COWASJP.COM – Telah terbit buku 'Konflik Jawa Pos Pasca Pecah Kongsi Dahlan Iskan versus Goenawan Mohamad' karya Bahari, mantan wartawan Jawa Pos.
Tebal buku 1.465 halaman. Buku dibagi tiga. Buku 1 terdiri 558 halaman, buku 2 sebanyak 437 halaman dan buku 3 berjumlah 470 halaman.
Berat total tiga buku 1510 gram atau 1,5 kilogram.
Buku dijual satu paket terdiri tiga buku dengan harga Rp 550 ribu. Ditambah ongkos kirim.
Buku bercerita pasca dicopotnya Azrul Ananda dari Dirut JP Koran.
Disusul pencopotan Dahlan Iskan (Dis), abahnya Azrul, dari CEO Jawa Pos Group oleh pemegang saham Goenawan Mohamad (GM) dkk.
Ini puncak dari perang terbuka antara Dis dan GM dkk. Di mana pemicunya tak jauh dari soal urusan perut. Uang dan kekuasaan.
Juga drama di balik pengkhianatan dan krimininalisasi oknum para pimpinan JP terhadap Dis. Para bruthus ini lalu menyeberang, bergabung GM dkk. Penguasa baru JP Group.
Konflik meluas menjadi
perebutan anak perusahaan antara kubu Dis v GM. Juga mencuat tagih menagih utang piutang.
Disusul pembentukan SP JP Koran karena karyawan merasa tidak aman. Di mana lahirnya SP memantik perseteruan hebat antara
pengurus SP versus direksi. Efeknya pemaksaan pensiun dini (pendi) karyawan berusia 40 tahun ke atas dan menyasar karyawan di bawah 40 tahun yang kritis.
Tujuannya: direksi membonsai gerakan SP.
Buku dilengkapi testimoni beberapa eks karyawan yang dikuyo kuyo (dibikin susah) oleh oknum direksi.
Hawa panas juga terjadi
di bagian pemasaran dan iklan JP. Mereka saling jegal. Juga hubungan panas Persebaya v JP Koran pasca Azrul Ananda dicopot dari Dirut JP Koran.
Buku dilengkapi kiprah Dis dan GM membesarkan JP dan Majalah Tempo beserta intrik, konflik di JP dan Tempo. Termasuk cerita eksosdus dan di balik bredel Tempo 1994 silam.
Juga testimoni eks karyawan JP dan Tempo terhadap Dis dan GM saat memimpin JP dan Tempo.
Juga tanggapan senior JP, pimpinan group anak perusahaan JP Group, profil pemegang saham JP.
Juga dilengkapi wawancara ikon buku ini: Dahlan Iskan dan Goenawan Mohamad yang jadi pusat pusaran Konflik JP.
Setelah buku Konflik JP terbit, sembilan eks karyawan perintis JP angkatan Kembang Jepun menggugat Dis terkait saham karyawan dan deviden ke pengadilan.
Kian ramai saja Konflik JP.
Rangkuman buku dalam bentuk sinopsis bersambung hingga empat seri yang ditayang Cowas JP. Com maupun yang dibagi di WAG Cowas, kumpulan pensiunan wartawan/karyawan JP mendapat tanggapan beragam pembaca dan anggota WAG Cowas.
AMANG MAWARDI: INI BUKU MAGNUM OPUS
Amang Mawardi pelukis dan penulis buku senior di Surabaya dalam komentarnya di CowasJP. Com. membuat catatan: Ini buku 'Magnum Opus' (Karya Terbaik atau Karya Besar). Saya rasa setiap penulis buku punya obsesi bahwa salah satu bukunya punya "label" Magnum Opus. Dan saya rasa buku ini cocok untuk dimiliki perpustakaan fakultas komunikasi yang ada jurusan jurnalistik.
Bahari memang oye!
Di sinopsis seri 4, Amang berkomentar: Luar biasa Bahari. Salut telah melahirkan buku Magnum Opus!
Ditimpali Bambang Supriyantoro, senior JP angkatan Kembang Jepun: Topik menarik, seru dan detail. Sulit ditemui di Dunia nyata. Benar benar terjadi dan terungkap gamblang. Makanya baca tulisan Mas Bahari soal Konflik Jawa Pos.
Ditambahkan Suryadi: Tulisan panjang tapi enak dibaca.
Sulaiman Ros senior JP: Seru, sengit, ambisius, menyebalkan. Semua gambaran karakter orang orang dalam tulisan Mas Bahari diungkap dengan gamblang dan berimbang.
Bukan pekerjaan mudah.
Sungguh, saya baru tahu ada "buku inting inting" he..he istilah JP banget yak.
Ali Murtadlo eks Redpel JP: kulo sampun baca ringkasannya. Seru bingit.
Cholili Ilyas, mantan KL JP Kembang Jepun: Buku Konflik... layak dibaca. Sebenarnya Konflik diawali dr era Kembang Jepun menuju Karah Agung. Sgt seru. Ada drakornya. Apalagi kalau ada nilai/unsur "3 TA"
Don Sumarwoto: cocok dipilemkan.
Mansyur Efendi: Drakor ala JP seru. Pasti laku.
KOYO MOCO KHO PING HO
Didiek Pudji Yuwono, senior JP memposting tulisan nya di WAG Cowas: Ri (Bahari) aku wis moco bukumu. Apik, pendekatanmu terhadap subyek orisinil. Itu kekuatanmu -- independensimu.
Tapi, dalam kontek sebuah buku, di mana dalam tahap tahap tertentu memerlukan "kerja tim".
Bukumu memerlukan " perbaikan" di sana sini: kurangi secara siqnifikan pengulangan pengulangan dalam alenea, bab yang tumpang tindih, perhatikan akurasi, penulisan nama, kronologi dan konten.
Total buku penuh semangat, tapi ojok lali rek, soal legal jelas beda spirit membela "tanah air".
Soal teman, jelas punya "aturan" dan etika beda dengan soal profesional. Perkoncoan juga beda dengan perusahaan. Sayangnya memang itu "fakta" yang kita hadapi. Tapi tetap saja bukumu. (disertai tanda tiga jempol)
Penulis membalas: Matur suwun Mas Didiek atas masukan dan kritiknya. Moga gawe buku ke depan lebih bagus.
Mas Didiek pun membalas: He... he.. ngomong ngomong aku dewe raiso kon gawe buku koyok iki Ri.
Penulis timpali: Luar biasa semangat baca Mas Didiek. Dalam dua hari sudah menuntaskan buku setebal 1465 halaman.
Mas Didiek menjawab: Pancen bukune unik, menarik, mocone enak. Koyo moco Kho Ping Ho, Ri....
Solichin M Awi atau Cak Sol senior JP menimpali: Sudah khatam baca. Catatan, idem sama Mas Didiek PY.
Salut untuk Bahari, butuh mental baja untuk rampungkan buku ini Har.
Bahari, sosok dg rasa penasaran yg tak pernah padam. Salut banget saat beberapa kali ke Jakarta, termasuk di tengah pandemi untuk selesaikan buku ini.
Khoirul Anwar, CEO Times Indonesia: Membaca buku karya Mas Bahari seperti belajar jurnalisme khas Jawa Pos.
Sangat renyah, kaya ide, detail, enak dibaca, mudah dimengerti dan seterusnya.
Cak BH (inisial Bahari) benar benar menunjukkan seorang jurnalis produk Jawa Pos yang sekarang susah dicari tandingannya diantara jurnalis kekinian.
Matur nuwun Cak Bahari atas ilmu jurnalistiknya.
Kita ambil yang bagus dari JP Group, kita buang yang jeleknya.
Salut untuk para suhu jurnalistik di CowasJP.com. Tabik.
Salam penulis.Bahari.
Beli buku hubungi Suhu atau Slamet Oerip Prihadi. HP 0813 2860 3634.(*)