COWASJP.COM – "KOMANDAN upacara memasuki lapangan." Begitu suara pembawa acara terdengar dari pelantang. Seorang pria berkumis pun langsung maju. Mendekati tiang bendera.
Selanjutnya, terdengar suara agar Inspektur Upacara memasuki lapangan. Kali ini dua orang yang melangkah maju. Bukan seorang. Sepertinya ini dua orang "sesepuh." Bahkan sepuh dalam arti sesungguhnya. Terlihat paling tua di antara rombongan.
Upacara bendera peringatan HUT RI pun kemudian berlangsung. Mulai dari menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pembacaan Pancasila. Pembukaan UUD 1945. Mengheningka cipta dan seterusnya.
Di akhir upacara, Inspektur Upacara mengajak peserta membaca Al Fatehah untuk rekan mereka yang telah mendahului menghadap Ilahi. "Beliau yang memelopori membentuk tim touring ini. Mari kita doakan dengan membaca Al Fatekah."
Langit cerah menambah gairah peserta. Udara sejuk Lereng Sumbing tak membuat mereka merasa panas. Meski berdiri di tengah terik mentari.
Begitulah. Jalannya upacara 17an yang digelar puluhan notaris asal DIY. Digelar di Pawon Teh Tudung. Tempat wisata kuliner yang dipadu dengan wisata alam.
"Ini upacara Pitulasan yang paling asyik. Tempatnya begitu indah," ujar Heri Sapto. Notaris asal Bantul yang bertindak sebagai pembaca naskah Pancasila.
Komandan Upacara (kanan) dan dua orang Inspektur Upacara di sisi kiri.
Lokasi tempat upacara yang berada di tanah terasering, juga menjadi spot foto menarik. Tim Fotografer yang bertugas mengabadikan kegiatan Ikatan Notaris Indonesia DIY pun mengakuinya. "Kerennnn. Backgroundnya gunung."
Kebetulan, cuaca di sekitar cerah. Sehingga selain Gunung Giyanti, puncak Gunung Sumbing pun terlihat dari tempat upacara.
Upacara akan makin keren diabadikan jika awan tidak menutupi arah timur. Di arah Timur Pawon Teh Tudung ini, deretan Merapi, Merbabu, Telamaya dan Andong bisa terlihat. Namun saat upacara berlangsung deretan awan menutup rangkaian gunung gemunung tersebut.
"Iya ya. Kalau gunung Merapi Merbabu terlihat tambah cakep ini," kata Ikhwanul Muslimin. Notaris asal Sleman ini punya rumah makan di Purbalingga. Dia pun membandingkan Pawon Teh Tudung dengan RM Kebon Eyang miliknya. "Kalau tempat saya hanya kebon. Jauh dengan sini. Di sini indah banget," ungkapnya.
Usai upacara bendera, para notaris dan PPAT ini pun mencari sejumlah spot untuk berfoto. Awalnya foto berombongan. Semua ikut. Lalu foto per wilayah. "Ayo, yang Mbantul yang mBantul," teriak seseorang mengomando. Minta notaris asal Bantul foto bareng.
Setelah foto berombongan, ada yang berfoto bersama motornya.
Kemudian dilanjut 'kelompok Sleman'. Lalu Kulonprogo. Suasana kekeluargaan begitu terasa. Dengan gojekan, mereka pun mengajak memenuhi sesi foto rombongan Kulonprogo. Memang rombongan dari wilayah barat DIY ini terlihat paling sedikit.
Belum puas dengan foto rombongan. Foto-foto dalam kelompok kecil pun terus berlangsung. Bahkan kemudian foto sendiri-sendiri.
Ada yang membawa motornya naik ke tempat yang sebelumnya menjadi lokasi upacara. Awalnya hanya pemilik Aprila yang naik. Kemudian disusul pemilik motor BMW, dan lainnya.
Dengan motor itulah mereka berfoto. Di atas sadel. Berdiri di samping. Mengenakan rompi maupun tidak. Dengan berbagai gaya dan background. Bergantian. Saling mengabadikan.
Mereka juga "bergantian" dalam hal lain. Yakni saat mengambil makan. Daripada antre, mereka pun pilih foto-foto dulu. Begitu yang foto selesai, gantian yang sudah ambil makan berfoto.
Menu yang mereka pesan nasi ayam rempah, sayur lompong, dan sop 'merah putih.' Minumnya teh, teh telang dan es timun serut. Mereka juga pesan tempe kemul dan pisang goreng. Di luar pesanan lewat reservasi itu, banyak yang pesan dadakan: kopi.
Datang sekira pukul 09.00. Rombongan yang datang dikawal foreijder ini, meninggalkan Pawon Teh Tudung pukul 12.30an.
===</p>
"Ya kita memang begini ini. Touring santai. Tidak ada agenda khusus di lokasi. Pokoknya seneng-seneng. Bergembira. Dan Alhamdulillah kali ini rombongan paling banyak peserta. Mungkin karena paling dekat lokasinya dari Jogja," terang Heri.
Hal yang sama disampaikan Ikhwanul Muslimin. Dia bercerita. Rombongan touring ini pernah ke RM Kebon Eyang miliknya. "Tapi tidak sebanyak ini. Kali ini yang paling banyak," tandasnya. (*)