COWASJP.COM – Betapa beruntungnya pengusaha kuliner asal Solo ini. Wenie Puji Marwati, namanya. Baru dua hari ia membuka rumah makan di kaki Gunung Merapi, yang datang tamu VVIP.
Buka pada Sabtu (18/3). Senin siang (20/3), Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY makan siang di restonya: Resto Tjondrogeni. Suasana destinasi wisata kuliner dengan bangunan utama joglo itu pun, sontak menjadi riuh. Karena SBY tidak datang sendirian.
SBY didampingi putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Jufa dua menteri di era Kepresidenan SBY: Syarief Hasan dan Andi Mallarangeng. Hadir pula sejumlah kerabat dekat keluarga Cikeas. Datang beriringan dengan bus dan sejumlah mobil, anggota rombongan SBY tak kurang dari 150 orang.
”Saya dikontak Sespri Pak SBY dua hari sebelumnya, Sabtu (18/3). Kebetulan, sepanjang hari Sabtu itu, Tjondrogeni menggelar soft opening,” tutur Wenie.
Info yang diperoleh ibu dua anak ini, Pak SBY, Mas AHY dan rombongan sedang berada di Jogja untuk nonton final Proliga 2023 di GOR Amongrogo. LavAni, tim bola voli binaan SBY, kembali menjadi juara Proliga dalam final yang dihelat Minggu (19/3).
Sebelum dihubungi Sespri SBY, Wenie bersama seluruh kru Tjondrogeni sejatinya sedang menggelar serangkaian acara, menandai dibukanya resto yang ia persiapkan sejak enam bulan silam.
Karyawan Tjondrogeni berfoto bersama SBY.
Sebagai bentuk ”kula nuwun” kepada warga sekitar, Jumat (17/3) sore, telah dilaksanakan kegiatan pengajian. Mengundang 30 santri yang bertadarus, membaca 30 juz Alquran. Diakhiri dengan penyerahan santunan kepada dhuafa dan anak yatim.
Usai pengajian, esoknya, Sabtu (18/3), soft launching Tjondrogeni dilakukan. Ditandai dengan prosesi pemecahan kendi oleh keluarga Wenie Marwati. Hajatan dirangkai dengan beberapa acara lain seperti test food dan live music. Selain warga sekitar, pembukaan resto juga dihadiri banyak kolega dan kerabat.
Karangan bunga tampak terlihat berjejer di depan halaman resto. Mengucapkan selamat dan sukses dibukanya Tjondrogeni Resto. Dari Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dari AHY, dari Kapolda Jatim Irjen Toni Harmanto, dan dari sejumlah rekan dari Fisipol UGM, almamater Wenie.
Banyak Spot Instagramable
Wenie mengaku beruntung, sekaligus tertantang, Resto Tjondrogeni langsung kerawuhan tamu VVIP dalam jumlah besar. ”Sempat agak keteteran. Tapi alhamdulillah, testimoni Pak SBY, Mas AHY, dan tamu lainnya sangat positif,” kata alumni Departemen Ilmu Komunikasi, Fisipol UGM, sumringah.
Selain memuji aneka masakan tradisional yang disajikan, rombongan umumnya juga terpikat oleh view Tjondrogeni yang menawan. Instagramable. Bisa berlatar Merapi. Bisa panorama sawah. Atau sungai kecil dengan air jernihnya.
Tondrogeni Resto yang berada di Kaki Merapi.
Resto ini terletak di belahan utara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tepatnya di Jalan Raya Ngebo, Kec. Ngaglik, Kab. Sleman. Tjondrogeni memang berlokasi di kawasan yang memiliki panorama nan elok. Ditambah udara sejuk dan suasana asri yang terbangun lewat hijaunya area persawahan, menjadikan resto dengan halaman luas ini serasa menyatu dengan alam.
Wenie Marwati menuturkan, Tjondrogeni mengusung konsep rumah makan tradisional berbentuk bangunan joglo, lengkap dengan tatanan meja-kursi yang terbuat dari kayu. Berdiri di atas lahan seluas 11.000 m2, Tjondrogeni dilengkapi dengan beragam fasilitas yang menunjang kenyamanan tamu. Mulai dari area parkir yang luas, musala, toilet plus area resto berkapasitas 150-an tamu.
Reunian Oke, Mantenan Oke
Tentu, bukan hanya view Merapi daya tarik utama Tjondrogeni. Tapi lebih ke menu yang disajikannya. Mulai dari sop matahari, thengkleng Solo, nasi penak buntil, jadah tempe bacem, dan – ini dia – kopi asli Manggarai, Nusa Tenggara Timur, lengkap dengan baristanya. Ini atraksi tersendiri yang bisa dinikmati.
Terkait muasal kopi, bukan kebetulan, suami Wenie berasal dari Manggarai. Ia pecinta kopi yang baik. Pernah mempromosikan kopinya hingga ke Spanyol.
Dengan mencecap secangkir kopi Manggarai plus beraneka penganan nendang lainnya, tak berlebihan untuk mengatakan: Tjondrogeni telah menjadi destinasi wisata kuliner baru di Jogja yang layak dikunjungi.
Wenie menambahkan, Tjondrogeni sebenarnya menunjuk pada nama gunung yang berada di empat kabupaten: Sleman, Magelang, Klaten, dan Boyolali. Mengutip Serat Pustaka Raja Purwa karya R.Ng. Ranggawarsita, Tjondrogeni adalah nama asli dari gunung berapi yang kemudian dikenal dengan nama Merapi.
Ucapan selamat dari para tokoh.
Berasal dari dua kata: Tjondro yang bermakna bulan dan Geni bermakna api, Tjondrogeni hakikatnya menunjuk pada semangat kuat untuk menggapai rembulan, yang antara lain diwujudkan lewat upaya nguri-uri kabudayan, menumbuhkembangkan kebudayaan. Tidak terkecuali melalui resep masakan dan usaha kulineran.
Bulan itu sendiri merupakan simbol dari keindahan, impian, sekaligus kekuatan besar lewat gravitasinya. Sedangkan geni merupakan simbol lompatan peradaban. Dari olah seni masakan oleh manusia pertama – yang menemukan api tanpa melalui fase memasak – ke zaman modern di mana mengolah masakan kini membutuhkan api.
”Kami optimistis, Tjondrogeni dapat menjadi destinasi kuliner unggulan dengan sajian ’3 in 1’: hidangan tradisional Nusantara, panorama indah dengan view Merapi, dan layanan ramah dalam bingkai hospitality,” pungkas Wenie Marwati, seraya menambahkan: Tjondrogeni terus memoles diri untuk segera menjadi venue reunian, bahkan resepsi mantenan. (*)