COWASJP.COM – MAGETAN. Masa pandemi Covid-19 dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) memang terasa menyulitkan dan menyedihkan. Menggelar hajatan pernikahan atau sunatan pun dilarang. Kalau toh ada, sangat dibatasi jumlah pengunjungnya.
Namun, bukan berarti semuanya jadi suram. Banyak contoh yang membuktikan bahwa masih ada cahaya terang yang menyeruak di tengah masa redup.
Inilah salah satu contoh konkretnya. Masa pandemi membuat Ny. Suswandari kangen menu kondangan: sego pupuk, sop ayam dan es podeng. Menu pesta pernikahan ini tak bisa ditemui di warung atau resto kuliner mana pun.
Nah, terinspirasi dari sinilah Suswandari tergerak untuk membuka kedai Dhenofa di halaman rumahnya, arah PG Rejosarie, Gorang Gareng, Kabupaten Magetan.
"Semua berawal dari pandemi. Kan waktu itu hajatan dilarang. Saya jadi kangen es podeng, sop ayam dan sego pupuk yang sejatinya menu favorit saya. Ini semacam jadi tombo kangen," aku Suswandari. Selasa (25/01/2022).
Kedai ini berlokasi di Jalan Pancasila (Karya Bakti) No. 111 RT 001/RW 001 Gorang-gareng, Kec. Kawedanan, Magetan, Jawa Timur. Maka, Suswandari pun berkreasi menu di pesta pernikahan. Sebelumnya, dia mengembangkan usaha jilbab, gaun perempuan muslim dan aksesoris.
M. Arif (penulis) coba sarapan menu paket komplet : sego pupuk, es podeng, dan sop ayam kampung. (FOTO: istimewa)
Sego pupuk ala Suswandari ini berisi daging lapis yang empuk. Dipadukan sambel goreng kentang plus ati ayam. Lalu, untuk sop ayamnya ada makaroni, suwir ayam kampung, wortel dan taburan brambang goreng.
Untuk es podengnya berisi irisan nanas, pepaya, kolang-kaling dan agar-agar susu. "Menu paketan Sego Pupuk ini sudah empat sehat lima sempurna," papar Suswandari.
Dia mengaku bersyukur menu favoritnya ini bisa diterima masyarakat. Buktinya, tiap hari kedai Dhenofa selalu ramai. Lebih-lebih pas makan siang.
Kedai Suswandari libur setiap hari Jumat.
"Alhamdulillah senang sekaligus terharu. Ternyata, banyak yang rindu dan kangen dengan menu pesta hajatan pengantin. Biasanya dihidangkan dengan cara piring terbang," ungkap Suswandari. (*)
Penulis: M. ARIF, putera Mantan Wartawan Jawa Pos era Kembang Jepun: Wahas Sofyan.