COWASJP.COM – SAYA mampir Al Zaytun yang lagi diempas-empas badai medsos. Sepi. Ada suami-istri lagi mengantarkan anak. Sekolah akan dimulai. Ia dari Jakarta. Ia harus datang sendiri ke pedalaman Indramayu. Itu karena ia tidak bisa lagi transfer uang sekolah lewat bank. Semua rekening Al Zaytun diblokir.
Sejumlah santri lagi menyapu jalan. Yakni jalan di depan gedung HM Soeharto. Di situlah para santri latihan upacara bendera.Yakni untuk upacara 17 Agustus bulan depan.
Saya ke masjid baru nan megah yang belum selesai dibangun. Waktu duhur sudah agak telat. Sepi. Baru lantainya yang jadi. Belum ada dindingnya. Di dalam masjid itu terdengar alunan gamelan Jawa. Saya tolah-toleh dari mana kumandang gamelan itu.
Di atas tempat imam terbaca spanduk: menyambut peringatan 1 Suro. Tanggal 19 Juli 2023. Berarti kedatangan saya ini terlalu cepat sehari. Tanggal 19 saya harus di Pontianak.
Saya mondar-mandir di lantai pertama itu. Tidak ada orang. Meski baru lantai satu yang selesai tapi sudah digunakan. Salat Id berjarak yang ada seorang wanita di barisan depan yang viral itu di lantai ini. Lima lantai lainnya belum selesai.
Saya keliling di tengah lantai 99 x 99 meter itu. Bersih. Mengilap. Saya mendongak ke atas. Terlihat bagian dalam kubah, jauh di atas sana. Meski enam lantai, bagian tengahnya bolong. Kalau pun Anda di lantai 6 bisa melongok ke lantai paling bawah.
Bedugnya besar sekali. Terbesar yang pernah saya lihat. Masih dibungkus plastik. Ditaruh di teras lantai 1. Ada tulisan Sudahkah Anda Salat? di dinding bedug itu.
Saya pun mencari sumber suara gamelan. Merdu sekali. Terpantulkan ke mana-mana. Saya naik ke lantai mezzanine. Lalu naik lagi ke lantai 2. Di situlah para guru dan santri latihan gamelan. Itu untuk persiapan peringatan 1 Suro. Lagunya: tombo ati (obat sakit hati). Vokalisnya dua orang guru bahasa Inggris.
Akhirnya saya bertemu Pak Abd Halim, salah seorang tangan kanan Syekh Panji Gumilang, pimpinan Al Zaytun. Saya pun minta diantar ke tempat yang oleh medsos disebut sebagai bunker tempat persembunyian.
Ternyata saya diajak ke basement. Ke ruang bawah tanah di bawah masjid itu. Betul. Bunker. Basement. Isinya penuh kayu jati. Banyak yang masih berbentuk gelondongan.
Itulah kayu untuk interior masjid. Sebagian sudah jadi lembaran. Lembaran itu diukir. Mengukirnya pakai mesin. Otomatis. Pisau ukirnya terhubung dengan pola yang ada di layar komputer.
"Masjid ini lahannya begitu luas. Mengapa harus punya basement?"
“Untuk tamu-tamu VIP. Mobil tamu VIP langsung ke basement. Lalu ke lantai 1 pakai lift atau eskalator," ujar Abdul Halim.
Mungkin publik lebih percaya medsos itu. Lebih masif. Lebih luas. Lebih dramatis. Sudah menjadi kebenaran baru.
Menurut Halim, Syekh Panji Gumilang sendiri yang membeli kayu jati itu. Sekian tahun lalu. "Sampai ke Bojonegoro, Cepu, dan sekitarnya," ujarnya. Daerah-daerah itulah ''ibu kota''-nya kayu jati.
Saya juga minta diantar ke bangunan yang menurut medsos adalah sinagog. Rumah ibadah agama Yahudi. Bangunan itu warna biru. "Gedung inilah yang fotonya ditampilkan di medsos. Di medsos foto gedung ini ditempeli lambang sinagog. Di sini tidak ada logonya kan," ujar Halim.
"Gedung apa ini?"
"Kita masuk saja. Lihat sendiri", katanya.
Ternyata isi gedung itu mesin-mesin pengolah air. Masih baru. Belum beroperasi. Di ''sinagog'' inilah, menurut rencana, akan diproduksi air minum Al Zaytun. Menambah kapasitas produksi air minum di tempat yang lama.
"Lalu di mana gedung yang di medsos dibilang tempat pembuatan senjata itu?" tanya saya.
Saya pun dibawa ke sana. Terlihat tabung-tabung gas untuk las baja. Terlihat juga mesin-mesin bubut. Besi berserakan. Ada plang kecil bertulisan Al Abasyiah di bagian depan. Inilah bengkel pembuatan perabot sekolah. Atau bengkel untuk menyiapkan rangkaian baja bagi semua proyek di sana.
Al Zaytun memang punya prinsip tidak keberatan kalau ada yang membangun sinagog di lokasinya. "Tapi untuk apa membangun sinagog kalau tidak ada yang sembahyang Yahudi di sini?" ujar Halim.
Pun gereja. Tidak akan keberatan kalau di situ dibangun gereja. Tapi untuk apa. Tidak ada yang Kristen di sini.
Lalu saya diantar ke kantor Panji Gumilang. Lokasinya di mezzanine masjid baru. Syekh Panji lagi berbincang dengan rombongan Pendeta Tjahjadi Nugroho dari gereja Gereja Jemaat Allah Global Indonesia (JAGI).
Ruang tamunya besar. Berisi 18 sofa. Semua sofa tunggal. Syekh Panji duduk di sofa di ujung tengah.
Mereka bicara soal toleransi. Syekh Panji terlihat tidak setuju dengan istilah toleransi beragama. Dalam membahas toleransi jangan bicara agama. "Bisa bertengkar," katanya. Lebih baik bicara kerukunan tanpa menyinggung soal agama.
Mereka juga membahas soal lagu Indonesia Raya yang utuh. Yang tiga stanza. Di situ disebutkan Indonesia itu ''tanah mulia'', ''tanah suci'', dan ''tanah berseri''. Lengkap.
Dalam sejarah keagamaan tanah mulia itu Makkah dan Madinah. Tanah suci itu Jerusalem, Makkah, dan Madinah.
Tapi kita juga perlu tanah berseri. Itulah Indonesia. Mulia, suci, berseri, lengkap ada di Indonesia.
Kurang apa lagi untuk tidak ingin mati di Indonesia.
Panji terlihat tetap semangat berbicara soal toleransi. Sesekali ia tampak bicara sambil berdiri. Ia pakai baju lengan panjang. Berdasi. Sesekali mengutip filsafat Jawa. Lengkap dengan tembangnya. Ia lagukan pula. Merdu. Sesekali pula Syekh Panji mengutip ayat Quran. Atau Taurat.
"Sejak kapan pakai dasi?"
“Sejak sekolah di Gontor, Ponorogo," katanya. Ia terus pakai dasi, sering juga lengkap dengan jas. Sampai tua di Gantar, di Indramayu ini.
"Punya berapa ratus dasi?"
"Tidak saya hitung. Banyak yang pemberian orang," katanya.
Kini di Al Zaytun orang tua santri harus membayar kontan. Ketika jual hasil bumi juga kontan. Itu untuk biaya operasional sehari-hari. Karyawan dan guru jumlahnya ratusan. Mereka tetap harus digaji. Mereka juga harus tetap makan. Tiga kali sehari.
Ruang makannya besar sekali. Lauknya harus menjamin tercukupinya gizi. Ikan, telur, ayam, sayur. Sedang nasinya tidak dibatasi. Boleh mengambil sekenyangnya. Santri tidak boleh lapar sampai harus menipu pengurus madrasah.
Semua lauk, semua nasi, semua sayur, semua buah diproduksi sendiri. Maka Zaytun punya banyak usaha di lahan pertaniannya sendiri.
Itulah sebabnya Al Zaytun punya banyak rekening bank. Lebih 150 rekening. Usaha bawang merah harus rekening sendiri. Kebun pisang rekening terpisah. Padi. Nanas. Air minum. Ikan. Semua punya rekening sendiri-sendiri. Semua rekening itu atas nama dua orang pengurus madrasah. Hanya saja untuk setiap pengeluaran harus ada persetujuan Syekh Panji.
"Menjelang 17 Agustus ini sebenarnya kami akan mengecat semua gedung. Tapi rekening keburu dibekukan," ujar Halim.
Saya tidak lama di Al Zaytun. Sebelum magrib sudah harus ke Jakarta.
"Apakah heboh-heboh ini berpengaruh pada jumlah santri baru yang mendaftar?" tanya saya sambil pamit.
"Alhamdulillah tidak. Masih sama dengan tahun lalu. Ada 1.500 murid baru," jawabnya. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 20 Juli 2023: Wang Semah
Mbah Mars
EMBOEN PAGI Tuhan itu luar biasa adil dan akbar. Ikan di laut tidak usah kita kasih makan. Hanya kita biarkan dan kita jaga serta ambil dengan cara tidak semena-mena. --- Susi Pudjiastuti ---
imau compo
Kemarin Cindy muncul dengan tiba-tiba. Melihat fenomena yg lalu-lalu, dedek cantik ini hadir pada saat, memang, perusuh membutuhkannya. Cindy meredakan Aji yg memporakporandakan jumlah komentar, alih-alih bisa berebut kapak maut naga geni, melihatnya pun tidak. Kapak itu disapu tsunami Aji. Misuh-misuh you know who juga reda dengan tutur manja Dedek Cindy. Apakah kedatangan Cindy kemarin terkait dengan kebiasaan merusak diri dedek lain di sini yg juga cantik?
Fiona Handoko
joe adalah seorang pria lajang yg tinggal bersama ayahnya yg duda. ayahnya memiliki bisnis yg sangat sukses. jadi joe merasa dia akan mewarisi kekayaan plus bisnis yg sukses ketika ayahnya yg sudah sakit sakitan itu meninggal. jadi joe memutuskan dia membutuhkan seorang perencana keuangan dan seorang pasangan hidup untuk berbagi kekayaannya. suatu saat di sebuah seminar investasi. joe melihat wanita tercantik yg pernah dilihatnya. kecantikannya membuat nafas joe jadi tak beraturan. "saya mungkin terlihat seperti orang biasa," katanya kepada wanita itu. "tapi dalam beberapa waktu ke depan, ayah saya akan meninggal. dan saya akan mewarisi kekayaannya yg besar". terkesan dengan perkataan joe. wanita itu mengambil kartu namanya. dan... tiga bulan kemudian, dia sudah menjadi ibu tiri joe.
Mirza Mirwan
Kalau bisa makan Wang Bu Liau garis miring Semah, dari Pontianak ke Danau Sentarum ya nggak perlu susah-payah 14-15 jam. Kan ada penerbangan Pontianak-Putussibau. Dari Bandara Pangsuma ke Sentarum hanya 70-an km. Tukang bakso dari Wonogiri di Putussibau saja nggak pernah menempuh perjalanan Pontianak-Putussibau lewat darat, apalagi lewat Kapuas, kok. Btw, "semah" -- dibaca "sémah" -- itu dalam Bahasa Jawa "krama madya" untuk suami/istri. Kalau "krama inggil"-nya "garwa". Mengapa disebut ikan Semah? Nah, itu ada sejarahnya. Tetapi karena yang disebut sejarah ikan Semah itu juga tidak ilmiah, lebih baik tak usah ditulis.
Liáng - βιολί ζήτα
"hanya guyonan" (jahilin Abah D.I - mudah²an Abah D.I bisa nguamuk..... biar seru, hahahahaha.....) D U R I A N..... Secara umum nutrisi yg terkandung pada berbagai jenis buah durian lebih kurang lah..... Anda bisa menelusuri sendiri di berbagai portal berita. Lantas mengapa Durian Musang King konon sangat uenakkkkk ?? Enak itu kan relatif tergantung selera masing², yang terpenting kan kemanfaatan dari kandungan nutrisi-nya bagi tubuh. Secara psikologis..... "hasil brainwash (cuci otak) yang sudah berlangsung lama" membekas begitu kuat di pikiran sebagian orang..... "yg namanya Durian Musang King itu pasti uenakkkkk". Dan ironisnya..... ada sebagian orang yg "membohongi diri sendiri" setelah makan Durian Musang King..... orang tersebut pasti akan mengatakan uenakkkkk !! padahal bagaimana mendeskripsikan uenakkkkk tsb bingung sendiri..... hahahahaha..... Faktor² penyebabnya : - orang² mengatakan uenakkkkk, mesti ikut arus dong, masa beda sendiri. - belinya muahal, sayang uang, masa ngga bilang uenakkkkk - ya sudah pokok e uenakkkkk, embuh uenakkkkk e seperti opo, pokok e uenak titik. hahahahaha.....
often
Liáng - βιολί ζήτα
selingan "Are You Lonesome Tonight?" - Elvis Presley. Menurut buku "Handbook of Psychobiography" - "Are You Lonesome Tonight?" ("Apakah kamu kesepian malam ini?") adalah lagu dari tahun 1926 yang terinspirasi dari tulisan William Shakespeare. Lagu Are You Lonesome Tonight? hasil karya composer Lou Handman (10 September 1894 - 9 December 1956), liriknya ditulis oleh Roy Kenneth Turk (20 September 1892 - 30 November 1934). Pertama kali direkam oleh Charles Hart pada tahun 1927. Selanjutnya, pada tahun yang sama (1927), berturut-turut direkam oleh Vaughn De Leath, Henry Burr, dan duet Jerry Macy and John Ryan. Elvis Presley merekamnya pada dini hari tanggal 4 April 1960 di di RCA's Nashville Studio B. Saat itu Elvis Presley sedang menjalani wajib militer, rekamannya dilakukan pada sesi pasca-militer pertamanya. Lagu Are You Lonesome Tonight? yang dinyanyikan Elvis Presley berada di dalam album "Elvis Is Back!" Sebenarnya, itu adalah permintaan dari Colonel Tom Parker, manajernya Elvis Presley saat itu. Colonel Tom Parker meminta Elvis Presley untuk merekam lagu Are You Lonesome Tonight? karena lagu tersebut adalah lagu favorit istrinya : Marie Parker. [1].
Fiona Handoko
selamat pagi bp jimmy, bp thamrin, bung mirza dan teman2 perusuh. penulisan ikan semah alias "wang puliao" atau "wang bu liao". distandarkan namanya jadi ikan "A wang". terbayang di awang awang. kapan perusuh ditraktir abah ikan tim "A wang"
imau compo
Saya ingat posting kenalan (dosen Itera), di FB, mengenai upaya budidaya Salmon di Kampus Itera. FB punya aplikasi yg canggih, dlm beberapa menit posting yg dimaksud dpt saya ditemukan. Mudah-mudahan Mimin CHD bekerja ke arah itu, sehingga komentar-komentar CHD bisa dipanggil kembali, seolah arsip. Terus terang, saya mendapatkan manfaat dari komentar-komentar perusuh berupa pencerahan, salah satunya mengenai batik. Kali ini saya tidak merusuh, tegak lurus dengan CHD, mengenai ikan etnik lokal, demikian dosen Itera kenalan saya tadi bilang (saya suka istilah ini, kalau salah silakan Bung YR betulkan). Ikan semah ini adalah kekayaan hayati kita, yg perlu dikembangkan sedemikian rupa untuk kesejahteraan bangsa. Tidak membudidayakan sebagaimana komentar di bawah bisa juga disebut pengembangan tapi apakah memberikan nilai tambah terbesar? Salah satu pengembangannya adalah budidaya sebagaimana yg dilakukan pak Fuad. Dengan budidaya produksinya bisa berlipat ganda sehingga bisa jadi sumber mata pencaharian lebih banyak anak bangsa. Wilayah ini juga bisa jadi destinasi wisata baru dengan Danau Sentarum ini yg menjadi destinasi utamanya. Tidak hanya wisatawan lokal, destinasi ini bisa juga untuk menarik devisa manca negara khususnya Malaysia dan Brunei. Keberhasilan budidayanya akan menjadi kekayaan kompetensi budidaya ikan air tawar yg dapat menjadi referensi untuk budidaya ikan-ikan etnik lokal lain yg msh banyak jumlahnya yg masih belum mampu dibudidayakan
Udin Salemo
Ikan jenis ini banyak di kampung saya. Tinggal cari lokasi IKAN LARANGAN. Di tempat itu banyak ikan ini. Panennya setahun sekali. Cari di Youtube. Banyak sekali lokasi ikan larangan di Sumbar. #kampungku_hebat #jaga_tradisi
Ihsan Muchtar
Berdasarkan info di balai riset, ikan Tor soro disebut juga sebagai ikan dewa, ihan (pake -h) batak atau jurung-jurung yang sering digunakan masyarakat adat batak dalam acara adat sebagai pengganti ikan Neolissochillus thienemanni yang sudah punah. Sedangkan ikan semah dikenal dari spesies Tor douronensis. Ikan semah terdapat di hampir seluruh wilayah Sumatera dan banyak dieskpor ke Malaysia dan Singapura melalui Padang dan Medan.
Johannes Kitono
Hari ini pembaca CHD dibuat terlena membayangkan rasa ikan Semah. Yang dipopulerkan menjadi Wang Buliau di Malaysia. Sayang sekali, informasi dari Fuad Fudoli, Kepala Balai tidak komplit. Ikan Semah yang juga disebut Torsoro atau terkenal sebagai Mahseer didunia Internasional sudah bisa dipijahkan. Dan BRPBAT di Sempur, Bogor sudah melakukannya. Dan 10 tahun lalu bersama Dr Fachturi Sukadi ex Dirjenkan saya pernah kesana dan mendapat 20 ekor ditebar dikolam ikan Koi. Pertumbuhannya sangat lambat biar dikasih pelet ikan lele yang protein tinggi. Setelah sebagian dihibah dan dikonsumsi now dikolam masih tersisa 2 ekor dengan berat badan sekitar 3 kg. Bayangkan sudah 10 tahun masih 3 kg. Secara bisnis budidaya ikan ini tidak menguntungkan kecuali bisa ketemu pelet ajaib hasil Riset BRIN atau KKP. Kalau hanya mengandalkan pelet BSF atau Maggot saja pasti sia sia. Sebaiknya Pemda Kalbar atau KKP melakukan Study banding ke Chatucak atau Tharat Thai di Thailand untuk melihat komoditi Pertanian atau Perikanan. Yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan bisa menghasilkan devisa bagi Kalbar.Agroklimat Thailand dan Kalbar hampir sama. Apa yang bisa tumbuh disana bisa juga di Kalbar. Akhirnya sedikit koreksi tentang jarak Pontianak- Mempawah tepatnya 78 km bukan 50 km.
Ihsan Muchtar
Ikan semah di dunia internasional dikenal dengan nama Mahseer. Di berbagai daerah di Indonesia dikenal dengan berbagai nama lokal. Secara saintifik, genusnya Tor atau sinonimnya Labeobarbus. Sejauh ini diketahui terdapat 24 spesies dari genus Tor, 4 spesies diantaranya merupakan ikan lokal Indonesia yaitu: Tor douronensis, Tor tambra, Tor trambroides, dan Tor soro. Riset mengenai ikan ini sudah dimulai sejak 1996 melalui upaya pelestarian secara ek-situ melalui kegiatan domestikasi. Pada tahun 2010 telah dihasilkan teknologi produksi benih secara massal baik secara alami, semi buatan, maupun buatan, pendederan dan pembesarannya, serta ketersediaan calon induk. Riset dilakukan oleh BRBATPP (Balai Riset Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan) sebelum bergabung dengan BRIN. bertetanggaan dengan utaranya Istana Bogor. Pada 2019, buku hasil riset domestikasi mengenai ikan semah ini telah dipublikasi yang ditulis oleh Pak Otong Zainal Arifin, dkk. Peneliti senior di balai riset dan saat itu Kepala Instalasi Riset Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar Cijeruk ketika membimbing riset saya.
Xiaomi A1
Kandungan Protein Ikan (per 100 gr) Gurami 17 gr Patin 15 gr Mujair 18 gr Lele 17 gr Bandeng 20 gr Salmon 21 gr Kembung 19 gr Kerapu 19 gr Tuna 23 gr Cakalang 22 gr Setiap hari laki2 dewasa membutuhkan sekitar 50-70 gr protein, tergantung umur, berat badan, dan pola kegiatannya.. Makin hiperaktif makin tinggi kebutuhan proteinnya..wkwk
Udin Salemo
ada orang yang senang flexing. dia dapat kepuasan. ada orang senang misuh-misuh. dia dapat kepuasan. ada orang yang senang beramal. dia dapat kepuasan. ada orang yang membuat landasan pondasi tol dari bambu. dia diuji oleh 12 profesor. ada orang yang suka caplok menara 8 ton. dia ditangkap diinapkan di hotel prodeo. ada orang yang terbang dengan pesawat bekas 12 ton. dia jadi menteri. pak lurah mungkin takut sama dia. hahahaha... ada orang yang suka berpantun tiap hari. cita-citanya nikah lagi. dia tak takut istri. istrinya setia dan "pengertian." wkwkwkwkwkwk.... (kayaknya aplikasi disway sudah dihapus di hp ndes-e... amaaaaaan)
Juve Zhang
Abah senang Flexing dan senang kalau di sanjung oleh perusuh. Coba sekali makan ikan 6 juta.wkwkkwkw beli Tesla 2,5 milyar padahal teknologi kalah sama BYD SEAL yg harganya 400_500 juta an itu menurut pakar otomotif Jepang setelah di bedah BYD SEAL nya. Duit banyak memang banyak yg senang Flexing . Tas tangan saja konon ada yg 1 milyar. Edddaaaann. Mayoritas manusia senang flexing. Memperlihatkan sedang di Hotel bintang 5 mandi di lantai atasnya. Dll. Tapi ada juga manusia aneh seperti Warren Buffet .rumahnya kuno cuma punya satu. Mobil butut sudah dipakai 15 tahun. Hanya itu mobilnya. Tapi WB sumbangkan 35 milyar USD untuk Badan Amal .atau RP. 525 triliun yg disumbangkan ke badan amal . alasan Pak WB 100 tahun setelah saya mati uang itu masih bermanfaat bagi masyarakat. Padahal WB cari duit halal. Bukan ngebor menara rongsok 8 Ton atau ngebor pesawat rongsok 12 ton. Itu semua murni uang hasil jerih payah WB kerja keras dan kerja cerdas. Tapi WB ikhlaskan buat kesejahteraan Masyarakat Dunia. Hebat sekali pak WB ini. Di Astina orang berlomba mengebor barang rongsokan. Di Amerika Sana orang Sibuk ber amal memberikan hasil jerih payah nya se umur hidup kerja .luar biasa. Anak anak WB hanya diberi sekedar gak hidup melarat saja. 1 milyar dolar seorang. Luar biasa. Manusia langka. Kualitas manusia di bedakan dari cara mencari dan mengamalkan uang nya. Kalau yg hobi mengebor jelas kualitas Manusia rongsokan. Kalau WB silakan perusuh sendiri menilai kualitas nya sebagai manusia.
Pryadi Satriana
Saya sedih, sampek nangis. Ada salah satu anggota Cowas JP yg sampai jual tabung gas 3 kg buat 'sangu' supaya bisa berangkat dari Jakarta ke Malang 'ketemuan' sama Cowas JP. Sing butuh duwik gawe transpor ae sampek dodol tabung gas 3 kg, 'sing dirasani' pas kumpul2 Cowas JP malah pamer sekali 'mbadhog' ae sampek entek 6 juta. Jiiaaan kebaaacut tenan!!!
A fa
Ohh ternyata ikan Semah. Ikan itu juga ada di Sumatra; masih cukup sering di tangkap/pancing dialiran sungai Kerinci di Jambi, sudah hampir tidak pernah lagi dialiran Sungai Lematang di Muara Enim, Lahat & Pagaralam. Kebanyakan memang warga senior yang lebih familier dengan ikan semah, yang lebih muda mungkin lebih banyak yang asing karena kelangkaannya. Syukur Alhamdulillah kalau ada ikan lokal untuk konsumsi yang harganya sebagus itu. Mudah mudahan akan ada lebih banyak lagi yang mampu membiakannya sehingga tidak sampai punah. Wslm.
Jimmy Marta
Umur 1,5 tahun jenis kelaminnya juga belum tahu. Wong dikampungku, jk di kolam ada ikan yg nongol sudah ketahuan jantan betinanya....
Nimas
Ijin bertanya.. Untuk membava tulisan abah yg dulu2 gimana ge. Ada tulisan abah "tahun baru komitmen lama". Sangat ingin sekali mengulang membacanya.
Mirza Mirwan
Ini untuk Bu Nimas. Secara kebetulan, sebelum nerusin baca buku, saya nengok CHD dan baca pertanyaan Bu Nimas, bagaimana cara menemukan artikel "Tahun baru dengan komitmen lama". Saya yakin, yang dimaksud Bu Nimas itu CHD edisi 31 Desember 2021 yang berjudul "Tahun Komitmen" yang menangguk 800-an komentar. Untuk menemukan itu Bu Nimas bisa tap Catatan Harian Dahlan di baris atas. Nanti akan muncul judul CHD mulai edisi hari ini. Scroll ke atas bingga judulnya habis, lalu ada nomor-nomor halaman berikutnya. Tap nomor terakhir hinggga muncul judul² lagi sampai habis. Tap lagi nomor terakhir, dan lagi. Bila menemukan nomor 21, nah... periksa judul²nya. CHD berjudul "Tahun Komitmen" berada di deretan itu.
Liam Then
Emas permata tinggi bernilai/
Enam juta 'tuk ikan semah/
Lebih lagi yang tak ternilai/
Lezat masakan ibu dirumah/
Roti manis menarik semut/
Datang beriring ke remah-remah/
Adek sungguh manis juga imut/
Cuma minus hobi mbadok semah/
Besarnya lama itulah ikan semah/
Nama keren ikan Wang Bu Liau/
Si Adek ratu tega pesan ikan semah/
Bikin duit Abang jadi Bo Liau.
*) Dari komentar pembaca http://disway.id