COWASJP.COM – Surabaya - Bali, Surabaya - Jogja, Malang - Blitar, Malang - Tuban bisa ditempuh dengan transportasi darat. Nyetir 5 - 8 jam pun tidak terasa kalau perjalanan malam. Terasa nyaman kalau tinggal duduk manis, tidak perlu konsentrasi nyetir atau jadi pendamping supir.
Akan berbeda 180 derajat saat perjalanan panjang bersama toddler dan menjadi pendamping supir. Sama dengan perjalanan jauh Granada (Spanyol) ke Lisbon (Portugal). Tanpa macet 9 jam bisa sampai. Namun kondisi tersebut sepertinya tidak memungkinkan untuk ditempuh bersama doubleZ (Zirco dan Zygmund, dua anak kami yang masih bocah). Pasti perjalanan lebih dari 9 jam karena harus berhenti di rest area.
Langkah apa yang harus diambil dong moms?
Malam terakhir menginap di Granada, diputuskan untuk transit kembali ke Seville. Satu-satunya kota dengan jarak tempuh tengah-tengah menuju Lisbon. Sebenarnya ada kota-kota kecil yang lain. Namun tidak terlalu pas di hati. Ingin transit di Kota Cordoba tapi sama saja, perjalanan dari Cordoba ke Lisbon pun juga masih jauh.
Beruntung ada aplikasi Booking.com (tidak di-endorse, hehehe) yang memudahkan pesan hotel dengan hitungan detik. Sat set wat wet langsung beres.
Pilih hotel yang murah, harga per malam dibawah 100 Euro. 1 Euro : Rp. 16.200. Karena menginap bersama si kecil, suasana hotel harus dipastikan nyaman. Murah, rating bagus dan berkualitas. Hotel Novotel Seville dipilih sebagai tempat singgah. Urusan perhotelan menjadi tanggung jawab Papi Fariz. Hotel bintang 4 ini terletak di depan stadion bola Ramon Sanchez – Pizjuan.
Lha kok pas, malam sebelum meninggalkan Seville beberapa hari yang lalu Papi Fariz ingin sekali mengunjungi stadion bola ini. Namun Cuma lewat saja karena DoubleZ sudah kecapekan. Ternyata sekarang malah menginap di depannya.
Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Seville. (FOTO: destimap.com)
Pagi hari setelah sarapan di Granada, langsung meluncur ke Seville pada pukul 10.30 CET (Central Europen Time). Selisih waktu CET dan WIB adalah 6 jam lebih lambat. Sehingga kala itu menunjukkan pukul 16.30 WIB. Bekal roti dan buah sudah siap, ambil dari resto hotel. Kotak bekal Tupperware (apapun mereknya selalu akan bilang Tupperware) selalu siap sedia di tas ibu-ibu untuk bontot makanan hotel. Hehehe.
Perjalanan 3,5 jam akan ditempuh. Estimasi saat jam makan siang sudah tiba di Seville. Sementara tidak ada urgensi untuk berhenti di rest area untuk beli makan.
Jujukan pertama di Seville langsung ke mall. Katanya ini salah satu mall terbesar di Seville. Lagoh Shopping Center. Mall kedua yang didatangi di Seville setelah Centro Comercial Torre pada hari pertama. Selain mau beli makan siang, kami juga wajib belanja baju. Karena stok baju tidak ada. Ini diluar rencana. Baru kali ini liburan tiba-tiba nambah hari. Mendadak. Primark Departement Store adalah tujuan kami.
Salah satu brand yang affordable. Kualitas oke dengan harga terjangkau dibanding dengan H&M atau Zara. Brand yang berasal dari Dublin – Irlandia sejak tahun 1969 ini tidak pernah sepi pengunjung. Baik di Spanyol ataupun di Portugal. Saat di Swiss, Paris, dan Milan kami belum pernah mengunjungi Primark. Kalau pulang Indo mungkin bisa buka jastip ya. Hohoho.
Papi Fariz dan Zirco di depan Stadion Ramon Sanchez Pizjuan. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Puas beli 1 set baju komplit langsung menuju foodcourt. Alhamdulillah, baju ukuran XS dan celana ukuran M pas di badan. Salah satu goal tahun ini tercapai nih menurunkan ukuran baju dan celana dari XL. Hahaha.
Konsep area makannya unik. Ada yang di outdoor dekat dengan danau dan ada yang bagian indoor. Di danau juga ada seperti wahana bermain air. Karena hari sangat panas, kami memilih untuk makan di indoor McD. Salah satu menu andalan keluarga bersama anak. Solusi jitu kalau bingung makan apa. Harga bersahabat, anak senang, kantong aman. Sudah komplit traveling bersama KFC, Burger King, dan sekarang McD.
Tidak ada agenda jalan-jalan ke tempat turis lagi. Fokus beristirahat di hotel. Kebetulan Papi Fariz juga ada meeting yang tidak bisa ditinggalkan meskipun sudah mengambil cuti untuk berlibur. Untung hotel memiliki fasilitas playground kecil. Tempat ampuh untuk mengungsikan anak-anak di kala Bapaknya sedang meeting. Ada juga area fitness yang seharusnya bukan menjadi tempat bermain, tetapi Zirco suka sekali dengan treadmill workout.
Akhirnya olahraga tipis-tipis supaya badan jadi bugar dan sehat.
Sebenarnya Zirco ingin berenang juga. Tapi kolam renang yang terletak di rooftop sedang tutup. Bentuknya yang cuma kotak kecil juga rasanya tidak begitu menarik buat anak-anak. Berbeda dengan yang ada di Hotel Barcelo. Hotel Novotel ini terletak di pusat kota, bahkan di belakang hotel juga tersedia mall – Nervion Plaza.
Penulis, Okky Putri Prastuti. (FOTO: Fariz Hidayat)
Jalan-jalan sebentar ke mall juga. Survey ada apa aja ya di sana. Kunjungan ke Seville komplit selain mengunjungi tempat turis yang terkenal juga melihat 3 mall besar.
Kuliner malam terakhir ini diputuskan untuk pergi ke restoran Korea LAGI. Belum puas di Granada, lanjut cari lagi di Seville. Korean food is our comfort food. Ayam kriuk, saos khas Korea yang pedas, dan soup yang hangat. Moon Korean Restaurant letaknya tidak jauh dari hotel. Hanya 2 kilometer saja. Ditempuh jalan kaki bisa loyo, mau naik mobil cuma 5 menit tapi susah cari parkir. Naik bus adalah pilihan yang tepat!! Cuma 4 stop pemberhentian plus jalan kaki 200 meter untuk ke restoran.
Halte bus juga tersedia di depan hotel. What a perfect place!
So excited pertama kali nyoba naik bis. Sudah pernah mendapatkan pengalaman buruk saat naik bis di Cascais – Lisbon. No no lagi deh naik bis, sudah kapok karena jadwal yang cuma 1 jam sekali. Kalau di pusat kota Lisbon beda lagi ya. Jujur belum pernah cobain. Daaan tercengang di Seville pengalaman naik bis nya oke. Bis datang tepat waktu sesuai kata google map.
Moon Korean Restaurant. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Informasi harga tertera di halte. Per orang dikenakan harga 1,4 Euro sekali jalan. Anak di atas 3 tahun sudah mulai bayar. Ada akses stroller di dalam bis. Lampu terang, suasana bersih. Zygmund yang besarnya sudah terbiasa naik bis langsung tidur nyenyak di stroller.
Compare with Swiss’s public transportation, gak ada yang bisa mengalahkan. Swiss is the best deh. Tapi so far happy naik bis di Seville meskipun cuma 2x. Kangen banget rasanya naik public transportasi yang nyaman tanpa pusing parkir mobil di mana. Review google 4,6 untuk Moon Korean Restaurant ternyata memang betul. Chimek (ayam kriuk bola-bola dengan saos pedas Korea), Ttuk Gangjeong (rice cake goreng dengan saos pedas Korea), Yukguejang (sup daging super pedas), dan nasi putih. Makanan enak penambah nafsu makan. Seporsi rata-rata harganya 10 - 13 Euro. Lebih mahal dari harga steak daging yang ada di pujasera mall.
Liburan 6 hari 5 malam pun telah usai. Saatnya kembali ke Lisbon dengan semangat. Alhamdulillah liburan kali ini semua happy, tidak ada drama, perut selalu kenyang, dan cuaca di Spanyol sangat bersahabat. Tepat sebelum maghrib waktu setempat kami sudah tiba di rumah.
Naik bus di Seville Spanyol. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Alhamdulillah, Tuhan berikan keselamatan dan kesehatan untuk kami berempat.
Kawan pembaca yang ingin melancong ke Eropa paling tidak siapkan more or less 1000 Euro untuk traveling selama seminggu. Namun juga tergantung negaranya ya. Portugal rata-rata lebih murah dari Spanyol. Sedangkan Swiss jelas lebih mahal daripada keduanya. Kalau tidak siap makan roti, salad, dan kentang. Tenang saja selalu ada penyelamat restoran Asia. Sudah siap liburan ke mana akhir tahun ini?? (*)