COWASJP.COM – Jintan hitam (black seed) di Indonesia dikenal juga dengan nama habbatussauda. Nama ilmiahnya nigella sativa (NS). Banyak digunakan sebagai tanaman obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Dimanfaatkan ekstraknya atau digunakan juga sebagai bumbu masakan.
Berbagai manfaat atau khasiat diperoleh dari ekstrak jintan hitam. Salah satunya adalah untuk kesehatan gigi.
Ekstrak nigella sativa menunjukkan aktivitas antibakteri yang signifikan terhadap bakteri penyebab periodontitis dan pulpitis.
Periodontitis adalah suatu penyakit inflamasi atau pembengkakan yang terjadi di jaringan periodontal. Yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang dibiarkan menumpuk di gigi dan gusi. Nah, saat periodontitis berkembang, tulang dan gigi bisa mengalami kerusakan.
Padahal indah dan utuhnya gigi sangat penting bagi kecantikan dan atau ketampanan kita. Sekaligus sebagai pengunyah makanan yang sempurna jika gigi utuh dan kuat berseri.
Sedangkan pulpitis adalah suatu kondisi peradangan pada pulpa gigi yang terdiri dari jaringan vaskular, jaringan ikat, pembuluh darah, dan saraf. Ketika bagian ini mengalami peradangan, Anda akan mengalami rasa sakit dari saraf-saraf yang meradang.
Bagaimana penjelasan ilmiah manfaat jintan hitam atau habbatussauda untuk kesehatan gigi? Inilah tulisan Prof Dr Ernie Maduratna Setiawatie, drg, MKes, Sp Perio (K) dari FKG Universitas Airlangga, Surabaya:
***
PASTA gigi berbahan dasar nigella sativa atau jintan hitam dapat dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit gigi dan mulut . Di Indonesia, karies (kerusakan lapisan email) gigi masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah kasus yang tinggi. Di kalangan orang dewasa maupun anak-anak.
Pasta gigi nigella sativa inilah yang mencegah terjadinya karies gigi.
Mengapa?
Ekstrak jintan hitam pada pasta gigi tersebut mengandung thymoquinone (TQ), yang bersifat antibakteri di dalamnya.
Harzallah et al. melakukan penelitian untuk menilai aktivitas antikariogenik minyak atsiri nigella sativa. Kariogenik adalah bakteri yang menyebabkan terjadinya karies.
Penelitian menggunakan metode dilusi untuk mengevaluasi konsentrasi penghambatan minimum (Minimum Inhibition Concentration/MIC) minyak esensial nigella sativa terhadap bakteri patogen kariogenik oral.
Hasil zona hambat terhadap semua strain yang diteliti, terutama S. mutans menunjukkan zona hambat 24,5 ± 0,71 mm, dan terhadap Streptococcus mitis (S. mitis) dengan 22 ± 1,41 mm.
S. mutans atau Streptococcus mutans adalah kokus (bakteri berbentuk bulat) anaerob fakultatif gram-positif yang biasa ditemukan dalam rongga mulut manusia, dan merupakan kontributor yang signifikan untuk kerusakan gigi
Nah, ekstrak minyak jintan hitam tidak hanya ditemukan memiliki efek bakterisidal terhadap S. mutans, tetapi juga memiliki efek dalam menghambat perlekatan S. mutans pada permukaan gigi. Itulah salah satu manfaat penting ekstrak minyak jintan hitam alias habbatussauda!
Di bidang penyakit periodontal, pasta gigi nigella sativa dapat menghambat pertumbuhan bakteri plak supra gingiva.
Plak adalah lapisan lunak dan lengket di gigi yang terdiri dari protein dan bakteri (biofilm). Plak terdiri dari 70% bakteri yang berasal dari air liur.
Karang gigi supragingival terletak di atas gusi atau di permukaan gigi yang tampak di rongga mulut, biasanya warnanya lebih terang, putih kekuningan/konsistensinya seperti kapur.
Penelitian pada hewan coba tikus wistar yang di terapi dengan ekstrak nigella sativa dalam air minum memiliki indeks periodontal lebih rendah dan jumlah bakteri sub gingiva lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Studi in vivo lain meneliti peran pencegahan ekstrak nigella sativa terhadap perkembangan inflamasi periodontal.
Pemberian nigella sativa secara oral membantu dalam pencegahan penyakit periodontal karena mengurangi resorpsi tulang alveolar. Pemberian chip periodontal yang mengandung nigella sativa pada periodontitis kronis menunjukkan perbaikan klinis yang signifikan dibandingkan dengan kelompok chitosan .
Di bidang endodontic (perawatan saluran akar gigi), antisepsis intrakanal dianggap sebagai salah satu langkah mendasar dalam terapi saluran akar. Solusi irigasi antimikroba dan agen disinfektan dan obat-obatan lain yang digunakan secara lokal berperan penting dalam menghambat bakteri dalam tubuli dentin.
Irigasi saluran akar yang ideal harus memiliki daya antibakteri tinggi terhadap mikroorganisme dalam biofilm dan saluran akar yang tersembunyi.
Saat ini bahan irigasi saluran akar menggunakan natrium hipoklorit (NaOCl) menunjukkan aktivitas antimikroba yang sangat baik, namun sering menimbulkan efek toksik pada jaringan periapikal.
Oleh karena itu, diperlukan cairan irigasi yang bersifat antibakteri dan tidak toksik. Dan, produk herbal nigella sativa obat kumur terbukti dapat menghambat bakteri E faecalis secara signifikan setara dengan larutan NaOCl 2,5% dan 5% ( Setiawatie, 2021).
Uji klinis mengevaluasi daya antibakteri ekstrak nigella sativa menunjukkan bahwa ekstrak nigella sativa memiliki efek bakterisid dengan zona penghambatan maksimum 26 mm diameter untuk Enterobacter cloacae, diameter 22 mm untuk Streptococcus oralis, diameter 21 mm untuk Streptococcus anginosus, diameter 20 mm untuk Staphylococcus epidermides, dan 16 mm untuk Enterobacter cloacae, Streptococcus oralis, Streptococcus anginosus, Staphylococcus epidermides dan Enterococcus durans (MI. Nader et al., 2010).
Studi lain meneliti obat pulp capping baru dalam bidang kedokteran gigi anak untuk menggantikan formocresol karena efek samping yang dilaporkan. Studi ini membandingkan respons pulpa histopatologis dengan minyak nigella sativa dan formocresol pada hewan coba.
Hasil penelitian: nigella sativa secara histologis menunjukkan vasodilatasi ringan sampai sedang dengan beberapa sel inflamasi dan lapisan odontoblastik kontinu. Di sisi lain pada kelompok pemberian formocressol menunjukkan peradangan lanjut dengan vasodilatasi parah dan infiltrasi dan degenerasi sel inflamasi.
Vasodilatasi merupakan pembesaran dari pembuluh darah di dalam tubuh. Ini terjadi ketika otot polos di arteri dan vena mayor mengendur. Vasodilatasi terjadi secara alami sebagai respons terhadap kadar oksigen rendah atau peningkatan suhu tubuh.
Dengan demikian, aplikasi nigella sativa oil dapat mempertahankan vitalitas pulpa, sehingga dapat dikembangkan menjadi agen pulpotomi yang baik dalam praktek klinis (O.M. Omar et al., 2012).
Di bidang oral medicine, ulserasi pada rongga mulut merupakan lesi nyeri umum yang berkaitan dengan berbagai kondisi, mulai dari trauma lokal ringan hingga kondisi sistemik yang signifikan, seperti penyakit hematologi, gastroenterologis, dermatologis, imunologis, dan penyakit ganas seperti kanker.
Nigella sativa oil topikal memiliki efek terapi yang bermanfaat untuk penyembuhan ulkus oral yang diinduksi secara kimia. Nigella sativa oil mempercepat penyembuhan lesi, karena menghambat pertumbuhan organisme patogen di lokasi lesi, yang dapat memperlambat proses penyembuhan. Selain itu kandungan flavonoid dan komponen lain dalam nigella sativa dapat meningkatkan proses penyembuhan menjadi lebih baik.
Pasta gigi Habbatussauda Sativa (Foto Doc: Prof Ernie)
Di bidang bedah mulut, ekstrak nigella sativa dilaporkan menginduksi penyembuhan tulang pada soket gigi yang diekstraksi dan menghasilkan pembentukan trabekula tulang yang lebih cepat.
Penelitian pada hewan percobaan oleh Al Hijazi dan Mohammed pada 2013 menunjukkan efek terapi dari kedua bentuk bubuk dan minyak nigella sativa pada penyembuhan soket. Sampel 24 kelinci jantan diberi ekstrak bubuk nigella sativa dan bahan minyak nigella sativa pada gigi post ekstraksi, dan membandingkan penyembuhan dengan sisi lain mulut (kelompok kontrol). Daerah soket post ekstraksi diperiksa secara radiografi dan histologis setelah satu dan 6 minggu. Hasil penelitian menunjukkan deteksi pembentukan osteoid pada minggu pertama dan pembentukan tulang trabekula (bagian dalam tulang yang berongga) pada minggu ke-6 pada soket yang diberi ekstrak Nigella sativa (bubuk dan minyak).
Tanaman herbal dapat digunakan sebagai campuran bahan graft karena dapat meningkatkan osseointegrasi.
Sebuah penelitian in vivo oleh Al Najar dan Mohammed (2009) dilakukan untuk menyelidiki efek ekstrak minyak jintan hitam pada sifat mekanik dan histologis pada permukaan implan tulang.
Hasil penelitian:
selama periode waktu yang berbeda, implan yang dilapisi NS (nigella sativa) memiliki ketahanan torsi yang jauh lebih baik daripada implan yang tidak dilapisi. Dan secara histologis menunjukkan osseointegrasi awal dengan permukaan osteofilik, serta tidak ada reaksi jaringan yang merugikan.
EKSTRAK NS BERPOTENSI ANTIOKSIDAN
Ekstrak NS menunjukkan potensi antioksidan, anti bakteri, anti inflamasi dan sitoproteksi (membantu melindungi mukosa lambung tanpa menghambat sekresi asam lambung) yang penting. Sehingga berpotensi dalam pengobatan herbal di bidang kedokteran gigi yaitu sebagai pasta gigi, obat kumur, bahan irigasi saluran akar, bahan pulp capping dan pelapis dental implan.
Pengembangan formulasi NS dalam bioteknologi nano dapat dianalisis untuk pengembangan bahan kedokteran gigi di masa yang akan datang.
***
Ekstrak jintan hitam 3% memiliki daya hambat tertinggi terhadap bakteri penyebab periodontitis yaitu P Gingivalis, Aggregatebacter Actinomycetemcomitans dan E Faecalis dibandingkan dengan doksisiklin 0,1% dan metronidazole 1%.
Uji antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak nigella sativa memiliki aktivitas penangkal radikal bebas pada konsentrasi 3%. Uji sitotoksik dilakukan pada kultur sel fibroblas dan osteoblas, hasilnya adalah bahwa nigella sativa 3% mempunyai viabilitas di atas 90%.
Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk tumbuh secara normal pada kondisi optimum.
Para peneliti telah menghubungkan manfaat kesehatan dari nigella sativa dengan komponen aktifnya. Bijinya terdiri dari 28-36% protein, alkaloid dan saponin dan 0,4-2,5% minyak atsiri. Banyak senyawa aktif farmakologis telah diisolasi dari nigella sativa, tetapi konstituen aktif yang paling banyak dilaporkan adalah thymoquinone (TQ), dithymoquinone, thymol, dan thymohydroquinone.
Beberapa komponen nutrisi ditemukan dalam biji, seperti karbohidrat, lemak, asam amino esensial, dan vitamin. Bijinya juga dianggap sebagai sumber potasium, kalsium, dan zat besi. Beberapa penulis telah meninjau nigella sativa dan komponen aktifnya yaitu thimoquinone memiliki banyak sifat farmakologis, seperti: antimikroba ,antibakteri, antihelmintik, antijamur, dan antivirus, antiinflamasi, analgesic, inhibitor pelepasan histamine, antihipertensi, hipoglikemik, anti kanker, antioksidan dan hepatoprotektif.
ANTI KANKER
Banyak senyawa aktif telah diisolasi, diidentifikasi, dan dilaporkan dalam berbagai varietas biji nigella sativa. Senyawa aktif yang paling penting adalah thymoquinone (30%-48%), thymohydroquinone, dithymoquinone, p-cymene (7%-15%), carvacrol (6%-12%), 4-terpineol (2%-7%), t-anethol (1%-4%), sesquiterpene longifolene (1%-8%) α-pinene,dan thymol.
Biji nigella sativa mengandung dua jenis alkaloid yang berbeda; yaitu alkaloid isoquinoline, misalnya nigellicimine dan nigellicimine-N-oxide, dan alkaloid pirazol atau alkaloid bantalan cincin indazol yang meliputi nigellidine dan nigellicine.
Selain itu, biji nigella sativa juga mengandung alpha-hederin, triterpen pentasiklik yang larut dalam air dan saponin, yang merupakan agen antikanker potensial. Sebagian besar sifat farmakologis nigella sativa terutama dikaitkan dengan konstituen quinone, di mana thymoquinone adalah yang paling melimpah.(*)