COWASJP.COM – Indonesia optimistis dapat mewujudkan cita-cita untuk menjadi pusat industri halal dunia. Hal ini dikemukakan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Aqil Irham saat mejadi narasumber webinar Halal Value Chain Traceability yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI).
"Saat ini Indonesia menduduki posisi kedua dalam industri makanan dan minuman halal. Nomor satunya masih Malaysia," ujar Aqil Irham, Jumat (30/9/2022) malam.
Fakta ini mendorong pemerintah Indonesia semakin optimistis dengan cita-cita menjadi pusat halal dunia.
"Sebelumnya Indonesia selalu dalam posisi 10 sampai 15 besar. Namun sekarang Indonesia dapat mengalahkan banyak negara, termasuk Uni Emirat Arab (UEA) dan Singapura. Ini kemajuan yang baik," kata Aqil.
"Selanjutnya, menjadi tugas Indonesia untuk menjadi pusat halal dunia di tahun 2024," imbuh mantan Sekjen Pimpinan Pusat GP Ansor itu.
Menurut Aqil, saat ini sudah banyak negara yang sadar akan pentingnya produk bersertifikat halal. Bahkan kesadaran ini banyak muncul di negara-negara sekuler. "Mereka tidak begitu peduli dengan agama, namun dalam hal produk halal, mereka begitu antusias," kata Aqil.
Negara-negara ini menurut Aqil ingin mengetahui regulasi yang ada di Indonesia, dan begitu aktif memproduksi kebutuhan-kebutuhan negara-negara timur tengah. "Halal itu sudah menjadi industri. Mereka antusias membidik pasar industri halal," paparnya.
Aqil juga mengungkapkan sampai saat ini ada 97 Lembaga Halal Luar Negeri (LHLN) dari 40 negara yang mengajukan untuk di asesmen BPJPH.
"Terakhir, BPJPH baru saja mengasesmen Islamic Food and Nutrition Council of America (IFANCA). Ini salah satu dari lima LHLN asal Amerika yang juga mendaftar untuk diasesmen BPJPH," terang Aqil.
Selain Aqil Irham, webinar yang mengusung tema "Menjadikan Indonesia Pusat Halal Dunia" juga menghadirkan beberapa narasumber lain. Di antaranya Peneliti Halal Science Center Institut Pertanian Bogor (HSC IPB) Yandra Arkeman dan General Manager PT Sreeya Sewu Indonesia Any Astuti.
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI) Arief Hartawan mengatakan, bahwa untuk mendukung master plan menjadikan Indonesia Pusat Produsen Halal terbesar di dunia sesuai arahan Wakil Presiden, dapat diwujudkan melalui Sertifikasi Halal Produk.
“Indonesia perlu didorong menjadi PRODUSEN HALAL tidak sekadar menjadi konsumen dengan melalui sertifikasi halal. Sehingga produk tidak keluar dari taraf kehalalan,” terang Arief.
Arief juga mengatakan bahwa Bank Indonesia terus berkomitmen dalam mendorong perekonomian syariah Indonesia.
“Bank Indonesia sangat berkomitmen untuk mendorong perekonomian syariah di Indonesia karena memiliki potensi yang sangat besar, sehingga bisa membangunkan raksasa kekuatan perekonomian,” ujar Arief.(*)