COWASJP.COM – "Kebersihan adalah tanggung jawab kita bersama".
Tidak otomatis lokasi di sekitar seruan itu bersih. Justru tidak jelas siapa yang harus bertanggung jawab.
"Kebersihan adalah tanggung jawab bagian kebersihan. Kepala bagiannya bernama Kliwon". Jelas siapa yang harus dipecat: Kliwon.
"Sampah plastik membahayakan kita bersama".
Maka semua orang justru tidak merasa terancam bahaya.
"Plastik sudah mulai masuk dan merusak paru-paru Anda". Barulah Anda tergerak. Setidaknya Anda mulai bertanya: benarkah? Mana mungkin?
Jawabnya, Anda pun sudah tahu: benar! Sudah beredar luas di media, plastik sudah mulai masuk paru-paru manusia. Bentuknya microplastics. Yakni plastik yang sudah cuil menjadi sangat kecil: berukuran antara 1 mikrometer sampai 3 milimeter.
Kalau pun Anda belum percaya masuklah ke Google. Lihat sendiri penemuan-penemuan ahli yang melakukan riset soal ini.
Bahaya plastik itu Senin lalu jadi salah satu topik bahasan. Yakni ketika para pengusaha yang terkait dengan ''Gerakan 4 R'' berkumpul di Greenhope Cikupa.
Greenhope sendiri hari itu meresmikan perluasan pabrik bioplastic. Yakni pabrik plastik dengan bahan baku utama singkong. Dari singkong diambil sari patinya. Lalu, melalui formula Greenhope, menjadi biji plastik bio.
Biji plastik bio itu bisa diproses menjadi apa saja: kantong plastik, bungkus tisu, kemasan makanan dan polybag. Inilah jenis plastik yang bisa kembali menyatu dengan tanah.
Beda dengan plastik yang kita kenal; yang baru bisa terurai dalam masa 100 sampai 1000 tahun.
Aktivis anti sampah plastik ikut berkumpul di Greenhope. Ada Doni Monardo yang jadi pelopor menanam 1,5 juta pohon dengan polybag produk Greenhope. Ada Naning Adiwoso, Ketua Plastik Akal Sehat Indonesia (Pasti) yang juga pendiri Asosiasi Toilet Bersih Indonesia. Ada Variati Johan, mantan profesional building material yang jadi Sekjen Pasti.
Lalu ada Ahok dan saya, sebagai sesama teman pemilik Greenhope, Tommy Tjiptadjaja dan Sugianto Tandio. Tommy adalah juga pimpinan sekolah politik Ahok (Disway 26 Agustus 2022: Model BTP). Ahok lebih disiplin: sesekali menyemprotkan cairan sanitasi ke tangannya. Juga ke tangan saya. Kami memang duduk di satu sofa. Kami pernah diberi gelar tiga koboi Indonesia. Satunya lagi Bu Susi Pudjiastuti. Yang memberi gelar Najwa Shihab.
Saya kaget bertemu Letjen Doni Monardo di situ. Saya kada pinandu lagi. Ia terlihat jauh lebih muda dan ganteng. Terutama dibanding ketika Doni berumah di kantor BNPB di zaman Covid-19 dulu. Saya pelototi wajahnya: lebih segar dan rileks. Bukan hanya itu. Tapi apa lagi ya yang membuat ia lebih kelihatan muda. Ia merasa kalau lagi saya observasi. Lalu nyeletuk. "Karena ini pak," ujarnya sambil mengusap rambutnya.
Benar. Kini rambutnya tebal. Hitam. Tidak terlihat lagi rambut tipisnya yang nyaris botak di bagian depan kepalanya.
Doni ikut bicara di forum itu. Sehari penuh mereka membicarakan ''Gerakan 4 R'' di Greenhope.
Anda sudah tahu apa itu 4 R: reduce, re-use, recycle, return to earth.
Greenhope mengambil peran di reduce: memproduksi barang ramah lingkungan yang bisa menggantikan fungsi plastik. Harganya memang masih lebih mahal. Tapi mereka yang sangat peduli sudah mulai menggunakannya. Juga untuk ekspor.
Sugianto Tandio hanya terdiam melihat timbunan sampah plastik di TPA Rawa Kucing. "Setiap hari sekitar 1.500 ton sampah datang ke sini dan 15 sampai 20%-nya adalah plastik," kata dia. Warisan berbahaya bagi generasi mendatang. (FOTO: kaltim.tribunnews.com)
Pabrik kertas di Subang juga mulai bergerak ke sana: mendesain produk kertas yang akan bisa menggantikan fungsi bubble plastik. Yakni plastik pembungkus barang agar lebih aman. Anda sering iseng dengan bubble plastik –memijit-mijitnya, sampai pecah.
Waktu ke pabrik kertas itu, bulan lalu, saya dipameri jenis kertas yang sudah dicacah tapi masih dalam bentuk lembaran dan bisanya digulung. Kalau lembaran kertas itu ditarik barulah berubah bentuk. Bisa mengamankan barang yang dibungkus.
Mungkin fungsi styrofoam yang masih sulit dicarikan pilihan penggantinya yang ramah lingkungan. Anda yang mungkin tahu harus bagaimana.
Salah satu yang hadir di Greenhope itu adalah Willyam Wiranda dari Surabaya. Juga anak muda, kini 41 tahun. Willyam pilih bergerak di R kedua: recycle. Ia punya pabrik penampung sampah plastik terbesar di Indonesia. Lokasinya di dekat pabrik bumbu masak Miwon di Driyorejo. Ia menampung 2.800 ton sampah plastik sebulan.
Ketika saya puji kesuksesannya Willyam merendah. "Saya ini hanya kaipang, pak," katanya. Anda sudah tahu apa itu kaipang. Saya sudah tahu sejak muda, ketika kecanduan nonton film serial Sin Tiaw Hiap Lu. Kaipang adalah pemulung atau pengemis.
Tapi kaipang itu fisiknya saja yang kumal dan kumuh. Kependekaran wushunya tetap kelas sambo.
Willyam juga salah satu pendekar: pendekar 4-R Indonesia.
Sampai di pabrik Willyam, sampah plastik itu dicacah oleh mesin cacah. Lalu dicuci. Dikeringkan. Diproses 3jadi bijih plastik. Dijual. Atau ia olah sendiri jadi produk jadi. Misalnya untuk kantong sampah berwarna hitam itu.
Willyam terjun ke sampah meneruskan usaha mertuanya. Ia melakukan modernisasi usaha itu.
Sebagai sarjana manajemen Ubaya (Universitas Surabaya) ia ubah usaha sampah informal sang mertua jadi perusahaan berbentuk PT.
Awalnya Willyam bekerja di bank. Di bagian corporate. Di bank itu ia berkenalan dengan seorang gadis. Pacaran. Serius. Ketika Willyam melamar, ia tahu pacarnya itu 4 bersaudara, perempuan semua.
"Lamaran saya diterima. Tapi dengan syarat. Saya harus meneruskan usaha beliau. Jadilah saya bergabung ke partai kaipang mertua," ujar Willyam.
Ternyata di tengah para perusak seperti Sambo, gas air mata Kanjuruhan, dan narkoba Teddy Minahasa, kita masih punya pahlawan-pahlawan lingkungan untuk masa depan bumi. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 19 Oktober 2022: Tulisan Pendek
Mbah Mars
Biarpun kemarin tulisan pendek, yg penting Abah tetap konsisten nulis. Pasti Abah belajar dari Azza Lutfi yg selalu konsisten komen di tahta 4. Kalimat pakemnya, "Selamat, anda menempati tahta emp4t. Tersenyumlah dan nikmati hari dg bahagia"
Leong putu
Hobi / Anak :" Ma... Hobi Mama apa ma ? Mama :" Hobi Mama berkebun ...". Anak :" Tapi Mama kok jarang² berkebun? Mama :" Ya nak...Hobi itu kan kegiatan yang kita lakukan dengan riang gembira di waktu senggang..". .. Anak :" Ooooooo". ... Mama :" Kalau kamu, Hobimu apa nak ?...'. Anak :" Hobiku Belajar Ma...". ... Mama :" &%@#$@....". .. Anak :" Kalau Hobinya Ayah, aku tahu Ma....Pasti Ayah punya Hobi Berdo'a.....". Mama :" @#$%&@#..".
Lagarenze 1301
Disway nyindir Disway. Mungkin Disway reguler gregetan kok tulisan terbaru Pak Dis belum juga muncul di CHD, padahal sudah lewat jam 04.00 WIB. Maka tayanglah tulisan berjudul "Cerita Dahlan Iskan Begadang Nonton Liverpool sampai 'Ditagih' Tulisan Pendek" pada pukul 04.30 WIB. Tulisan diawali kisah sukses Liverpool membenamkan Man City, lalu disambung dengan tulisan terbaru Pak Dis. Kanal CHD baru memuat tulisan terbaru Pak Dis pada pukul 06.22 WIB. Judulnya "Tulisan Pendek". Isinya sama dengan yang dimuat di kanal reguler Disway tadi, berisi "alibi" Pak Dis tentang tulisan yang hanya empat alinea sehari sebelumnya. Satu dapur tapi beda rasa. Apa karena beda juru masak? Mungkin juru masak CHD ketiduran? Kok tidak pakai kecanggihan teknologi sih, yang bisa mengatur waktu tayang meski tulisan diupload beberapa jam sebelumnya. Pak Dis 'kan disiplin deadline pukul 21.00, jadi harus disiplin juga tayang pukul 04.00. "Apapun caranya, saya tidak mau tahu, jangan mengecewakan pembaca," kata Indriyana Idris yang namanya tidak pernah ditulis lagi dalam cerita bersambung yang belum juga bersambung itu. Hi-hi-hi....
Forsandy Kurniawan David
mohon maaf pak Dahlan kali ini sumber info jenengan kurang valid. Pak presiden tidak lagi sibuk ngurusi politik tahu depan, tapi sibuk nyari ijasahnya yang ketlisut
Arala Ziko
kayaknya pak jokowi perlu dinasehati soal perlunya memiliki sense of crisis, beliau kan paling sering tuh dikumpulin menteri2, dibilangin harus punya sense of crisis. ini Bapak CHD ya sama aja ndak punya sense of crisis, tulisan terpendek dengan komentar2 yg panjang, dibales dengan tulisan hari ini yg isinya menjelaskan mengapa tulisan kemarin pendek.
Mbah Mars
Saya kemarin sempat khawatir jangan-jangan D Dimer Abah melesat
Mbah Mars
Jadi ingat kisah Tarzan ditertawain para monyet. Monyet 1:"Mau tahu kenapa Tarzan bercelana terus. Tidak seperti kita ?" Monyet 2:" Kenapa emang ?" Monyet 1:"Kemarin saat dia mandi saya intip. Ternyata ekornya di depan. Beda dengan kita. Rupanya Tarzan malu. Maka selalu bercelana"
edi hartono
Saya kira pendukung City kuciwa. Sama seperti pendukung PT Bukit Asam yg kuciwa karena kabarnya seperti dipaksa membeli PLTU Pelabuhan Ratu dari PLN. Kok bisa perusahaan terbuka seolah2 dipaksa gitu ya. Bukan masalah hukum dan aturan, tetapi masalah etika, keadilan dan logika. Masa pakai PLTU akan dikurangi, tetapi kabarnya PTBA "harus akan" membeli PLTU tersebut. Untuk apa? Katanya untuk transisi energi. Kalau untuk transisi energi kenapa juga PTBA disuruh beli? Sama saja to? Pembodohan publik! Gak masuk logika! Dikiranya publik ini goblok2 apa ya? Dan kemarin, 18oktober, harga saham PTBA anjlok sampai batas bawah, alisa ARB. Karena apa? Karena dipicu pemberitaan dari statemen teman karibnya pak DI: Pak ET dan Pak Pahala M, dari kementrian BUMN. Yg berharap Pak ET muncul sebagai tokoh baru dari timur sebagian balik badan, khususnya para pelaku pasar saham yg mengetahui kabar ini. Kalau saya balik guling saja, sepanjang hari hujan, gak bisa ke sawah, enak tidur2an saja, wkwk.
ibnuhidayat setyaningrum
Oh, ya saya tahu. Ternyata tulisan pendek kemarin itu Pak Dahlan mau bikin cerita fiksi bersambung sekelas Dur. Tapi gagal total, maka dianggap saja sebuah artikel.
*) Dari komentar pembaca http://disway.id