COWASJP.COM – Gong Xi Gong Xi. Gong Xi Fa Cai. Zhu Ni Xian Nian Kuaile. Tidak sadar besok tanggal 1 Februari 2022 adalah libur perayaan Imlek.
Menyadari hal tersebut saat melihat handout (selebaran) Zirco yang didapat dari sekolah Growing Kid Surabaya. Ada tanda libur yang menandakan bahwa kegiatan zoom online ditiadakan. Suasana imlek di kota Lausanne tidak terlihat meriah. Kecuali di Toko Asia.
Minggu lalu kami belanja di Toko Asia Mekong di daerah Sallaz (sekitar 5 km) dari apartemen. Awal masuk supermarket tidak ada tanda semarak imlek. Namun saat mau membayar di kasir, kami heran kok banyak lampion dan angpao merah khas Imlek. Sebagai tanda perayaan, kami mendapatkan diskon belanja 18%. Lumayan lah yaa. Hehe.
Belanja ke Toko Asia ini sudah menjadi jadwal setiap 2 minggu sekali. Zirco suka sekali dengan ikan lele, udang, cumi. Praktis beli ikan dan seafood yang sudah frozen dan bersih. Tinggal masuk freezer dan dimasak sesuai jadwal yang sudah dilist sebelumnya.
Sejak di Swiss saya membuat jadwal memasak mingguan supaya tidak bingung besok mau masak apa. Selain itu juga untuk mengontrol budget saat belanja mingguan.
Alhamdulillah kami memiliki kulkas dan freezer yang cukup besar, muat menampung persediaan bahan masakan selama 2 minggu. Kalau di Surabaya saya punya kulkas dan freezer besar yang mampu menyediakan bahan masakan selama 1 bulan. Favorit Mama Yuni (ibu penulis) sekali. Belanja apapun bisa masuk semua. Ditambah kemarin pandemi yang jarang keluar rumah. Sekali belanja bisa beli hampir 10 kg aneka: daging ayam, daging sapi, ikan, dan seafood.
Kulkas adalah salah satu list furniture yang kami minta ke pihak relokasi saat akan berpindah dari Indonesia ke Lausanne. Lebih tepatnya kami meminta apartemen yang sudah full-furnished. Karena pasti akan repot kalau mendapat apartemen kosongan. Harus membeli keperluan rumah tangga sendiri.
Oh ya kawan, sekilas info, kalau kita membeli perabotan rumah tangga sebut saja di IKEA, maka pembeli wajib membawa barang belanjaannya sendiri lho. Karena ongkos kirimnya sangat mahal. Pembayaran jasa di sini mahal sekali.
Contohnya kalau kita ingin memanggil tukang bersih-bersih ke rumah seperti layaknya Go-Clean. Kita perlu membayar upah mereka 20-35 CHF = Rp 310.000 - Rp 542.500 per jam. (1 CHF = Rp. 15.500). Mahal sekali kaan? Tapi tidak diragukan hasil kerja mereka sungguh luar biasa bersih.
TIPS PILIH APARTEMEN
Sedikit tips dari kami untuk para keluarga kecil yang akan pindah keluar negeri dalam hal memilih apartemen. Selain lokasi apartemen yang letaknya strategis dengan sekolah atau kantor, alangkah baiknya tersedia mesin cuci pribadi.
Ini penting sekali bagi kami yang memiliki 2 anak dengan segala keaktifannya bisa ganti baju sehari 3 - 4x. Lebih bagus lagi apabila tersedia dryer. Supaya pakaian langsung kering tanpa perlu menjemur lagi.
Namun ternyata mesin cuci di apartemen kami cukup kuat untuk mengeringkan pakaian. Cukup dijemur 1 malam maka keesokan harinya sudah kering. Padahal ini di musim dingin. Kalau di musim panas bisa setengah hari kering.
Ketersediaan listrik, air dingin, air panas, gas, dan wifi turut menjadi utilitas yang penting. Swiss tidak perlu memproduksi air mineral dalam bentuk galon. Air kran wastafel bisa langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu. Air dingin dan air panas bisa langsung digunakan kapan pun tanpa takut gas di water heater sedang habis atau electric water heater masih proses memanaskan air.
Awalnya karena belum terbiasa kami memasak dulu air dari kran. Karena lama-lama dipikir tidak praktis ya sudah langsung minum saja. Proses memasak pun jadi lebih cepat apabila butuh air panas tinggal buka kran saja tidak perlu mendidihkan air terlebih dahulu.
Harga makanan di restoran Swiss sangat mahal, jadi lebih hemat kalau memasak sendiri. Kompor elektrik, oven, microwave, dan toaster roti sudah dipersiapkan oleh pihak apartemen. Suatu ketika Papi a pernah bertanya, “enak mana masak pakai kompor listrik atau kompor gas yang ada apinya?”. Berpikir keras saya untuk menjawabnya, “hmmm, btw, saya gak pernah masak di kompor gas papi”, sontak kami tertawa. Betul juga ya sebelumnya kan gak pernah masak.
Zirco membuat pudding karamel. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Kalau menurut saya memang lebih praktis memasak memakai kompor listrik. Bayangkan saja saya lulusan Magister Teknik tapi saat memasang regulator tabung gas tidak pernah berhasil. Selalu membuat mama saya jengkel dan emosi, haha. Kata-kata di atas selalu dilontarkan beliau. Adakah moms yang senasib dengan saya? Memasak dengan kompor listrik membuat saya tidak khawatir kalau Zirco ingin ikut belajar memasak. Zirco sampai bisa membuat bihun goreng dan pudding kesukaannya. Tentunya seluruh bahan sudah saya siapkan dan Zirco belajar memasukkan bahan ke wajan dan mengaduknya. Meskipun belepotan ke mana-mana tidak masalah. Kompor listrik mudah sekali untuk dibersihkan. Resiko kebakaran juga lebih minim dibandingkan dengan kompor gas.
Semangat belajar masak dengan kompor listrik. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Bagi para pengantin muda yang sudah punya rumah sendiri, saya sarankan untuk punya oven dan microwave. Kedua alat rumah tangga ini membuat kegiatan memasak jadi praktis dan simple. Kalau ingin menghangatkan makanan tinggal masukkan saja ke microwave. Mau buat ayam atau daging panggang yang less oil tinggal masukkan saja ke oven. Masak dalam jumlah banyak tapi belum habis, tinggal masuk oven atau microwave untuk dihangatkan besoknya. Sehinggalah kalau bisa tidak ada makanan yang terbuang sia-sia. Sekarang keluarga di Surabaya juga mulai sering memakai microwave. Jangan takut biaya listrik tinggi, karena sekarang sudah banyak produk yang low watt guys!
32
Belanja secukupnya, memasak sesuai kebutuhan, pilah sampah dengan bijak, buang sampah bisa efisien 3-4 hari sekali. Dan pastinya buang sampah ditempat yang sudah disediakan.
Kemungkinan ini salah satu mengapa jalan raya di Lausanne – Swiss tidak ramai dan macet. Karena tidak ada truk-truk besar yang lewat berkali-kali untuk mendistribusikan air mineral galon, tabung gas LPG, pemadam kebakaran, truk sampah, dsb. Ditambah lagi jadwal transportasi umum (bis dan kereta) sudah terjadwal dengan rapi.
Kalau saya ringkas, berikut adalah beberapa rekomendasi dari saya kalau ingin tinggal di Swiss, antara lain:
Pertama, cari apartemen yang dekat dengan halte bus dan stasiun metro/kereta untuk memudahkan mobilitas. Kemudian, cari full-furnished yang sudah menyediakan kompor listrik, microwave, kulkas, mesin cuci pribadi.
Apartemen kami yang super nyaman. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Selanjutnya perhatikan adanya air dingin, air panas, heater ruangan, dan wifi sudah termasuk fasilitas apartemen.
Dan yang terakhir syukur-syukur mendapat fasilitas cleaning service mingguan. Alhamdulillah setiap hari kamis selama 1 jam kami mendapatkannya. Lumayan lah ya, dalam 1 minggu ada 1 hari yang benar-benar rumah dalam kondisi super bersih, hehe.
Oh ya hampir terlupa kawan, nasi bukanlah makanan utama di Swiss. Sehingga kemarin kami membawa rice cooker dari Indonesia. Sudah bawa smart rice cooker dengan berbagai pilihan mode memasak. Meskipun sudah tinggal di Eropa, lidah tetap Asia ya. Kalau tidak makan nasi tidak afdol.(*)