COWASJP.COM – Bagi yang belum pernah mengalami, mungkin tidak
bisa membayangkan bagaimana rasanya. Tapi bagi yang pernah terkena syaraf kejepit, doanya satu: jangan sampai terulang atau kambuh. Kapok,
kapok merasakan sakit dan nyeri yang sangat luar biasa di bagian saraf yang terkena. Ndilalah, sudah sepekan ini, saya mengalaminya :
Di lantai satu, persis di bawah tangga, di dalam rumah. “Cepat bawa Ayah ke RS, gak kuat.” Teriak saya kepada Anak Lanang. Saya terduduk di lantai tangga paling bawah dengan kondisi pinggang sakit luar biasa. Tidak mampu berdiri sendiri, nyeri luar biasa. Belum pernah mengalami sebelumnya.
Dalam perjalanan ke rumah sakit, nyeri terkendali. Di dalam mobil, saya duduk di kursi sebelah Anak
Lanang yang pegang kemudi agar posisi kursi bisa didorong ke belakang, jadi agak rileks. Istri di kursi belakang. Dari Depok, kami menuju sebuah RS swasta di pinggiran timur Jakarta dan langsung njujug ke poli spesialis saraf.
Turun dari mobil, saya jalan terpincang dengan menahan sakit di pinggang. Antre gak terlalu lama, saya pun ditangani dokter spesialis saraf.
Bagaimana ceritanya Pak? Tanya dokter.
Lokasi syaraf yang terjepit. (FOTO: istimewa)
“Pas Lebaran, tiga bulan lalu, di kampung, saya menurunkan koper sangat besar dan berat dari mobil. Sendirian. Tak lama, punggung dan pinggang saya kedengkek (terkilir). Besoknya saya terapi di pijat tradisional, sembuh. Bahkan bisa nyetir pulang Jember-Jakarta. Minggu lalu kambuh lagi sakit pinggangnya, saya terapi pijat lagi. Nah tadi, sakit pinggangnya kambuh, tapi dengan rasa sakit yang luar biasa.”
Saya diminta berbaring. Tentu berbaring ini bisa saya lakukan dengan susah payah.
“Angkat kaki kanan dulu, turunkan lagi. Angkat kaki
kiri, turunkan,” kata dokter,
Kaki kanan saya angkat, terhenti hanya sampai 45 derajat. Gak kuat lebih tinggi, karena sakit luar biasa di belakang lutut hingga di bawah paha. Kaki kiri lebih parah. Hanya bisa diangkat 20 derajat. Mau diangkat lebih tinggi, saya sudah teriak kesakitan. Sangat sakit dan nyeri di tepi kiri mulai pantat, paha, lutut, hingga betis. Sakit yang teramat sakit.
Penyebab syaraf terjepit. (FOTO: Tofan Mahdi)
“Bapak dirawat ya, besok MRI. Saya ingin memastikan apakah ini hanya karena otot atau saraf,” kata dokter.
Saya pun opname. Awalnya pede, wong badan saya sangat sehat, segar bugar. Hanya kedengkek atau boyok’en. Jadi saya santai dan yakin paling rawat sehari, pulang.
Sabtu (2 Juni 2023), MRI pun dilakukan, Hasilnya?
“Bapak HNP (hernia nukleus pulposus) atau awam menyebut syaraf terjepit. Ada dua ruas syaraf yang terjepit, L3 dan L4. Yang L4 parah karena nyaris menekan penuh syaraf. Tingkat keparahan HNP Bapak pada level 3 dari skala 1-5. Jadi agak berat.”
Harus operasi Dok? “Saya akan memberikan treatment obat dan fisioterapi dulu. Jangan sampai
operasi lah Pak, semoga bisa sembuh.” (Bersambung)
Penulis: Tofan Mahdi Mantan Wapemred Jawa Pos dan Ketua Bidang Komunikasi GAPKI.