COWASJP.COM – KEMBALI ke sekolah bertemu dengan sesama orang tua siswa. Perbincangan seputar aktifitas yang dilakukan selama liburan musim dingin. Mostly mereka semua pergi ke gunung full selama 1 minggu. Mereka manfaatkan untuk ambil kursus ski untuk anak-anak ataupun dewasa. Rata-rata anak umur 3 tahun sudah mulai belajar ski. Bisa diajari kedua orangtuanya ataupun guru les ski. Sudah seperti olahraga wajib ya.
Saat saya cerita bahwa kami sekeluarga menikmati keindahan kota Zurich, mereka langsung bisa memahami betapa sulitnya kami harus beradaptasi dengan dinginnya di gunung salju. Tapi mereka tetap menyarankan kelak jika anak-anak sudah mulai beradaptasi dengan suhu dingin, tidak ada salahnya mencoba bermain ski. Mumpung di Lausanne ini letaknya sangat strategis apabila ingin pergi ke gunung.
Hari kedua kami di Zurich hanya memiliki agenda utama untuk mengunjungi Zurich Zoo. Pada bulan Oktober 2021 silam kami belum sempat mengunjungi Zurich Zoo karena keterbatasan waktu. Hari ini kami ke sana karena beberapa teman kantor Papi Fariz merekomendasikan tempat ini. Cocok sekali untuk anak-anak, kata mereka.
Meskipun hotel kami ada di pinggir kota, namun akses transportasi ke kebun binatang sangat mudah terjangkau. Bahkan memang ada tram yang tujuan akhirnya di kebun binatang ini.
Haloo Gajah Thailand. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Letak Zurich Zoo yang berada di Zurichbergstrasse 221, 8044 Zurich cukup jauh dari pusat kota. Kalau dari Stasiun Zurich HB harus menempuh jarak sekitar 5 kilometer selama 30 menit perjalanan. Namun kalau menyetir mobil pribadi cukup 11 menit sudah sampai, kalau tidak macet ya, hihihi.
Zurich Zoo buka mulai jam 09.00 – 18.00 CET (Central European Time). Kami tidak tergesa-gesa untuk berangkat, liburan kali ini dibawa santai saja. Kami menikmati sarapan ala bule. Zygmund yang masih berumur 17 bulan lahap sekali menyantap sereal dengan susu putih, omelette telur dengan isian tomat, jamur, dan keju. Serta masih ada hidangan penutup buah segar dan susu coklat.
Zirco lebih memilih roti tawar dengan selai coklat ovomaltine, croissant, pain au chocolat, dan segelas susu putih dingin. Kalau Bapak-Ibu nya tidak perlu ditanya, semua hidangan hotel pasti dicoba semua, hehe.
Tips untuk kawan pembaca yang akan berlibur dengan dua balita seperti saya, pastikan sejak pagi kondisi perut anak-anak sudah terisi dengan makanan kesukaan mereka, sehingga selama perjalanan tidak rewel.
Pada hari Sabtu banyak sekali pengunjung yang datang ke Zurich Zoo. Mulai dari keluarga kecil, keluarga besar (komplit dengan kakek-neneknya), pasangan muda-mudi, atau bahkan sekumpulan lanjut usia. Berangkat dari hotel cuacanya sangat cerah, matahari bersinar terik, suhu sekitar 5 derajat celcius. Tapi setelah sampai di zoo tiba-tiba jadi mendung dan dingin sekali. Zona di kebun binatang ada yang outdoor dan juga indoor. Seperti selayaknya kebun binatang yang ada di Indonesia.
Suasana outdoor dibuat semirip mungkin dengan nuansa di tengah hutan. Tak jarang ada area yang tidak bisa dilalui oleh stroller dan mengharuskan berjalan kaki pada jalan setapak.
Pagar pembatas di tempat unta cukup rendah. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Luas area Zurich Zoo sebesar 27 hektar. Zurich Zoo dan Basel Zoo (Binningerstrasse 40, 4054 Basel) merupakan kebun binatang terbaik di Eropa. Zurich Zoo merupakan kebun binatang ketiga tertua (dibuka pada tahun 1929) yang ada di Swiss. Memiliki koleksi 2.200 spesimen dari 300 spesies.
Tertua pertama dan kedua adalah Basel Zoo (1874) dan Tierpark-Goldau (1920).
DoubleZ melihat beberapa hewan seperti flamingo, zebra, unta, singa, harimau, burung, ikan, monyet, dsb. Uniknya untuk area unta, rusa, zebra ini tidak ada pagar tinggi sebagai penghalang pengunjung dan tempat hewan. Jadinya anak-anak bisa melihat hewan dengan sangat dekat. Namun juga menjadi kewaspadaan orang tua tingkat tinggi karena harus benar-benar mengawasi putra-putrinya.
Sedangkan hewan-hewan buas sudah pasti ada sekat berbentuk jendela yang membuat anak-anak nyaman tidak takut dimakan, hehe.
Meskipun Zirco sebelumnya sudah pernah ke Taman Safari Pandaan untuk melihat langsung harimau singa dalam jarak yang dekat, tetap saja dia masih takut melihat hewan-hewan buas ini. Untuk mendekat ke kaca saja tidak berani karena takut nanti kalau harimaunya mendekat.
Zygmund paling suka di area flamingo karena burung berkaki panjang berwarna pink ini menarik sekali warnanya. Sedangkan Zirco sudah familier dengan flamingo karena dia sudah pernah melihat flamingo dan aneka burung cantik lainnya di Kuala Lumpur Bird Park tahun 2018 silam.
Pada waktu-waktu tertentu ada pertunjukan gajah di Kaeng Krachan Elephant Park yang menunjukkan khas Gajah Thailand, tapi saat kami datang gajah-gajah sedang asik makan. Area indoor tersebut digunakan oleh pengunjung untuk menikmati makan siang.
Ada sebuah food truck yang menjual masakan khas Thailand dan juga souvenirs ala Thailand. Kami tidak makan di area tersebut karena ruangan indoor bau tidak sedap khas bau gajah, hoho.
Di gerbang Zurich Zoo. (FOTO: Fariz Hidayat)
Ada area Lewa Savanna yang berisi hewan-hewan khas Savanna Afrika. Tapi kala itu sedang kosong mungkin karena suhu sedang sangat dingin ya.
DoubleZ tidak bisa menjumpai jerapah, cheetah, dkk. Untungnya DoubleZ sudah pernah memberikan makanan langsung ke Jerapah saat staycation di Hotel Baobab Taman Safari Pandaan – Jawa Timur.
Sebelum menjumpai pintu keluar kami bertemu dengan pinguin. Biasanya kami melihat pinguin dari dalam ruangan kaca yang temperaturnya sudah disetting sangat dingin. Sekarang pinguin bebas menari-nari di udara terbuka. Lucunya mereka. Di lain sisi Zygmund terpesona dengan banyaknya ikan cantik di kaca aquarium besar. Biasanya cuma melihat ikan-ikan di televisi sekarang bisa melihat langsung.
Zirco bertanya kok tidak ada hiu dan paus ya, dia teringat dengan keindahan hewan-hewan bawah laut yang pernah dijumpai di Manila Ocean Park – Philippines saat mengunjungi Papi Fariz dinas kantor di Filipina selama 1,5 tahun pada 2018 lalu.
Breakfast di Sheraton Hotel. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Overall wisata kebun binatang yang kita miliki di Indonesia juga tidak kalah bersaing dengan kebun binatang di luar negeri lho. Masih teringat saat mengunjungi taman wisata di Batu – Malang mulai Jatim Park 2, Batu Secret Zoo, Predator Fun Park, Taman Kelinci, dsb mereka juga menyajikan tempat edukasi terbaik untuk anak-anak. Apalagi Taman Safari I, II, dan III yang ada di Cisarua, Prigen, dan Bali juga sudah yang terbaik di Indonesia.
Ada bagian yang kita suka apabila berada di tempat wisata Swiss. Yaitu hampir seluruh fasilitas toilet umum dipersiapkan dalam kondisi sangat baik. Meskipun banyak pengunjung tapi toilet tetap bersih, wangi, dan nyaman untuk mengganti popok bayi. Sanitasi menjadi salah satu hal utama di Swiss di mana pun tempatnya restoran, kantor, sekolah, taman, transportasi umum, dsb. Happy Holiday Moms!! Bersambung.(*)