COWASJP.COM – Kongres XVI Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang sempat tertunda selama dua tahun akibat pandemi Covid-19 menjadi salah satu pembahasan serius dalam agenda Konferensi Besar (Konbes) XXV Ansor di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (30/3/2022) hingga Jumat (1/4/2022).
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) berpesan agar persiapan Kongres XVI Ansor digelar tidak hanya memikirkan persiapan teknis semata. Tapi juga mesti melihat situasi dan kondisi negeri ini.
Ia menegaskan, kecintaan kepada kiai dan NKRI harus terus ditunjukkan.
“Konsep kongres kita ke depan harus benar-benar mengantisipasi situasi kebangsaan yang semakin tidak mudah,” ujar Gus Yaqut dalam pembukaan Konbes XXV Ansor di Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru, Kalsel, Rabu 31/3 2022.
Tantangan kebinekaan di Indonesia masih kerap muncul. Kelompok-kelompok yang menggunakan agama sebagai alat untuk memperjuangkan kepentingannya juga masih masif bergerak.
Gus Yaqut mengatakan, meskipun GP Ansor bersama pemerintah telah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI), tetapi para pengikut organisasi tersebut masih saja berkelindan dan bergerak ‘di bawah tanah’.
Dalam hal itu, lanjutnya, GP Ansor tidak bisa membiarkan para aparatur negara untuk menghadapi masyarakat yang berafiliasi dengan HTI dan FPI itu.
Para kader Ansor sebagai masyarakat sipil, juga memiliki kewajiban yang sama. Lebih-lebih, Ansor bersama pasukan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) telah mendeklarasikan diri sebagai garda terdepan pertahanan NKRI..
“Ini tolong dipikirkan, dianalisis, dan dilihat apa saja keperluan organisasi dengan melihat situasi yang berkembang seperti ini. Jangan asal membuat dan mempersiapkan kongres hanya acaranya, tapi substansinya harus dipikirkan dan dibicarakan. Ini yang paling penting, kenapa konbes ini harus dilaksanakan,” jelasnya.
Ia mengajak seluruh pengurus Ansor untuk sama-sama menata organisasi dengan sebaik-baiknya. Sembari menghadapi berbagai fenomena dan gejala-gejala di masa mendatang. Terutama rintangan-rintangan yang akan dihadapi Indonesia, organisasi GP Ansor, dan jamiyah Nahdlatul Ulama.
“Di saat yang sama, roda organisasi dan proses kaderisasi juga tetap berjalan,” tegas Gus Yaqut.
Dalam acara pembukaan Konbes XXV Ansor itu ditayangkan sebuah video yang menampilkan berbagai keberhasilan organisasi badan otonom NU ini di bawah kepemimpinan Gus Yaqut sejak 2015 silam.
GP Ansor telah melaksanakan kegiatan kaderisasi, baik itu Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Ansor maupun Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Banser, di seluruh Indonesia dan berbagai negara sebanyak 4.300 kali.
Data internal organisasi mencatat GP Ansor saat ini sudah memiliki 7,4 juta kader.
PP GP Ansor juga telah menggelar Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) V, VI, VII, VIII dan latihan instruktur di berbagai daerah. Di antaranya Semarang, Rembang, Serang, dan Sumedang.
Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim) III, IV, V, VI juga telah dilaksanakan di Batam, Makassar, Pasuruan, dan Sumedang. Sementara Pelatihan Kaderisasi Dasar (PKD) dan Diklat Terpadu Dasar (DTD) di luar negeri sudah dilakukan di Arab Saudi, Taiwan, Malaysia, Korea Selatan, dan Mesir.
Kemudian, PP GP Ansor juga menggelar Pendidikan dan Pelatihan Khusus (Diklatsus) bagi Banser Tanggap Bencana (Bagana), Banser Maritim (Baritim), Banser Husada (Basada), Banser Lalu Lintas (Balantas), Protokoler, CPB, Banser Relawan Pemadam Kebakaran (Balakar), dan Detasemen Khusus 99.
Tak hanya itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor juga telah menggelar Pendidikan Paralegal Santri. Sementara Majelis Dzikir Rijalul Ansor sudah mengadakan pengajian Dirosah Ula, Dirosah Wustho, dan Dirosah Ulya. PP GP Ansor pun telah banyak melakukan pengiriman Tim Instruktur Kaderisasi ke berbagai daerah.(*)