COWASJP.COM – Puncak peringatan HUT Ke-75 Kalurahan Sidoarum, DI Jogjakarta, dimeriahkan dengan Kirab Bedhol Praja. Kirab diikuti delapan pedukuhan yang ada di Kalurahan Sidoarum. Digelar pada Minggu, 18 Juni 2023 di penggal jalan Godean antara Kantor Kapanewon Godean hingga Kantor Kalurahan Sidoarum.
Sebelum kirab ada sejumlah acara seperti Bazar UMKM, jalan sehat dan pertunjukan wayang kulit.
Selama kirab berlangsung, jalan Godean dari arah Ringroad Demak Ijo ke Barat hingga perempatan Pasar Godean ditutup. Begitu pula sejumlah akses jalan yang mengarah ke penggal jalan dilaksanakannya kirab.
Kirab yang dimulai dari pukul 14.00 WIB ini diawali dengan upacara pemberangkatan rombongan oleh Bupati Slemania Kustini Sri Purnomo.
Rombongan pertama adalah Tim Kalurahan. Kereta dengan dua kuda yang dinaiki oleh Bupati Sleman Kustini SP dan Lurah Sidoarum Hesty Pujiastuti. Di kereta ini ada pula lurah Sidoarum periode sebelumnya yang juga suami Hesty, Ganefo Sugihartono. Diikuti kereta lain yang dinaiki para punggawa Kapanewon Godean maupun kalurahan Sidoarum. Dan pasukan berkuda.
Menyusul kemudian rombongan kirab dari padukuhan-padukuhan. Pertama Padukuhan Cokrokonteng diikuti Kramat, dan Sebaran. Kemudian Beji, Potrowangsan, Tangkilan, Bantulan dan terakhir Cokrobedhog. Peserta kirab Bedhol Praja yang terdaftar di panitia ada sebanyak 3.332 orang.
Aneka kreasi ditampilkan oleh masing-masing pedukuhan. Gunungan hasil bumi, potensi budaya, kesenian hingga "ogoh-ogoh" yang ditandu serombongan orang.
Ogoh-ogoh itu berbentuk raksasa, hewan, maupun tokoh wayang. Ada pula paguyuban sepeda onthel, komunitas motor Yamaha CDI, kelompok tani dan sebagainya.
Ogoh-ogoh diiringi tim khusus untuk menaikkan kabel yang melintang di jalan. Dengan bambu yang ujungnya dibuat khusus, kabel itu diangkat sehingga ogoh-ogoh bisa lewat. Ogoh-ogoh ini rata-rata memiliki tinggi 4-7 meter.
Kereta dengan dua kuda dinaiki Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo. (FOTO: Erwan Widyarto)
Rombongan Padukuhan Beji diawali oleh Dukuh Warsidi dan nyonya. Kemudian bregada pengiring dan Gunungan Blangkon.
Setelah itu rombongan RW 26 Gumuk Indah yang diwakili Bank Sampah Griya Sapu Lidi. Menampilkan KREATIVITRASH. Bermacam-macam KREASI dengan TRASH atau SAMPAH. Juga pesan-pesan lingkungan lewat sejumlah poster.
Barisan terdepan pembawa "pataka" bertuliskan RW 26 Gumuk Indah yang dibuat dari tutup botol. Di sebelah kanan membawa tulisan "Bank Sampah Griya Sapu Lidi RW 26 Gumuk Indah Sidoarum." Sebelah kirinya membawa pesan dari Pasal 19 Perda DIY No 3 Tahun 2013. Bunyinya: "Setiap Orang WAJIB memilah sampah."
Kemudian diikuti atraksi Trashion. Peragaan Busana Berbasis Sampah. Untuk menunjukkan bahwa sampah itu BERNILAI. Bisa dimanfaatkan sebagai penunjang atraksi yang menarik. Lima peraga cantik mengenakan gaun upcycle rancangan pengurus Bank Sampah Griya Sapu Lidi.
Salah satu peraga adalah mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogya (UAJY). Ia bersama kawan-kawan lain yang membawa spanduk kampanye #pilah #hidupmilenialtanpasampah Tulisan dengan tutup botol di atas baner bekas.
Kemudian ada musik PBB : Perkusi Barang Bekas yang dimainkan Mami Muda (Muda Mudi Gumuk Indah). Mereka menabuh ember bekas cat sepanjang 3,8 kilometer. Saat di tengah perjalanan, ibu-ibu pengurus Bank Sampah yang membawa aneka poster, menari mengikuti irama musiknya.
Oh iya, poster-poster ini dibuat dari kertas semen. Bukan mencetak baner dari plastik maupun mencetak di kertas baru. Menegaskan prinsip 3R, reduce, reuse, recycle. Bunyi posternya antara lain 'Wujudkan Sidoarum Zero Waste, Plastik Dibakar Pemicu Kanker, Stop Bakar Sampah, Kurangi Plastik Sekarang, Gunakan Tumblermu Hemat Anggaran Minummu, dan lain-lain.
Ada juga kutipan Pasal dari Peraturan Daerah tentang sampah. Misal tentang Kewajiban Setiap Orang Memilah Sampah (Perda DIY), Kewajiban Setiap Orang Mengelola Sampah (Perda Sleman) maupun Larangan Membakar Sampah (Perda Sleman).
Rombongan RW 26 ditutup dengan Replika TUGU JOGJA berukuran 2 meter. Dibuat dari KARDUS BEKAS setoran di Bank Sampah.
Mengenakan busana yang terbuat dari sampah. (FOTO: Erwan Widyarto)
Di depan panggung kehormatan, rombongan ini disambut antusias masyarakat maupun Lurah Sidoarum. Pembawa acara pun menyampaikan inilah ikon Sidoarum Go Green.
Di belakang RW26 ada rombongan Bregada, dan rombongan dari RW lain dari Padukuhan Tinom. Finis rombongan Beji di panggung kehormatan ini sekira pukul 16.30. Sedangkan Padukuhan lain di belakang baru sampai saat Magrib.
Penonton berjubel di sepanjang rute. Bahkan di beberapa ruas jalan, penonton merangsek ke tengah. Sejumlah peserta kirab juga berinteraksi dengan penonton. Mengajak joget ataupun diajak foto bersama.
Yang penting dibenahi ke depan, sepertinya hanya beberapa konten peserta kirab yang kurang melokal. Misalnya beberapa peserta mengenakan atribut bernuansa Bali. Mulai dari ikat kepala, kain kotak-kotak, hingga aksesoris lain yang sangat Bali.
Perlu diperhatikan juga kebiasaan membuang sampah –terutama botol/gelas minuman- saat kirab. Terlihat, usai acara, botol-botol dan gelas plastik berserakan di sepanjang jalur kirab. Hal ini mestinya disampaikan sebelum acara kirab dan sekaligus disiapkan Tim Sapu Bersih yang menangani sampah kirab.(*)