COWASJP.COM – Tahun ini Universitas Muhammadiyah Surabaya memberangkatkan ribuan mahasiswa untuk melakukan kuliah kerja nyata (KKN). Mereka akan mengabdi di beberapa provinsi.
Selain Jawa Timur, para mahasiswa akan terjun di Makassar dan Sorong, Papua. Khusus di Jawa Timur, mereka akan berbaur dengan masyarakat di Kabupaten Lamongan, Bojonegoro, Jombang, Lumajang, Pamekasan, dan Kota Surabaya.
Rektor UM Surabaya Dr dr Sukadiono menjelaskan, KKN UM Surabaya tahun 2022 mengambil tema besar "Bangkit dan Berkarya Menuju Masyarakat Berdaya".
“Selain masalah pendidikan dan ekonomi, pelaksanaan KKN ini mengusung berbagai program untuk penuntasan masalah stunting. Apalagi di Jawa Timur angka stunting masih tinggi,” jelas Suko, sapaan akrab Sukadiono.
Ia berharap mahasiswa KKN UM Surabaya memberikan kontribusi besar di tengah masyarakat pascapandemi. Gagasan nyata perlu direalisasikan untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan.
“Jaga nama baik almamater UM Surabaya. Jaga sopan santun. Koordinasi dan komunikasi dengan aparat desa,” ujar Suko pada acara pemberangkatan dan pelepasan KKN Berdaya 2002 di gedung At-Tauhid Tower, Rabu (20/7/2022).
Tema yang diusung berbeda dengan pelaksanaan KKN tahun sebelumnya. Kali ini terinspirasi film KKN di Desa Penari. Baru-baru ini film itu sukses menjadi film horor Indonesia terlaris sepanjang masa. Film ini berhasil mencapai 9,3 juta penonton sejak tayang perdana pada 30 April 2022 lalu.
Angka itu sebanding dengan kualitas film KKN di Desa Penari yang hadir dengan visual memanjakan mata, teror horor yang kuat, hingga aktor dan aktris dengan jam terbang tinggi. Juga banyak pesan moral yang didapat dari film tersebut.
Banyaknya pesan di film itulah yang menginspirasi KKN UM Surabaya. Akhirnya diambil beberapa tema seperti yang ada pada film horor itu.
Pengabdian kepada masyarakat di Makassar merupakan program KKN Muhammadiyah-Aisyiyah (MAs) yang diselenggarakan oleh gabungan perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah seluruh Indonesia.
Adapun kegiatan Sorong, Papua, termasuk KKN 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).
Sementara itu, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Dede Nasrullah menjelaskan, tema yang diangkat terinspirasi film KKN di Desa Penari. Akhirnya lahir sebuah gagasan yang mengaitkan program KKN mahasiswa tahun ini. Di antaranya tema lokal, gender, dan desa wisata.
“Sebenarnya tidak hanya tiga. KKN tahun ini memiliki sembilan tema kegiatan. Semuanya masalah krusial di masyarakat,” jelas Dede.
Sembilan tema itu adalah inovasi pendidikan, pemberantasan dan pencegahan stunting, akses identitas kependudukan, pengembangan literasi, desa wisata (pengembangan dan eksplorasi), pendampingan buruh migran, pendampingan ekonomi dan lingkungan pesisir, penerapan inovasi teknologi (TTG), dan gerakan antikorupsi.
Rektor UM Surabaya Dr. dr. Sukadiono dan Plt. Asisten II Sekda Provinsi Jatim, Dr. Ir. Jumadi, M.MT. sedang diwawancarai wartawan. (FOTO: istimewa)
“Beberapa lokalitas yang ada di film Desa Penari banyak dicari oleh orang. Salah satunya adalah Banyurowo yang saat ini menjadi desa wisata. Itu juga salah satu yang menginspirasi,” imbuhnya.
Menurut Dede, desa wisata saat ini telah menjadi alternatif dalam pembangunan ekonomi lokal yang diterapkan di berbagai daerah.
“Berwisata di desa kini telah menjadi pilihan baru para wisatawan. Mereka mulai menggemari tempat wisata di desa. Selain bisa menikmati keindahan alam, para wisatawan dapat berinteraksi dengan masyarakat lokal,” katanya.
Ia sangat berharap pada pelaksanaan KKN ini para mahasiswa dapat mengembangkan dan mengeksplorasi sumber daya alam yang ada. Tujuan akhirnya, mereka mampu berkontribusi untuk memikirkan suatu wilayah agar menjadi satu tujuan wisata baru.
Dede juga berpesan kepada ribuan mahasiswa yang mengikuti KKN agar menjaga sikap, khususnya menghormati adat istiadat di suatu daerah, membaur dengan masyarakat sekitar, dan kompak dengan sesama kelompok.
“Sebagai pendatang kita harus menghargai dan menghormati setiap adat istiadat yang dijunjung di setiap daerah. Jangan sampai cerita di film KKN di Desa Penari terjadi di KKN UM Surabaya karena permasalahan adat istiadat,” tegas Dede. (*)