COWASJP.COM – Gubernur Jatim Hj. Khofifah Indar Parawansa meminta Kepala Daerah se-Jatim mendukung Bank Perkreditan Rakyat (BPR) atau Bank Daerah di Jatim untuk membikin inovasi program perkreditan yang murah.
Kredit yang murah untuk masyarakat kecil, khususnya bagi pelaku usaha mikro dan ultra mikro.
Menurut Khofifah, inovasi dan terobosan tersebut dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi Jatim. Terutama di masa gelombang ketiga pandemi Covid-19.
"Tolong bantu pelaku usaha ultra mikro dan UMKM. Dengan kredit yang murah dan mudah agar sektor ekonomi bisa segera pulih. Beri mereka juga pendampingan agar modal yang diberikan bisa benar-benar termanfaatkan dengan baik," pinta Khofifah usai peresmian Gedung BPR Jombang, di Kabupaten Jombang, Senin (21/2/2022).
Khofifah mengatakan sulitnya memperoleh pinjaman modal mengakibatkan banyak pelaku usaha yang meminjam kepada rentenir maupun pinjaman online (pinjol) ilegal. Alhasil, bukannya usaha semakin maju, mereka justru terjerat lilitan utang yang menyengsarakan.
Keberadaan BPR memberikan alternatif yang aman bagi masyarakat untuk menyimpan dananya. Karena dijamin oleh LPS. Sekaligus juga dapat melayani kebutuhan masyarakat setempat akan pinjaman dari bank.
"Masyarakat kecil sering kesulitan mengakses lembaga keuangan formal. Seperti bank-bank besar. Nah di situlah seharusnya BPR memainkan peran strategisnya," imbuhnya.
Khofifah menyebut bahwa cukup banyak warga Jatim, utamanya para pelaku usaha ultra mikro tidak memiliki modal. Sehingga mereka terjerat para rentenir. Dibutuhkan dukungan dan kolaborasi semua pihak untuk mengatasi masalah ini. Dengan bersama-sama MEMUTUS MATA RANTAI RENTENIR DAN PINJOL.
Gubernur Khofifah menyambut baik peresmian Bank BPR Jombang Perseroda. Diharapkan bisa meringankan pelaku usaha ultra mikro dan mikro di Jombang.
Salah satunya dengan menawarkan bantuan modal bagi pelaku usaha ultra mikro dengan bunga sebesar 3 persen setahun. Seperti yang telah dilakukan oleh Bank UMKM Jatim.
"Kami di provinsi lewat Bank UMKM Jatim menawarkan dan menyiapkan format pinjaman ringan. Dengan subsidi bunga sebesar 3 persen per tahun. Pelaku usaha ultramikro bisa pinja maksimal Rp 10 juta," tuturnya.
"Jadi subsidi bunga ini berasal dari APBD Pemprov Jatim. Peminjamannya hanya di Bank UMKM Jatim. Kami sudah komunikasi dengan OJK karena subsidi bunganya dari APBD Jatim," tambahnya.
Secara khusus, Khofifah meminta kepada Pemkab Jombang bersama BPR Jombang Perseroda, untuk ikut memberikan pinjaman modal dengan bunga 3% per tahunnya lebih luas lagi. Dan pelaku usaha ultra mikro bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. Sekaligus bisa terhindar dari jeratan rentenir.
FOTO: istimewa.
"Saya berharap, Bank_ nge Wong Jombang yang di dukung oleh APBD bisa memberikan dukungan dan subsidi bagi pelaku usaha ultramikro. Agar mereka bisa mendapatkan bantalan ekonomi di Jombang," ungkapnya.
BUPATI JOMBANG: TARGET ASET RP 1 T
Bupati Jombang Hj Munjidah Wahab bersyukur atas peresmian sekaligus beroperasinya Bank Jombang yang identik sebagai Banke Wong Jombang. Bank ini merupakan salah satu BUMD milik Pemkab Jombang.
Keberadaan BUMD ini sangat penting untuk membantu putaran modal. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Sejak tahun 2011, Bank Jombang dipimpin oleh tenaga profesional muda dan berpengalaman di bidang perbankan.
“Alhamdulilah, sejak tahun 2011 kami memiliki aset hanya Rp. 38 miliar dan belum punya Kantor Kas satu pun. Namun, dalam waktu 10 tahun tepatnya tahun 2021, aset sudah mencapai Rp 610 miliar dan mempunyai 26 jaringan kantor termasuk 1 kantor cabang fintech," jelas Munjidah.
"Kami berharap, dengan diresmikannya gedung ini oleh Ibu Gubernur, maka Bank Jombang makin berkembang. Sehingga pada tahun 2024 nanti dapat mencapai target aset senilai Rp 1 triliun," tutupnya.(*)
