COWASJP.COM – Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana NU (ISNU) Jatim 25-26 Februari mulai melakukan pelatihan terhadap 3.500 pendamping Proses Produksi Halal (PPH) di Aula MAN 2 Kota Malang.
Pelatihan dibuka langsung oleh Ketua PW NU Jatim KH Marzuki Mustamar.
Dalam tausiyahnya, Kyai Marzuki meminta agar semua pendamping PPH bekerja sungguh-sungguh. Karena hal ini menyangkut persoalan umat yang mendasar, yakni halal-haram.
Menurutnya, apabila proses pendampingannya tidak dilakukan secara serius, maka yang menjadi korban adalah umat Islam.
"Proses menyembelihnya harus jelas-jelas secara syar'i. Saluran napas dan makanan hewan terputus. Kedua urat nadi di leher sampai darahnya muncrat. Sebab, darah muncrat adalah salah satu indikator hewan tersebut sehat dan tidak teler," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek ini.
Selain proses penyembelihan hewan, penanganan daging yang diolah juga harus diperhatikan agar tidak najis. Dengan demikian, makanan atau produk yang dijual benar-benar sesuai syariat Islam.
Kepala BPJPH, Dr. Muhammad Aqil Irham dalam sambutannya mengapresiasi upaya pelatihan yang diselenggarakan PW ISNU Jatim tersebut.
Ia menjelaskan, provinsi Jatim mendapat jatah 20 ribu pendamping PPH. Yang direkrut melalui berbagai ormas dan perguruan tinggi.
FOTO: istimewa.
3.500 di antaranya melalui ISNU Jatim. Angka itu di luar rata-rata dari ormas lainnya.
Nantinya, ia berharap para pendamping PPH bisa mendampingi 2 juta UKM yang ada di Jatim untuk memperoleh sertifikat halal melalui jalur self declare.
"ISNU Jatim menjadi ormas yang paling banyak mendapatkan kuota pendamping dan sudah teregister di BPJPH. Hingga bisa merekrut pendamping se-Jatim untuk mengakselerasi proses sertifikasi halal UKM," ungkapnya .
Ketua PW ISNU Jatim, Prof. HM. Mas'ud Said, Ph.D. menjelaskan, pada batch pertama ini ada 80 orang peserta yang direkrut dari daerah Malang Raya.
Nantinya, juga akan digelar pelatihan serupa di tiap kabupaten/kota dengan total kelas sebanyak 73 angkatan. Jumlah yang banyak ini menjadi tantangan tersendiri bagi ISNU untuk mengabdi kepada masyarakat.
Selain berdimensi ibadah, para pendamping akan mendapatkan honor dari BPJPH melalui ISNU Jatim. Untuk tiap sertifikat halal UKM yang didampingi.
"Jadi selain mendapat pahala, juga ganjaran dunia berupa honor untuk para pendamping," ungkap Guru Besar Ilmu Pemerintahan yang juga Direktur Pascasarjana UNISMA ini.
Prof Mas'ud menambahkan, rencananya pelatihan pendamping PPH ini akan digelar sampai mencapai 3.500 orang pada Juni tahun ini.
Program sertifikasi halal melalui jalur self declare adalah program BPJPH yang diluncurkan dalam upaya mempercepat proses sertifikasi halal UKM. (*)