Dari PA212 Haikal Hassan Disingkirkan

Ustadz Haikal Hassan Baras. (FOTO: IG - sumeks.co)

COWASJP.COM – SEJATINYA, ini berita lama. Tapi aneh, kenapa begitu ramai sekarang? 

Soal Ustad Haikal Hassan Baras yang dinon-aktifkan dari Persaudaraan Alumni 212 (PA 212). Terhitung mulai Senin, 21 Februari 2022. Sebagaimana tertuang dalam surat keputusan yang dikeluarkan oleh Dewan Tahfidz Nasional PA 212. Tertanggal 20 Februari 2022.

 "Maka terhitung mulai Senin 21 Februari 2022 Menonaktifkan Sementara Waktu Pengurus Dewan Tahfidz Nasional Persaudaraan Alumni 212 yang bernama : Ust Ahmad Haikal Hassan Baras dari kepengurusan dan segala kegiatannya." 

Demikian bunyi petikan surat tersebut. Seperti dikutip Galamedia Rabu, 23 Februari 2022.

Konon, keputusan penonaktifan Haikal Hassan (HH) itu sudah disetujui oleh Habib Rizieq Shihab (HRS) selaku Pembina PA 212. Dan tentu saja, kasus ini jadi menarik. Banyak juga yang bertanya: Kenapa Haikal Hassan disingkirkan? 

Tapi kemarin, saya dikirimi seorang sahabat sebuah tulisan. Judulnya “Fenomena Haikal Hassan”. Tulisan ini dimulai dengan kata-kata: Sejuta Tanda Tanya tentang HH (Haikal Hasan) muncul di tengah umat. Akibat sikapnya yang kontroversial. Sehingga mengundang banyak penafsiran.

Bagi seorang HH mungkin tidak masalah duduk bareng Erick Tohir, AM Hendropriyono, Diaz Hendropriyono, Mahfud MD, Ade Armando, Irma Nasdem, Wawan Hari Purwanto (BIN ) dan yang sejenisnya, dengan dalih "Da'wah". Begitu bunyi tulisan itu berikutnya. Yang juga dilanjutkan dengan kata-kata: 

Namun bagi Umat yang sering mendapatkan pernyataan miring mereka terhadap Islam & Ulama, maka akan sangat sulit untuk menerima. Bagi seorang HH, mungkin tidak masalah mencoba bersikap Arif & Bijak terhadap sosok Dudung & Fadil yang terlibat dalam Tragedi KM 50 dengan dalih "Husnu Zhon". Namun tidak begitu bagi Umat Islam yang telah dibuat marah oleh sikap, perbuatan dan ucapan dari tokoh-tokoh di atas. 

Satu hal yang membuat sejumlah kalangan menuding HH sudah jadi pecundang dan pengkhianat adalah pembelaannya terhadap Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurrahman. Tokoh militer kontroversial yang pernah menyinggung dan menyakiti perasaan umat Islam. Karena ucapannya bahwa Allah bukan orang Arab. 

Dan ternyata pendakwah yang lebih dikenal dengan sebutan Babe Haikal ini juga punya sejumlah kontroversi lain. Karenanya bahkan dia pernah diusir warga ketika akan memberikan ceramah di sebuah tempat di Malang. Karena dikuatirkan akan melahirkan perpecahan di kalangan umat Islam di kota itu.

Kasus HH ini melahirkan sejumlah pertanyaan di kalangan umat Islam. Misalnya, ada apa dengan HH, sehingga dia disingkirkan? Apakah alasannya sehingga dia memberikan pembelaan terhadap orang-orang seperti Dudung, yang dianggap tidak bersahabat dengan Islam dan aktivis Islam?

AKTIFIS ISLAM DILUMPUHKAN

Selama era Jokowi, telah dikembangkan beberapa cara untuk melumpuhkan kekuatan para penentang dan pengkritik pemerintah. Terutama terhadap para aktifis Islam yang selalu dianggap berseberangan dengan penguasa. 

Pertama, dengan cara mencari-cari kesalahan mereka. Sehingga mereka terancam dijerat dengan kasus hukum. Penangkapan dan pemenjaraan Habib Rizieq Shihab dan Munarman diangggap erat kaitannya dengan ini. 

Kedua, dengan diiming-imingi imbalan tertentu. Misalnya, kesenangan berupa harta, tahta dan wanita. 

Lalu ada apa dengan HH? Apakah dia punya kasus yang membuat dia merasa terancam? Apakah dengan begitu dia lantas berubah, dengan cara merapat kepada lawan? 

Selanjutnya, apakah tidak mungkin dia ditawari jabatan setingkat komisaris BUMN, misalnya, sehingga memaksanya berubah? Bersedia meninggalkan kawan-kawan seperjuangan untuk kepentingan jangka pendek pribadi. 

Apapun itu, kasus HH ini begitu menyedihkan bagi perjuangan Islam. Persoalan ini semakin mempertegas begitu rapuhnya persatuan Islam. Terutama karena sikap dan perbuatan para elitnya. Sehingga bisa dimanfaatkan oleh kekuatan lawan dengan cara-cara yang sangat mudah dan memalukan. 

Bagaimanapun, setiap orang punya hak dan cara sendiri-sendiri dalam mengaktualisasikan diri. Termasuk seperti yang ditempuh HH. Tapi sebagai pejuang Islam, semestinya kita punya sikap terhadap musuh-musuh Islam.

Gak bisa husnudz dzan dijadikan alasan untuk berasyik masyuk dengan mereka yang suka menyerang dan melecehkan Islam. 

Mungkin "disingkirkan" itu baik buat HH. Untuk sementara waktu. Paling tidak agar dia sadar dan berubah. Agar dia menyadari bahwa kegiatan dan perjuangannya yang begitu intens sebagai seorang pendakwah bisa hilang dan tidak dianggap hanya karena persoalan sepele. Ibarat kata pepatah: Panas setahun bisa hilang karena hujan sehari. 

Rusak dan hancurnya persatuan Islam bisa terjadi karena sikap dan perbuatan para tokoh Islam seperti HH. Dalam hal ini, selayaknya umat dan para tokoh Islam belajar dari kisah penaklukan dan pembumihangusan kota Baghdad oleh penguasa Mongol, Hulagu Khan. Yang telah membantai lebih dari 400 ribu muslim. Memusnahkan buku-buku, tempat-tempat ibadah dan berbagai peninggalan dari kejayaan Islam di kota itu. 

Setelah berhasil menaklukkan dan membumihanguskan Baghdad, cucu dari Jengis Khan itu pun membangun markas besarnya di luar kota Baghdad. Kemudian mengeluarkan suatu pengumuman. Bahwa dia ingin bertemu dengan seorang ulama paling berpengaruh di kota itu. 

Tapi setelah beberapa waktu, tidak satu pun ulama yang bersedia bertemu dengannya. Karena sebagian besar takut terhadap penguasa yang kejam itu. Hingga akhirnya muncul seorang ustad muda bernama Kaddihan. Seorang guru madrasah yang muda belia. Saking mudanya bahkan belum ada sehelai jenggot pun tumbuh di dagunya. 

Dia bersedia bertemu dengan Hulagu Khan. 

Bersamanya dia membawa seekor onta, seekor kambing dan seekor ayam jago. 

Hulagu Khan tentu saja kaget. Memandang enteng dan meremehkan anak muda ini. “Tidak adakah lagi seorang ulama besar yang mumpuni untuk bisa dialog denganku,” katanya. 

“Kalau anda bertemu dengan yang besar, di luar ada seekor onta. Jika anda menginginkan yang berjenggot, di luar ada seekor kambing. Tapi bila anda menginginkan yang bersuara nyaring, di luar ada seekor ayam jago.”

Jawaban Kaddihan itu tentu membuat Hulagu tambah kaget. Dia pikir, anak muda ini bukanlah orang sembarangan. Sehingga dia berkata, “Beritahu aku, apakah sebab yang mampu mendatangkan aku ke sini?”

Dengan tenangnya Kaddihan memberikan jawaban yang sangat menyentuh. Dijelaskannya, “Yang mendatangkanmu kemari adalah amal-amal kami. Karena kami tidak menghiraukan, lupa dan lalai dari nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kami. Kami jatuh ke dalam jurang kesenangan dan berfoya-foya. Kami sibuk mengejar jabatan, pangkat dan kekayaan dunia. Maka Allah mendatangkan kalian untuk mengambil nikmat-nikmat-Nya kembali.”

”Kalau begitu siapa yang bisa mengusirku dari sini?” lanjut Hulagu.

Kadihan pun menjawab: “Jika kami menyadari akan diri kami. Jika kami mensyukuri segala nikmat Allah yang diberikan kepada kami. Jika kami berhenti bertikai satu dengan yang lain, maka pada saat itulah anda tidak akan bisa bertahan di negeri ini.”

Dialog yang menarik ini berulang kali diungkapkan penguasa Turki, Recep Tayib Erdogan. Untuk menegaskan pentingnya persatuan Islam. Persatuan yang kian lama kian terkikis dari kalangan umat Islam. Terutama di negeri ini. Disebabkan sikap dan perbuatan para tokoh pemimpinnya. Yang lebih melotot matanya melihat keindahan dan kenikmatan dunia, melebihi kecintaannya kepada imbalan dari Allah di alam akhirat yang lebih kekal dan abadi. (*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda