COWASJP.COM – Tak ada hubungannya dengan Duren Tiga. Ini soal seni rupa. Satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif. Dan rupanya ada seorang polisi yang juga perupa. Berpangkat jenderal pula. Brigadir Jenderal Polisi.
Tak ada hubungannya dengan Mangga Dua. Apalagi sarung dengan cap serupa. Ini soal seni rupa. Dan Brigjen Polisi yang perupa itu adalah Brigjen. Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. Saat ini menjabat sebagai Direktur Keamanan dan Keselamatan (Dirkamsel) Korlantas Polri.
Jenderal Polisi yang pernah menggelar pameran sketsa itu menjadi salah satu perupa tamu dalam pameran yang digelar Kelompok GoART. Ya, Kelompok GoART Kembali menggelar pameran. Meneruskan sukses Pameran Serentak 7 Lokasi pada bulan Mei kemarin.
Kali ini, GoArt menggelar pameran bertajuk Kadonesia. Para perupa diminta mengeksplore tema itu. Kadonesia, Kado untuk Indonesia.
Dari kata Kadonesia, mungkin Anda punya sejumlah pertanyaan:
"Apa sih kado indah bagi Indonesia? "
"Apa kado yang cocok di HUT Kemerdekaan RI? "
"Mau memilih kado untuk dibagikan kepada yang tersayang? "
"Atau cari kado untuk rumah sendiri agar interior lebih cantik, lebih indah? "
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu bisa dijawab dengan satu kalimat: Datang saja ke Pameran Kadonesia di Taman Budaya Jawa Tengah, 25-30 Agustus 2022.
Dua dari 7 lukisan "A Gift from Heaven" (Kado dari Langit) karya Erwan Widyarto yang dipamerkan di Kadonesia, Taman Budaya Jawa Tengah, Solo.
Di tempat itu, Anda akan menemukan jawaban untuk keempat pertanyaan di atas.
Ada 49 plus 5 perupa tamu yang menyajikan 200 lebih ‘kado‘ untuk menjawab pertanyaan di atas. Para perupa dari berbagai kota di Indonesia – di antaranya Jogja, Solo, Jakarta, Denpasar, Tangerang, Surabaya, Magelang-- ini menggelar pameran bertajuk Kadonesia; Bungkusbung!
Bersama Brigjen Polisi di atas, ada lima perupa tamu. Mereka adalah Ir Indah Juanita MM (Dirut Badan Otoritas Borobudur), Prof Dr Phil Al Makin Sag, MA (Rektor UIN Sunan Kalijaga),Prof Dr Baiquni (Guru Besar UGM), dan Prof Dr Andrik Purwasito (Guru Besar UNS).
Banyak pilihan "kado" dalam Kadonesia ini. Mulai dari gaya atau aliran, pemilihan media dan bahan, hingga wujud ekspresi berkarya. Terjemahan dari tema Kadonesia menjadi begitu luas. Seluas kreativitas para seniman yang ikut pameran.
Ada lukisan di kanvas, ada pula di papan kayu. Ada lukisan dua dimensi, ada patung tiga dimensi. Ada yang bentuknya kotak, persegi maupun lingkaran. Ada yang menggunakan cat minyak,, akrilik, cat air maupun pensil. Komplet. Tinggal pilih yang diminati.
Mengapa Kadonesia
Tema Kadonesia ini diambil sebagai sebuah luapan rasa terdalam seorang seniman, untuk berkarya kreatif, bagi Indonesia. Melalui pendekatan batin menerawang masa silam sebagai pengalaman visi dan virtualnya memantik ide menciptaan karya seni.
"Gusti Nyuwun Saras" karya Petrus Agus Herjaka.
‘‘Kado untuk Indonesia negeri yang telah memberi keluasan gerak dan memerdekakan untuk berekspresi adalah sebuah kebahagiaan tersendiri,‘‘ jelas Hadjar Pamadhi dalam tulisan kuratorialnya untuk pameran ini.
Di sinilah, pada pameran Kadonesia ini, seniman memberikan kado rasa kepada negeri tercinta Indonesia. Beberapa karya non-representasional berobyek formal cerita, pengalaman batin maupun angan dan cita seorang seniman mewujud karya emosional artistik dengan menyentuhkan neuroaesthetic nya.
Dengan space tampilan yang dibatasi, dan sesuai makna dari kado, maka karya non-representasional berukuran kecil yang mudah ditenteng dihadirkan oleh sejumlah perupa. Mulai dari Andrik, Herlina Tojo, Agus Herjaka, Hajar Pamadhi, Faisal, Jiang Jimbo, Muhamad Basuki, Nahum Suwarsita, IG Nengah Nurata, Prihadi Mulyono, Rohmat Safei, Tri Wiyono, Yoset Wibowo dan masih banyak lagi.
Beberapa di antaranya mencoba tampil representasional dengan mengangkat dunia realisme serta naturalisme. Djoko Maruto, Dewantoro PB, Erwan Widyarto, Mulyoto, Sarjiyanto, Sri Wahyuni, Pratiwi, Teguh Prihadi, Wasis Subroto serta yang lain. Variasi representasional art ini lebih banyak, dengan mendasarkan kepada ideologi sosialisme, maka gaya sosialisme realisme ini mampu menguatkan pameran Kadonesia.
Pameran Kadonesia ini meneruskan sukses Kelompok GoArt dalam pameran sebelumnya. Bulan Mei lalu, Bersama Forum Drawing Indonesia (FDI), kelompok ini menggelar pameran serentak di 7 lokasi. Dan sejumlah karya peserta banyak diminati. Tanda merah pada lukisan pun, sebagai bukti karya dikoleksi, banyak dijumpai saat pameran bulan Mei.
Salah satu karya Djoko Marutho yang dipamerkan.
”Harapan dan doa kami, Kadonesia pun bisa memberi kepuasan rohani bagi pengunjung. Sehingga tidak sekadar datang, melihat, tapi juga akan Bungkus Bung! Seperti jargon di pameran ini, ” tegas Pimpinan Produksi Teguh Prihadi.
Teguh melanjutkan, dalam pameran ini, sejak awal Kelompok GoART memang ingin menunjukkan semangat, untuk kembali menggerakkan ekonomi kreatif pasca pandemi. Jika di tempat lain ada pameran dengan sistem subsidi silang, seniman bernama besar memberi subsidi kepada seniman yang belum bersinar, di sini, prinsip gotong royong yang dikedepankan.
Selain itu, Kadonesia juga bukan sekadar pameran seni rupa. Kali ini pengunjung tidak hanya akan melihat pameran. Pengunjung bisa ikut ”terlibat” berkarya. Akan ada kegiatan berkarya on the spot (OTS) selama pameran berlangsung. Yang mau ikut dipersilakan. Alat dan media membawa sendiri. Bebas. ”Mau cat air, cat minyak, akrilik, pensil warna, atau yang lain, monggo, ” tambah Teguh.
Dua dari beberapa karya Pratiwi Endang Lestari yang dipamerkan.
OTS digelar pada hari Sabtu (27 Agustus) dan Minggu (28 Agustus). Untuk kenyamanan dan kemudahan koordinasi, yang ingin menjadi peserta OTS wajib mendaftarkan diri. Gratis. Silakan menghubungi Prihadi Mulyono +62 813-9282-7998 atau Wasis Subroto +62 812-2942-287.
O iya, Pameran Kadonesia akan dibuka oleh Kepala Galeri Nasional Indonesia Drs Pustanto MM. Pembukaan pada Kamis, 25 Agustus 2022 pukul 19.30 WIB. Tempat di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Jl Ir Sutami no 57, Jebres, Solo. (*)