COWASJP.COM – Kelompok GoART kembali beraksi. Memeriahkan Bulan Menggambar Indonesia. Kali ini, ada 104 perupa yang bergabung memamerkan karya. Lewat tajuk Quarto #2 karya-karya perupa dari sejumlah kota, bisa dinikmati pemirsa.
Pameran drawing “Quarto #2” yang diusung kelompok GoArt ini pun menghadirkan karya-karya yang beragam. Beragam gaya dan aliran. Ada yang realis, impresif, abstrak, surealis dan sebagainya.
Pameran juga diikuti beragam usia. Rentang usia peserta termuda dan tertua bisa 60 tahun. Menunjukkan bahwa menggambar itu mudah.
Sepertinya perlu dipermaklumkan kembali bahwa Pameran Drawing “Quarto #2” kali ini cukup isTEAmevva. Dari sisi peserta. Jika komunitas lain menggelar pameran hanya diikuti oleh anggota komunitas dalam satu wilayah. Quarto #2 diikuti peserta dari sejumlah kota –Jogja, Sleman, Bantul, Magelang, Wonosobo, Solo, Sragen, Karanganyar, Temanggung, Purbalingga, Kebumen, Semarang, Surabaya, Jakarta, Tangerang, Lampung dan Denpasar.
Jika tahun lalu digelar serentak di 7 tempat. Quarto #2 tahun 2023 ini digelar di dua lokasi saja. Yang pertama di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Kota Solo, Jawa Tengah. Kedua di Galeri DhogKart, Jodog, Gilangharjo, Pandak, Bantul. Di Solo dibuka oleh Rektor ISI Surakarta, Dr I Nyoman Sukerna. Dan di Bantul dibuka oleh Wakil Bupati Joko Purnomo.
Pameran di Taman Budaya Jawa Tengah berlangsung 13-17 Mei 22023. Sedangkan di Galeri DhogKart tanggal 15-20 Mei 2023. Pameran di galeri yang berada di selatan Lapangan Jodog ini dilengkapi dengan stan ekonomi kreatif. Ada perajin blankon, patung kayu, batik, dan topeng.
Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo mengamati "Natural Serenity #2" karya Erwan Widyarto.
Tema yang dipilih secara nasional pada Hari Menggambar Nasional 2023 adalah “Gembira Menggambar, Indonesia Menggambar 2023”. Dengan tema tersebut diharapkan akan menggugah kesadaran bersama bahwa ‘menggambar’ merupakan salah satu aktivitas seni yang kreatif, inovatif dan tentunya sangat menyenangkan.
“Menggambar adalah salah satu bentuk komunikasi visual milik semua orang tanpa pandang bulu dan sangat mudah untuk dilakukan,“ ujar Nyoman Sukerna dalam sambutan pembukaan pameran.
Literasi Visual
Dalam catatan kuratorialnya, Dr Hajar Pamadi MA Hons menegaskan menggambar mendasari kita menuju literasi visual dalam budaya visual. Budaya visual yang menjadi prasarat memahami kebaruan dunia. Kebaruan dunia ini hampir dikuasai oleh komunikasi visual berbasis literasi visual - digital.
Eksistensi menggambar adalah sebagai pendidikan visual kepada anak agar mampu masuk ke dunia baru. Menggambar adalah proses pendidikan, menggambar berhubungan langsung: tangan, pikiran, dan mata. Kinerja pikiran dan perasaan menyatu dalam menciptakan karya merupakan pelatihan metacognisi yang sangat dibutuhkan bagi pendidikan modern.
Anggota DPRD DIY Kuntarti Puspandari mencoret kanvas disaksikan Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo sebagai rangkaian acara pembukaan pameran drawing Quarto #2 di Bantul.
“Melalui penguasaan lima dasar menggambar: understanding edges, spaces, light and shadow, relationships, and, the whole, or gestalt maka kemampuan visual menjadi kuat, “ tulis Hajar Pamadi dalam katalog digital pameran ini.
Menggambar adalah mengimitasi keindahan, sedangkan keindahan alami adalah milik Tuhan, maka menggambar adalah sebagian dari mempercayai Tuhan Sang Pencipta keindahan alami. Tidak ada yang dapat menyamai keindahan milik Tuhan Al Jamal.
Maka, luangkan waktu, saksikan keindahan goresan para perupa GoART ini. Anda dapat menemukan karya-karya realis dari Wasis Subroto dan Erwan Widyarto (Jogja), serta Moelyoto (Denpasar) dan lainnya. Atau karya bernuansa wayang dari Herjaka, Tales Suparman, Agus Klowor, Agus Nuryanto (Jogja), Edy Sudarno (Solo).
Selain drawing, pameran di Galeri DhogKart dilengkapi karya patung serta produk UMKM.
Atau temukan karya-karya potret tokoh. Ada Bung Karno, Gus Dur, Sultan Hamengku Buwono X, KH Mustofa Bisri, Jokowi, dan Sudjiwo Tedjo.
Dan jangan lupa, karya-karya yang dipamerkan ini bisa dibawa pulang jika ada yang nyanthol di hati. Dan hal itu, tentu akan membuat gembira sang perupa…. Maka gembira menggambar Indonesia menggambar membuat gembira sang perupa karena ada yang mengoleksi karyanya. (*)