COWASJP.COM – Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (Perdamsi) berkomitmen untuk mendukung penuh pengembangan prodi emergensi di seluruh universitas yang memiliki Fakultas Kedokteran di Indonesia.
Hal ini diungkapkan dr. Bobi Prabowo, Sp.Em, KEC, Biomed usai terpilih sebagai Ketua Perdamsi periode 2022-2025.
Bobi dilantik bersamaan dengan dr. Suryanto Eko Agung Nugroho, Sp.Em, KDM yang juga terpilih sebagai ketua KKEI (Kolegium Kedokteran Emergency Indonesia) periode 2022-2025, Selasa 25 Juli 2022.
"Kebutuhan dokter spesialis (emergensi) itu 1 : 100 ribu. Tentu ini jauh dari angka yang mampu kami sediakan," ujar Bobi Prabowo memberi gambaran masih minimnya jumlah dokter spesialis emergensi di Indonesia.
Saat ini saja, lanjut Bobi, jumlah dokter ahli emergensi yang memiliki spesialisasi dalam penanganan kedaruratan medis baru ada 69 orang. Mereka ini tersebar di seluruh Indonesia.
Jumlah ini masih sangat kurang mengingat kebutuhan permintaan yang sangat banyak untuk setiap rumah sakit yang ada diseluruh Indonesia.
Idealnya perbandingan jumlah dokter emergensi dengan jumlah penduduk adalah 1 : 100 ribu jiwa.
"Sejak mulai dibentuk pada 2016, Perdamsi proaktif mendukung pengmbangan prodi dokter spesialis emergensi di setiap universitas yang memiliki Fakultas Kedokteran di Indonesia," kata Bobi yang juga PLT Direktur RSUD Kanjuruhan Malang itu.
Bukan sebatas spirit dan dukungan verbal, Perdamsi bersama Kolegium Kedokteran Emergency Indonesia (KKEI) juga membuka diri untuk membantu terbentuknya prodi tersebut.
dr. Bobi Prabowo, Sp.Em, KEC, M.Biomed saat dikukuhkan sebagai ketua PERDAMSI periode 2022-2025. (FOTO: istimewa - afederasi.com)
Hal ini dikarenakan kebutuhan akan dokter emergensi yang tinggi. Namun tidak diikuti dengan pembukaan prodi di setiap fakultas kedokteran.
“Kami berharap dapat berkontribusi mewujudkan prodi dokter emergensi di setiap fakultas kedokteran,” ungkapnya.
Perdamsi sejauh ini sudah teruji kontribusinya di sejumlah event nasional. Mulai dari SEA Games 2016, PON di Papua, maupun saat perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika, NTB 20 Maret 2022.
Selain itu, Perdamsi juga menyoroti peristiwa meninggalnya pilot sebuah maskapai penerbangan beberapa waktu lalu.
Pilot tersebut terkena serangan jantung dan berhasil mendaratkan pesawat dengan aman.
Menurut Bobi, seharusnya kru pesawat dilengkapi dengan kemampuan bantuan hidup dasar.
Selain itu dalam pesawat idealnya juga terdapat alat picu jantung.
Hal ini merupakan bagian standar internasional.
"Kami mendorong untuk setiap jasa pelayanan publik menyediakan alat picu jantung, hal ini sangat dibutuhkan dalam kondisi emergensi,” pungkas mantan Kepala Instalasi IGD RSD dr Iskak Tulungagu itu.(*)