COWASJP.COM – PADANG. Guru besar ilmu politik Universitas Andalas, Prof. Dr. Asrinaldi menilai, Irman Gusman berpeluang besar untuk terpilih kembali sebagai Senator pada Pemilu 2024.
Selain karena ketokohan Irman diakui di Sumatera Barat, Ketua DPD RI periode 2009-2016 itu dinilai memiliki kepedulian yang tinggi terhadap daerah asalnya, sehingga nama Irman Gusman tetap lengket di hati masyarakat.
Karena itu, ketika KPU Sumbar meloloskan 20 bakal calon anggota DPD RI pada tahap verifikasi administratif, termasuk Irman Gusman, ia meyakini bahwa Irman berpeluang besar untuk kembali menjadi Senator Sumatera Barat.
“Saya meyakini nama Irman Gusman melekat di hati rakyat; dan kehadirannya akan memberi harapan baru, sehingga peluang untuk terpilih kembali tetap besar,” ujar Prof. Asrinaldi, Rabu (8/2/2023).
Sebagai politikus senior, Irman Gusman diperkirakan akan memanfaatkan jaringannya yang luas untuk mengantarnya kembali ke Senayan, ujar Asrinaldi.
Menanggapi kasus hukum yang secara kontroversial telah menjerat Irman, guru besar politik ini katakan, masyarakat Sumbar adalah orang-orang cerdas, sehingga mereka yakin bahwa Irman telah menjadi korban konspirasi politik dan hukum. Karena itu, untuk terpilih kembali sebagai wakil masyarakat Sumbar di DPD RI, peluang Irman tetap besar, ujarnya.
“Persoalan dukung-mendukung dan mobilisasi, saya kira tidak sulit bagi Irman, karena rekam jejak dan ketokohan Irman selama menjadi wakil masyarakat Sumbar di DPD RI diakui oleh masyarakatnya," kata pakar politik ini.
“Pak Irman juga merupakan tokoh budaya, yang konsisten memperjuangkan aspirasi masyarakat Minang, bahkan menjadi pembina adat dan tradisi keislaman di Minangkabau,” ungkap Asrinaldi.
Ia menambahkan, Irman Gusman juga memiliki jaringan luas di berbagai negara, termasuk Malaysia. Bukti terkini adalah ketika Irman diterima sebagai tamu asing pertama oleh Anwar Ibrahim segera setelah dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Penilaian Tokoh Pers dan Budaya Minang
Sementara itu, tokoh pers dan budaya Minang, Hasril Chaniago, mengatakan pemilih Sumatera Barat merupakan pemilih yang sangat rasional. Karena itu, kasus hukum yang pernah menimpa Irman diyakininya tidak akan mempengaruhi masyarakat yang bertekad kembali memilih tokoh kebanggaannya itu.
Saat Irman dianggap menerima gratifikasi dalam kasus dimaksud, masyarakat Sumbar tetap melakukan pembelaan kepadanya, ujar wartawan senior ini.
Hasril menambahkan, tokoh-tokoh masyarakat Minangkabau mendukung penuh kegiatan eksaminasi terhadap putusan perkara Irman Gusman, yang dilakukan oleh sejumlah guru besar hukum dari berbagai perguruan tinggi terkemuka, termasuk Prof. Dr. Edward O.S. Hiariej, SH, M.Hum. yang kini menjadi Wakil Menteri Hukum dan HAM, serta mantan Ketua Komisi Yudisial Prof. Dr. Eman Suparman, SH, MH.
Dukungan terhadap eksaminasi para guru besar hukum itu diberikan pula oleh Ketua MUI, Ketua Lembaga Kekerabatan Adat Minangkabau, Ketua Bundo Kanduang, kalangan cendekiawan, serta berbagai komponen lainnya dalam masyarakat, ujar Hasril.
Eksaminasi tersebut diyakini turut menjadi bahan pertimbangan dalam proses peninjauan kembali di Mahkamah Agung dan pengadilan tertinggi itu kemudian mengeluarkan putusan bahwa telah terjadi kesalahan dalam pemilihan pasal dakwaan yang dikenakan kepada Irman Gusman.
Mahkamah Agung lantas membatalkan putusan pengadilan negeri yang telah memvonis Irman sebagai penerima suap dan memilih pasal gratifikasi sebagai dasar putusannya, sehingga Irman Gusman dibebaskan dari penjara setelah tiga tahun dikurung akibat putusan yang salah itu.
Hasril menjelaskan, sekalipun Irman dikenakan pasal gratifikasi, seharusnya, sesuai undang-undang Tipikor, ia diberikan waktu 30 hari untuk melaporkan gratifikasi dimaksud. Hal ini tidak dilakukan oleh KPK yang bahkan tidak pula menetapkan status gratifikasi dimaksud.
Sementara itu, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat, Marhadi Effendi mengatakan, Muhammadiyah akan sepenuhnya mendukung Irman Gusman sebagai kadernya untuk mengikuti Pemilu 2024 mendatang.
“Kita akan sosialisasikan ke seluruh pimpinan daerah Muhammadiyah dan Aisyiah di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota, sampai ke lapisan bawah,” kata Marhadi.
Basis Muhammadiyah di Sumatera Barat sangat kuat, karena memiliki ratusan ribu anggota, ujarnya.
“Di setiap kecamatan itu ada ribuan pendukung. Malah ada yang di lingkungan internal itu kita istilahkan sebagai Kabupaten Muhammadiyah,” ungkap Marhadi.
Menurut Marhadi, mantan ketua DPD RI ini sudah lama melanglang buana di kancah politik dan “banyak berperan dan partisipasi untuk Muhammadiyah,” imbuhnya. (*)