COWASJP.COM – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa membuat special policy atau smart policy bagi kalangan pesantren, guru dan dosen.
Policy itu berbentuk:
1. Beasiswa S1 ke Al Azhar Mesir.
2. Beasiswa S2 bagi guru Madin.
3. Beasiswa S3 bagi dosen Perguruan Tinggi Islam berbasis pesantren untuk kuliah di perguruan tinggi ternama di Jawa Timur.
Terobosan baru ini bertujuan menjadikan Jatim sebagai pusat intelektual NKRI, yang sekaligus memperkuat Islam Wasathiyah yang ditunggu oleh dunia untuk kebangkitan Indonesia.
Terobosan baru ini dilakukan setelah Jatim dua tahun beruntun memiliki kinerja tertinggi, sebagai provinsi dengan jumlah capaian diterimanya siswa pada perguruan tinggi negeri. Baik lewat alur SNMPTN maupun SBMPTN tahun 2021 dan 2022.
DIUJI BACA KITAB KUNING
"Seleksinya tidak sembarangan. Seleksi dan administrasi dilakukan secara terstruktur. Seleksi calon penerima beasiswa di samping administrasi juga diuji baca kitab kuning dengan ketat. Tujuannya mencetak kader ulama NKRI yang intelektual dan ilmuwan yang ulama. Yang dilakukan oleh tim kiai-kiai muda utama," ujar Prof HM Mas'ud Said, Direktur Pasca Sarjana Unisma Malang, Jumat 24/6 2022.
Sosialisasi dan penguatan manajerial Perguruan Tinggi Islam di Hotel Harris, 23-24 Juni 2022 di Malang. (FOTO: istimewa)
Untuk mengongkretkan program ini, lanjut Prof Mas'ad, Bu Khofifah juga menguatkan Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah ( LPPD ) yang diketuai Prof H A Halim Soebahar MA. Para kiai muda dan intelektual muslim Jatim sebagai pengurusnya.
"Basis dari kebijakan tersebut mengacu pada Renstra Pemprov Jatim, kebijakan Pemerintah terkait UU Pondok Pesantren, UU Sisdiknas dan keinginan untuk menjadikan SDM unggul, menguatkan Islam Wasathiyah", ungkap Ketua PW ISNU Jawa Timur itu.
"Sosialisasi dan penguatan manajerial Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dilakukan selama dua hari, 23-24 Juni 2022 di Hotel Harris Convention Hall Malang. Diikuti 57 pimpinan perguruan tinggi, pimpinan pesantren dan pengelola pendididikan tinggi berbasis pesantren, dan PTKI," tambah Mas'ud.
LPPD Jatim mengundang cendekiawan, teknokrat profesional pendidikan dan pemerintahan guna membeberkan bagaimana cara mendorong kemajuan secara terstruktur, sistemik dan percepatan pengembangan kelembagaan.
"Kita libatkan mereka untuk mendorong kemajuan secara kelembagaan," katanya.
"Peserta dan pengurus LPPD juga para tokoh pendidikan secara antusias mendengarkan paparan tentang smart policy Pemprov
Jatim tersebut untuk bersama membangun Indonesia unggul melalui Perguruan Tinggi Keagamaan Islam," pungkas Mas'ud.(*)