COWASJP.COM – Dua tamu istimewa kemarin (23/6/2022) berkunjung ke kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. Siapakah para beliau?
Yang pertama dari delegasi Liga Muslim Dunia. Yang kedua Delegasi Al-Azhar.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menerima audiensi Kepala Kantor Rabithah ‘Alam Islami (Liga Muslim Dunia) untuk ASEAN dan Australia, Syeikh Abdurachman Al Khayyat.
"Kedatangan Syeikh Al Khayyat ke PBNU sebagai perwakilan Liga Muslim Dunia. Beliau menyampaikan rencana tindak lanjut terkait kerja samanya dengan NU dan ajakan dialog antarumat beragama di Indonesia," kata Gus Yahya.
“Pagi ini kami mendiskusikan banyak kemungkinan kerja sama antara NU dan Liga Muslim Dunia. Termasuk rencana menggelar beberapa macam forum dan konferensi internasional,” lanjut Gus Yahya.
Gus Yahya sebagai Ketua Umum PB NU menyambut baik niatan Liga Muslim Dunia untuk menggelar beberapa forum internasional di Indonesia. Sebagai inisiatif untuk mengembangkan peran Islam membangun harmoni dalam menyambut peradaban umat manusia di masa depan.
“Forum-forum internasional itu bertujuan menciptakan harmoni antarumat,” ujar tokoh pendiri Bayt ar-Rahmah li ad-Da'wa al-Islamiyah Rahmatan li al-'Alamin di Amerika Serikat itu.
Pertemuan itu juga dimanfaatkan Gus Yahya untuk mengundang Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Muslim Dunia, Syeikh Muhammad bin Abdul Karim Al Issa dalam kegiatan Religion 20 (R20) pada Oktober 2022 mendatang.
“Saya sampaikan kepada Syeikh Al Khayyat, kita ingin mengundang Sekjen Liga Muslim Dunia Syeikh Muhammad Al Issa untuk hadir dalam R20 yang akan kita gelar pada Oktober mendatang,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Jawa Tengah itu.
Delegasi Liga Muslim Dunia ditemui Gus Yahya. (FOTO: istimewa)
Selain Sekjen Liga Muslim, Gus Yahya juga mengundang sejumlah tokoh agama dunia. Antara lain Pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus dan Raja Kamboja Norodom Sihamoni.
“Insyaallah gelaran itu juga akan dihadiri Paus Fransiskus, Raja Norodom Sihamoni, dan lainnya,” terang tokoh yang pernah menjabat juru bicara Presiden ke-4 Indonesia (Gus Dur) itu.
Turut hadir sejumlah pengurus PBNU mendampingi Gus Yahya, di antaranya Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU) H Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil), dan Ketua Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Habib Ali Hasan Al Bahar.
DELEGASI AL-AZHAR
Pada kesempatan yang sama KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya juga menerima kunjungan delegasi Al-Azhar As-Syarif.
Delegasi Al-Azhar tersebut adalah Sekretaris Hay'ah Kibar Ulama (Dewan Ulama Senior) Al-Azhar Prof Dr Hassan Salah Sagir, Penasihat Grand Syekh Al-Azhar Bidang Akademik Prof Dr Abdel Dayem Nosser, Wakil Ketua Pengurus Pusat Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Mayjen (Purn) Osama Yassin, dan Direktur Kantor Cabang Luar Negeri OIAA Pusat Ahmed Fawzi.
“Kami membahas banyak hal, termasuk penguatan hubungan kerja sama antara NU dan Al-Azhar,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya juga menitipkan salam kepada Grand Syeikh Al-Azhar Syeikh Ahmad Ath-Thayyeb. Dan meminta kesediaan beliau untuk menghadiri agenda besar NU, yaitu Muktamar Fikih Peradaban tahun depan.
Gus Yahya juga menyampaikan bahwa PBNU akan secepatnya mengirim utusan untuk mengundang secara langsung Grand Syeikh Al Azhar.
“Insyaallah kita akan segera mengirim utusan ke sana (Mesir),” terangnya.
Dalam beberapa pemberitaan, delegasi Al-Azhar berkunjung ke Indonesia 20–26 Juni 2022 untuk melakukan serangkaian pertemuan dengan beberapa lembaga pemerintah, organisasi-organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, serta institusi-institusi pendidikan Islam.
Mulai dari pertemuan dengan Kementerian Agama RI, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dan Pengurus Pusat Muhammadiyah.
Informasinya, dalam pertemuan-pertemuan tersebut dibahas langkah-langkah bersama untuk mempererat hubungan Al-Azhar, khususnya dengan lembaga dan organisasi tersebut. Memperkuat jaringan dan kerja sama dalam penguatan moderasi beragama di dunia Islam. Juga menjajaki kemungkinan-kemungkinan kerja sama dalam bidang pendidikan, sosial, dan dakwah.(*)