COWASJP.COM – Seniman kondang H. Mohammad Syakirun untuk atau akrab disapa Abah Kirun menyitir istilah guru dalam kitab Sunan Kalijaga. Hal ini disampaikannya di awal acara Kongres III Pergunu ( Persatuan Guru Nahdlatul Ulama) 26-28 Mei 2020, di Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.
“Saya sinau (belajar) bukunya Sunan Kalijaga. Di dalam pararaton kitab-kitab kuno yang ada di Keraton Jogja maupun Solo, Sunan Kalijaga dan para pujangga menulis duwijo atau guru ada tiga: sugih tanpo bondo, ngluwihi ora tau melarat, dan minterke ora mbodoke,” tutur Abah Kirun.
Pertama, sugih tanpo bondo (kaya tanpa modal). Sugih atau kaya yang dimaksud adalah ilmunya seorang guru. Guru tetaplah guru meski muridnya sudah menjadi presiden, kolonel, menteri, camat maupun gubernur. Kekayaan guru bukan pada harta tetapi kaya ilmu.
“Seorang guru mulia banget. Makanya Pak Sartono, Pencipta Lagu Hymne Guru menulis syair: Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku,” ujar seniman asal Madiun, Jawa Timur itu.
Kedua, ngluwihi ora tau melarat (melebihi tidak pernah miskin). Dia menjelaskan bahwa seorang guru, ustadz, kiai dalam memberikan ilmu kepada murid-muridnya selalu ikhlas dan tulus. Tetapi tidak pernah melarat (miskin) ilmu.
Suasana pembukaan Kongres III Pergunu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama). (FOTO: istimewa)
“Ibarat sumur tidak pernah kehabisan sumber air. Itulah ilmu guru,” kata dosen luar biasa di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jawa Tengah itu.
Ketiga, minterke ora mbodoake (memandaikan tidak membodohkan). Menurutnya, guru mencerdaskan bangsa. Yang dididik tidak rumongso (merasa) bodoh justru bertambah maju dan kuat ilmunya.
Sebagai informasi, Kongres III Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) ini mengusung tema 'Guru Mulia, Membangun Peradaban Dunia'. Menghadirkan sejumlah seniman, ulama sekaligus tokoh nasional. Di antaranya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI Muhammad Ali Ramdhani, Ketua Komisi X DPR RI H Yandri Susanto, Kepala Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Timur Abu Khaer, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa.
Kongres Pergunu juga diikuti oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, Wakil Menteri Agama, Dai Kondang Gus Miftah dan Menkopolhukam Mahfud MD.(*)