COWASJP.COM – Kenangan terakhir saya dengan Mas Odik, yang memiliki nama lengkap R. Deddy Moch. Bastomi, adalah tentang pengajian. Ngaji Budaya.
Selasa, tanggal 8 Agustus 2023, jam 15.11, saya masih WA-nan dengan anggota DPRD Kota Kediri ini.
Semayanan (janjian) setelah magrib akan makan bersama teman-teman penggiat “Ngaji Budaya”, di Depot Bu Untung Ngronggo. Kami akan melakukan evaluasi “Pengajian Budaya” yang telah dilaksanakan Jumat malam pekan lalu, di rumah Mas Odik, di selatan Masjid Jami’ Alun-Alun Kota Kediri.
Dari evaluasi tersebut, akan disusun “Pengajian Budaya” ke depannya, yang lebih baik lagi.
Bakda shalat magrib, saya sudah siap-siap OTW ke Depot Bu Untung. Tiba-tiba mendapat kabar mengejutkan, bahwa Mas Odik wafat. Inna lillahi wa inna ilahi rajiun.
Kamis kemarin jenazah almarhum dimakamkan di Komplek Makam Aulia Setonogedong.
Beberapa bulan terakhir, Mas Odik aktif mengikuti Kajian Kitab Ulama Nusantara, yang diselenggarakan LESBUMI PCNU Kabupaten Kediri, di Masjid Joglo Desa Titik, Kecamatan Semen, Kediri, setiap Rabu malam Kamis Wage.
Kitab ulama Nusantara yang dikaji adalah Lathaifuth-thaharah wa Asrarush-Shalah, karya Mbah KH. Sholeh Darat, Semarang.
Mbah Kyai Sholeh Darat adalah guru KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari (Pendiri NU) dan Raden Ajeng Kartini.
Kajian kitab yang disampaikan Kyai Nadirin alias Mbah Rien ini menjadi menarik, juga karena ada pameran dan bursa keris pusaka.
Selesai kajian kitab Rabu malam Kamis Wage, tanggal 26 Juli 2023 lalu, dalam perbincangan santai Mas Odik mengusulkan ada sarasehan Tradisi Bulan Suro dan ruwatan. Tanpa pakai lama, langsung disetujui para pengurus LESBUMI PCNU Kabupaten Kediri.
Disepakati Ngaji Budaya dilaksanakan Jumat malam Sabtu Pon, tanggal 4 Agustus 2023, di Pendopo rumah Mas Odik. Narasumbernya adalah Mbah Ji, praktisi budaya Jawa dan saya, Kang Abu Muslich.
Alhamdulillah Ngaji Budaya terlaksana dengan sukses. Sebanyak 100 orang lebih hadir dalam acara ini. Mereka datang dari berbagai latar dan kelompok masyarakat.
Susunan acara Ngaji Budaya ini juga menarik.
Dibuka dengan bacaan Surat Afatihah bersama-sama, diteruskan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Doa pembukanya adalah Kidung Remeksa ing Wengi, karya Kanjeng Sunan Kalijaga yang dilantunkan dalang Ki Purwanto.
Kajian kitab yang disampaikan Kyai Nadirin jadi menarik karena ada pameran dan bursa keris pusaka. (FOTO: Dok. Lesbumi PCNU Kabupaten Kediri)
Mengambil momentum Bulan Suro, dalam Pengajian Budaya tersebut juga dikumandangkan Doa Ruwatan, yang dipimpin Gus Kyai Badrus Zaman dari LESBUMI PCNU Kabupaten Kediri. Baru kemudian diteruskan uraian Tradisi Bulan Sura oleh Mbah Ji dan Kang Abu.
Mas Odik sangat puas dengan antusiasme para hadirin. Karena itu beliau sangat ingin agar Pengajian Budaya tersebut bisa diteruskan secara istiqomah.
Sebenarnya Mas Odik juga berkeinginan menyusun biografi eyangnya, Raden Mas Mochammad Machin, yang pernah menjadi Bupati Kediri legendaris. Bupati RM. Mochammad Machin adalah satu-satunya bupati yang langsung dilantik oleh Presiden RI Bung Karno. Namun Gusti Allah Swt berkehedak lain. Beliau dipanggil menghadap Illahi Rabbi, tanpa ada tanda-tanda keluhan sakit.
Sugeng tindak Mas Odik. Insya Allah husnul khatimah. Amin.(*)
*Penulis adalah veteran wartawan Jawa Pos dan Wakil Ketua PCNU Kabupaten Kediri.