Natasha Ain Mohd Nor, kepada pers mengatakan:
"Wanita Muslim di Malaysia dilarang oleh fatwa untuk membekukan sel telur mereka sebelum menikah."
Dilanjut: "Hukum Syariah hanya mengizinkan sel telur wanita dibuahi oleh sperma suaminya. Jadi, membekukan telur untuk tujuan sosial, dilarang hukum."
Di Singapura juga sama. Dikutip dari The Straits Times, 26 Februari 2021, politikus Partai Aksi Rakyat Singapura, Cheng Li Hui kepada pers mengatakan, tindakan freeze egg adalah melanggar hukum. Kecuali bagi perempuan dengan gangguan medis berat, yang dibuktikan secara hukum.
BACA JUGA: Perkosa di Jombang, Jangan Perkosa Hukum
Cheng Li Hui penentang aturan hukum tersebut. Sebab, meski dilarang di Singapura, wanita di sana justru melakukan freeze egg di luar Singapura.
Cheng Li Hui: "Mengapa kita menciptakan lingkungan, di mana wanita sehat Singapura harus menanggung biaya dan risiko, dengan melakukan prosedur ini di luar negeri?"
Alhasil, Indonesia lebih 'bebas' dibanding Singapura dan Malaysia. Justru, perempuan Singapura dan Malaysia bisa melakukan itu di sini.
Luna, ditanya wartawan, melakukan itu buat apa? Dijawab: "Ya, buat jaga-jaga aja. Sebelum kesempatan itu hilang."
Di usia 38, Luna belum menikah. Belum punya calon suami. Sedangkan, ia paham, kemungkinan ia punya anak semakin tipis. Padahal, ia ingin punya anak.
Di akun YouTube Venna Melinda, Luna bicara lebih jelas terbuka, begini:
"Aku itu nggak pernah berpikir, jika umur itu adalah suatu masalah. Kayak dikejar umur. Ya, mungkin sebagai perempuan, ada hal biologis kalau mau jadi seorang ibu. Tapi untungnya aku sudah freeze egg."
BACA JUGA: Prabowo-Jokowi Mirip Bakmi-Tembakau
Dia ceritakan, keinginan itu sudah sejak lima tahun silam. Berarti ketika usia 33. Tapi terus tertunda. Termasuk tertunda pandemi Corona, dua tahun.
Tertunda karena, Luna mencari tahu, di mana dia bisa melakukan freeze egg. Singapura tidak bisa. Malaysia juga.
"Eee... akhirnya gue malah nemuin di Jakarta. Ya udah. Lebih baik. Lebih murah," kata Luna.
Ditanya wartawan, berapa biaya? Luna tak menjawab lugas. "Pokoknya terjangkau-lah," jawabnya. Terjangkau buat Luna, berapa? Akhirnya, dia katakan, tidak sampai seratus juta rupiah.
Dia lega. Sel telur Luna disimpan sesuai prosedur pembekuan. Beku sampai jangka waktu, bisa 100 tahun.
Kelak, sel telur Luna bisa dikawinkan dengan sperma pria. Dalam metode bayi tabung. Disebut in vitro fertilization (IVF).
"In vitro" bahasa Latin. Artinya: Di dalam kaca. Maknanya, perkawinan bayi tabung adalah mempertemukan sel telur dengan sperma di dalam kaca (tabung).
Pembekuan sel telur. (FOTO: cleveland clinic - bisnis.com)
Lalu, setelah terjadi pembuahan, disebut zigot. Barulah, zigot disuntikkan ke rahim. Bisa rahim siapa saja. Setelah masuk disebut embrio. Kemudian berkembang menjadi janin. Sampai dilahirkan sebagai bayi.
Di negara-negara yang melarang freeze egg, khususnya Malaysia, bertujuan baik. Mencegah pembentukan zigot, dari sel telur dengan sperma, milik dua orang yang bukan suami-isteri.
Meskipun, perkawinan itu bukan melalui hubungan seks. Melainkan melalui tabung. Tapi, di Malaysia: Pria-wanita kawin, harus nikah dulu.
Intinya, menyangkut definisi. Kawin tidak harus berarti pria-wanita berhubungan seks. Melainkan juga, bertemunya sel telur dengan sperma di tabung IVF. Walaupun pria-wanita-nya tidak pernah bertemu. Bahkan, bisa salah satu, atau keduanya, sudah mati.
Sedangkan dari perspektif Luna Maya, beda. Dia ingin punya anak. Tapi usia dia sudah segitu. Dia khawatir, sebentar lagi dia tidak mungkin bisa punya anak. Dari sel telur dia sendiri. Bukan anak pungut.
Kegalauan Luna, menjadi logis secara ilmiah. Berdasar uraian pakar, berikut ini:
Dikutip dari BBC, 1 September 2020, Prof Dr Dagan Wells, profesor kedokteran reproduksi Oxford University, Inggris, menyatakan, perempuan dengan sel telur sehat, terbatas maksimal sampai usia 35.
Prof Wells: "Tuhan memberi semua bayi wanita sel telur sebanyak sekitar sejuta. Setelah itu, semakin berkurang bertahap, sesuai perjalanan hidup."
Disebutkan, wanita di usia pubertas punya 300.000 sel telur. Di usia 37 jadi 25.000. Di usia 51 jadi 1.000.
Sel telur dinilai "sehat", dikombinasi dengan kualitas kromosom dan DNA. Yang hanya bisa dianalisis melalui laboratorium. Yang, setiap wanita memiliki kualitas kromosom dan DNA berbeda-beda.
Batasan Prof Wells, wanita usia 35, adalah hasil kombinasi antara volume sel telur dengan kesehatan kromosom dan DNA.
Wanita usia 35, itu batas sel telur sehat. Idealnya. Selebihnya, kurang sehat. Menjadi tidak sehat pada menopause, dikurangi delapan tahun.
Sedangkan wanita Inggris, menurut Prof Wells, mencapai menopause di usia antara 48 sampai 51.
Jadi, sel telur wanita Inggris sudah tidak sehat lagi, pada usia 40 sampai 43. Prof Wells tidak menyebutkan, berapa usia rata-rata wanita Asia menopause.
Seumpama tahap menopause wanita Inggris dengan Indonesia, sama. Maka, sisa waktu Luna Maya (merujuk teori Prof Wells) tinggal dua tahun lagi. Punya sel telur sehat. Jika lewat dari itu, musnah-lah keinginan punya anak. Dari sel telur dia sendiri.
Tapi, pertimbangan hukum di Malaysia, jadi fokus ke tindakan Luna ini. Patut dikhawatirkan, sel telur Luna dipertemukan dengan sperma pria, yang belum, atau tidak, menikah dengan Luna.
Sebab, pembentukan zigot, gampang, tersembunyi. Ngumpet di dalam tabung.
Lebih rumit lagi, seumpama, zigot hasil perkawinan sel telur Luna dengan sperma pria, entah siapa, disuntikkan ke rahim wanita, bukan Luna.
Meskipun itu hanya 'seumpama', tapi siapa bisa jamin, bahwa 'saling-silang' itu tidak bakal terjadi? Jaminannya apa?
Apalagi, Luna artis pertama Indonesia yang freeze egg. Pecah telor. Bagaimana, kalau sudah banyak artis begitu? (*)