COWASJP.COM – Mahmud Syaltout, dosen UI (Universitas Indonesia) meraih Palmes Academiques dari Pemerintah Prancis.
Penganugerahan resmi diserahkan oleh Prof Stéphane Dovert, Konsuler Kerjasama Kedutaan Besar Prancis di kantor Institut Francais Indonesia (IFI), Jumat (11/11/2022).
Palmes Academicues adalah anugerah yang diberikan pemerintah Prancis kepada para akademisi dan guru besar yang memiliki konsen dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Munculnya penghargaan ini diinisiasi oleh Napoleon Bonaparte pada 1808 sebagai bentuk penghormatan bagi para ilmuwan.
Sertifikat penghargaan ditandatangani oleh Menteri Sekretaris Kabinet Prancis (Le Chef du Bureau des Cabinets) merangkap sebagai Sekretaris Dewan Komite (Seleksi) Jean-Jacques Ladvie, dan Menteri Pendidikan Nasional, Pemuda dan Olahraga Prancis, Jean-Michel Blanque.
Pemerintah Prancis, kata Stéphane Dovert, menilai sosok Syaltout bukan sekadar seorang intelektual, namun seorang muslim yang memperjuangkan kedamaian dan toleransi.
Syaltout juga mempratikkan dan memperjuangkan nilai-nilai tersebut melalui aktivitas sosial di Nahdlatul Ulama dan Kementerian Agama.
"Bisa jadi karena Anda seorang intelektual muslim yang berpikiran terbuka, moderat, sekaligus akademisi inilah, Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas mengangkat Anda menjadi Tenaga Ahli Menteri Agama di bidang Analisis dan Pengembangan Kementerian dan Lembaga," kata Stephane Dovert.
Turut hadir dan memberikan selamat, Duta Besar Prancis untuk Indonesia Oliver Chambard.
Direktur IFI Stéphane Dosvert menyerahkan medali Palmes Académiques kepada Mahmud Syaltout (Foto: Dok. Mahmud Syaltout).
Stephane yang juga Direktur IFI, mengatakan bahwa Mahmud Syaltout, mengerti betul bagaimana politik Prancis dan juga politik Indonesia lengkap dengan budayanya. Karena itulah, Syaltout bisa menulis "Paris vs Surabaya: Mana yang Lebih Islami?" dalam salah satu bab buku "Belajar Islam ke Negeri Barat" yang ditulis oleh para mahasiswa NU yang kuliah di Eropa dan Amerika Utara.
Mahmud Syaltout merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya pada 2003. Dia kemudian melanjutkan studi master dan doktoral bidang Hukum, Manajemen, dan Hubungan Internasional di Universitas Sorbonne, Paris dengan yudisium Summa Cumlaude pada 2010.
Disertasi doktoralnya, 'Les effect de I'OMC sur la Regionalisation en Asie de I'Est (Asean+3)' Pada 2011, disertasinya itu diterbitkan oleh Paperback. "Di Amazone, buku itu dihargai USD 1.036. Siapa yang mau coba beli?," Mahmud.
Buku disertasinya itu menjadi salah satu materi wajib baca oleh para perwira militer di College d'enseigment Superieur de L'Armee de terre (CESAT), Seskoad-nya Prancis.
Selain mengajar di UI, Mahmud Syaltout juga aktif di GP Ansor sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wakilnya Adung Abdurrahman, Sekjen GP Ansor-red). Dia juga merupakan pengurus Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia) PBNU.(*)