COWASJP.COM – Pekan lalu saya ke Semarang. Ada keperluan keluarga. Dan, mumpung di Semarang saya sambang Sam Eddy Rumpoko (ER). Konco lawas yang lama gak ketemu.
Saat ngobrol santai itulah Sam ER nyeletuk: "Arema saatnya balik ke Stadion Gajayana. Back to Gajayana. Seperti dulu ketika baru berdiri pada 1987."
Tragedi Kanjuruhan sangat menyedihkan. Arema dulu ketika didirikan oleh Pak Acub Zainal dan Ebes Sugiyono tentu tidak menginginkan tragedi apapun. Sama sekali tak terbayangkan Bencana ini akan terjadi.
Dan akhirnya Presiden Jokowi akan merobohkan Stadion Kanjuruhan dan akan membangunnya ulang. Niat ini sudah disampaikan kepada Presiden FIFA Gianni Infantino ketika berkunjung menemui Presiden Jokowi Selasa 18/10/2022.
Presiden Jokowi telah menyampaikan kepada Presiden FIFA bahwa Stadion Kanjuruhan akan dibangun kembali sesuai standar FIFA.
Arema ber-home ground di Stadion Kanjuruhan sejak 2004 sampai sekarang.
"Ini solusi pertama," kata Sam ER.
Gagasan Sam ER selanjutnya disajikan dalam bentuk bertutur berikut ini:
Trauma Aremania, Aremanita dan tim Arema terhadap Stadion Kanjuruhan rasanya tidak bisa sirna dalam waktu dekat. Bisa bertahun-tahun. Bahkan kabarnya beberapa Aremania dengan berat hati melepas atribut Aremania untuk waktu yang belum ditentukan.
Solusi back to Gajayana harus segera diputuskan, sebelum kompetisi Liga 1 Indonesia 2022/2023 dilanjutkan kembali.
Alhamdulillah Wali kota Malang, Sutiaji, menyambutnya dengan antusias. Pemkot juga siap membenahi Stadion Gajayana, termasuk menambah kapasitas. Dari semula 25.000 penonton menjadi sekitar 35.000 penonton. Penambahan itu dilakukan di bagian shuttle ban (lintas lari).
Solusi kedua, kalau diperkenankan kembalikanlah pengelolaan Arema kepada keluarga Pak Acub Zainal dan Ebes Sugiyono. Kembali ke roh-nya. Karena keluarga Pak Acub sudah tiada (wafat), izinkanlah keluarga Ebes Sugiyono mengelolanya.
Sam ER (Eddy Rumpoko). (FOTO: malangtimes.com)
Arema adalah aset berharga bagi warga Malang Raya. Penampilan Arema di stadion tidak saja menjadi arena yang menghibur para suporter dan penonton. Tapi juga memicu pertumbuhan ekonomi kerakyatan. Para pedagang makanan dan minuman bisa berjualan di sekitar stadion. Pedagang merchandise Arema, warkop, jasa parkir dan sebagainya.
Di stadionlah semua sekat politik, suku, ras dan agama lebur menjadi satu spirit kebersamaan.
Itulah yang membuat kecintaan keluarga Pak Acub dan Ebes Sugiyono tak hanya di periode awal berdirinya Arema. Ketika Arema sedang dilanda kesulitan dana tahun 2011, saya juga membantu. Senin 13 Juni malam 2011, ketika saya masih menjadi walikota Batu, 3 bulan gaji pemain yang tertunggak dilunasi di rumah dinas walikota Batu.
Di acara itu hadir Ketua Yayasan Arema M. Nur dan Direktur Arema Siti Nurzannah. Gaji para pemain Arema diberikan 13 Juni 2011 malam dalam bentuk uang tunai. Gaji ofisial diberikan pada Selasa 14 Juni 2011. Tanggungan 3,5 bulan dilunasi 3 bulan. Sisanya dibayarkan 19 Juni 2011. Dan, Arema survive sampai sekarang.
Dana pembayaran gaji ini diperoleh dari konsorsium para pengusaha Malang yang sukses di Jakarta.
Saya berperan sebagai fasilitator penyelamatan Arema. Alhamdulillah terkumpul dana Rp 5 miliar. Waktu itu saya berharap agar ke depan Arema punya mess dan tempat latihan di Kota Batu. Saya tegaskan pula waktu itu bahwa konsorsium tidak akan membeli atau mengambil alih Arema. Konsorsium hanya akan mengelola klub berjuluk Singo Edan ini.
Ganis Pratiwi Rumpoko, meraih master manajemen sport di Liverpool. (FOTO: istimewa)
Siapa sekarang dari keluarga Ebes yang akan mengelola Arema, saya mempercayakannya kepada anak kedua saya Ganis Pratiwi Rumpoko.
Ganis sudah menjadi Aremanita sejak SMP. Pernah ada judul tulisan di koran bahwa Ganis adalah Aremanita Sejati. Dia meraih S1 dan S2 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada. Yang lebih penting, Ganis meraih master manajemen olahraga di Academy Liverpool, Inggris.
Ganis mengambil spesialisasi olahraga sepakbola. Karena itu Ganis adalah generasi muda yang paham manajemen kompetisi sepakbola. Seperti Azrul Ananda, puteranya Pak Dahlan Iskan. Yang meraih master manajemen sport di Amerika. Karena itu dia pintar mengelola DBL yang sukses itu.
Ganis Rumpoko. (FOTO: istimewa)
Kamis 3 November 2022, Ganis juga tampil sebagai salah seorang narasumber Webinar Nasional bertajuk: Evaluasi dan Refleksi Tragedi Kanjuruhan dalam Perspektif Hukum, HAM, dan Tata Kelola. Acara ini digelar pukul 13.00 - 15.00.
Narasumber lainnya Pak Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto, Bupati Malang Drs H Sanusi MM, Dr Aan Eko Widiarto SH M.Hum, ahli ilmu perundang-undangan Universitas Brawijaya dan 5 narasumber lainnya.
Saatnya generasi muda Ebes mendapat kesempatan mendarma baktikan keterampilannya dan potensinya buat Arema. Melanjutkan misi Pak Acub dan Ebes. Sam Ikul (Lucky Acub Zainal) sudah meninggal dunia 2013. Generasi cucu saatnya ditampilkan.
Kita harus membangun Arema dengan keilmuan dan rasa. Dengan cara ini saya berharap Arema makin berjaya. Dinamis, menghibur dan damai.(*)