COWASJP.COM – PENDAPAT paling kritis soal program hilirisasi tambang nikel, Anda sudah tahu: datang dari Dr Faisal Basri. Ekonom Universitas Indonesia yang sangat populer. Videonya beredar luas.
Tidak ada yang menanggapinya. Orang penasaran. Begitu buruknya ternyata hilirisasi nikel kebanggaan Menko Luhut B. Pandjaitan tersebut. Sangat merugikan negara. Sangat menguntungkan Tiongkok.
Baru kemarin saya tahu akhirnya ada orang yang menanggapi kritik Faisal Basri tersebut. Anak muda. Umur 36 tahun. Satu kampus, UI, beda jurusan. Anak muda ini lulusan akuntansi. Namanya: Septian Hario Seto.
Tanggapan Seto sangat rinci. Angka-angkanya lengkap. Cara menanggapinya mudah diikuti. Urut. Pakai nomor. Tiap nomor satu persoalan –yang dikritik seniornya sekampus itu.
Apakah Seto kenal secara pribadi Faisal?
“Kenal. Saya beberapa kali berbicara di satu forum yang sama," ujar Seto yang kelahiran Jakarta itu.
"Pernah jadi mahasiswanya?"
"Tidak. Jurusan saya kan akuntansi, beliau ekonomi pembangunan," kata Seto.
Tanggapan Seto itu ditulis di atas pesawat. Yakni dalam penerbangan 18 jam dari New York ke Singapura. Setelah satu jam transit, kemarin pagi, Seto mendarat di Jakarta.
Seto memang menyertai Luhut Pandjaitan ke Brasil. Yakni untuk melakukan kerja sama ternak sapi dan impor dagingnya. Dari Brasil, Seto mendampingi Luhut ke Washington DC. Luhut menemui pimpinan IMF: Кристалина Иванова Георгиева-Кинова. Ekonom asal Bulgaria. Anda mengenalnya dengan nama Kristalina Ivanova Georgieva-Kinova.
Luhut melakukan klarifikasi atas kritik Kristalina di soal yang sama: hilirisasi nikel. "Sudah beres. Kristalina sudah minta maaf," kata Luhut Pandjaitan. "Beliau juga akan menyampaikan klarifikasi atas pernyataannya itu di forum ASEAN dalam waktu dekat," tambahnya. "Kristalina balik memuji hilirisasi kita. Negara berkembang harus mengikuti cara Indonesia. Tidak boleh lagi ekspor bahan mentah," kata Luhut.
Tanggapan Seto atas kritik Faisal Basri itu diberi judul tidak kalah keras: Sesat Berpikir Hilirisasi Faisal Basri.
Seto memang salah satu anak buah Luhut. Ia menjabat deputi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves. Ia juga komisaris Bank BNI. Seto sudah ikut Luhut Pandjaitan sejak di PT Toba Sejahtera.
Seto adalah alumnus SMA Dwiwarna Boarding School, Bogor. Almarhum ayahnya seorang wiraswasta.
Tanggapan Septian Hario Seto saya kutip utuh, lengkap, apa adanya sebagai berikut:
***
SAAT perjalanan pesawat dari New York ke Jakarta, saya mendapatkan pesan bertubi-tubi dari beberapa rekan wartawan terkait dengan bantahan dari Faisal Basri terhadap statement Bapak Presiden terkait dengan hilirisasi nikel. Bantahan utama Faisal Basri adalah hilirisasi nikel 90% hanya menguntungkan investor Tiongkok dan data-data yang disampaikan oleh Presiden Jokowi menyesatkan.
Ada 5 klaim Faisal Basri di dalam artikel bantahannya yang menurut saya tidak tepat, yaitu
(1) Angka ekspor produk hilirisasi nikel Rp 510 triliun yang disampaikan Presiden Jokowi salah,
(2) Pemerintah mendapatkan pajak dan penerimaan negara yang lebih kecil dengan melarang ekspor bijih nikel,
(3) Pemerintah memberikan harga bijih nikel ”murah” kepada para smelter,
(4) Nilai tambah hilirisasi nikel 90% dinikmati investor Tiongkok,
(5) Kebijakan hilirisasi nikel tidak menimbulkan pendalaman industri karena kontribusi industri pengolahan terhadap PDB justru menurun.
Saya akan menjawab klaim tersebut satu per satu secara ringkas dengan data-data yang memadai. Jika teman-teman ingin membaca data lebih detail bisa membaca dokumen pdf yang saya lampirkan juga.
Pertama, terkait klaim Faisal Basri bahwa angka ekspor hilirisasi nikel tahun 2022 Rp 510 triliun yang disampaikan Presiden Jokowi salah karena menurut hitungan dia angkanya Rp 413.9 triliun. Kesalahan utama Faisal Basri di sini adalah tidak update terhadap perkembangan hilirisasi di Indonesia, sehingga ia hanya memasukkan angka ekspor besi dan baja senilai USD 27,8 miliar atau Rp 413,9 triliun. Padahal hilirisasi nikel kita juga memproduksi bahan lithium baterai seperti nickel matte dan Mixed Hydrate Precipitate (MHP) yang tergabung dalam HS Code 75.
Tahun 2022, nilai ekspor nickel matte dan MHP adalah USD 3,8 miliar dan USD 2,1 miliar. Selain itu masih ada beberapa turunan nikel di HS Code 73. Jika angka ekspor semuanya ditotal maka angkanya adalah USD 34,3 miliar atau Rp 510,1 triliun. Tepat sesuai yang Presiden Jokowi sampaikan.
Kedua, klaim Faisal Basri bahwa negara menerima pendapatan negara yang kecil akibat pelarangan ekspor bijih nikel, karena para smelter tersebut mendapatkan tax holiday 20 tahun. Di sini Faisal Basri tidak memahami ketentuan tax holiday di Indonesia sehingga mencapai kesimpulan yang salah. Tax holiday 20 tahun diberikan dengan investasi sebesar 30 triliun atau lebih. Jika kurang dari itu maka akan menyesuaikan periodenya, antara 5-15 tahun. Insentif tax holiday ini hanya untuk PPh Badan, pajak-pajak lainnya tetap harus dibayar.
Berdasarkan data pemberian tax holiday tahun 2018-2020, rata-rata perusahaan smelter yang memperoleh tax holiday 7-10 tahun. Hanya ada 2 yang memperoleh 20 tahun, di mana saat ini hanya 1 yang beroperasi. Masih ada banyak juga smelter yang tidak memperoleh tax holiday karena tidak memenuhi persyaratan selain nilai investasi. Setelah periode tax holiday habis, maka mereka harus membayar pajak sesuai ketentuan.
Untuk smelter-smelter yang dibangun periode 2014-2016 dan memperoleh tax holiday selama 7 tahun, saat ini sudah memulai membayar PPh Badan. Dengan mencocokkan data KBLI perusahaan-perusahaan yang memperoleh tax holiday (KBLI 24202), dan penerimaan perpajakan dari KBLI tersebut, dapat terlihat tren peningkatan yang signifikan dari pendapatan perpajakan tahun 2016-2022. Penerimaan perpajakan tahun 2022 dari sektor hilirisasi nikel adalah Rp 17.96 triliun, atau naik sebesar 10.8x dibandingkan tahun 2016 sebesar 1.66 trilyun. Untuk pendapatan PPh Badan tahun 2022 adalah Rp 7.36 triliun atau naik 21.6x dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp. 0.34 triliun.
Jika kebijakan ekspor bijih nikel tetap dilakukan dengan menggunakan data tahun 2019, pendapatan pajak ekspor hanyalah sebesar USD 0.11 miliar (Rp 1.55 triliun) atau 10% dari nilai ekspor bijih nikel sebesar USD 1.1 miliar. Angka tersebut tetap lebih kecil jika dibandingkan dengan pendapatan pajak dari sektor hilirisasi nikel sebesar Rp 3.99 triliun di tahun 2019.
Jadi, analisis yang disampaikan Faisal Basri dalam menyanggah statement Presiden Jokowi terkait dengan perpajakan ini juga salah. Dari data di atas, telah terjadi peningkatan pajak yang cukup signifikan dari sektor hilirisasi ini. Perlu dicatat pula bahwa penerimaan perpajakan dari sektor hilirisasi nikel ini, belum memasukkan pendapatan pajak dari sektor lain yang ikut tumbuh akibat hilirisasi nikel seperti pelabuhan, steel rolling, jasa konstruksi, industri makanan dan minuman dan akomodasi.
Pemberian Tax holiday seperti kegiatan mancing (kebetulan hobi saya). Kalau mau mendapatkan ikan yang besar dan banyak, kita perlu mengeluarkan modal untuk beli/sewa kapal, peralatan, umpan dan mempekerjakan kapten kapal dan kru ABK yang mumpuni. Semua itu tentu saja tidak gratis. Tax holiday pun sama, kebijakan insentif ini kita gunakan untuk menarik investasi masuk ke Indonesia dan berkontribusi kepada perekonomian nasional.
Kita gak bisa mendapatkan ikan besar hanya dengan duduk diam di pinggir pantai sambil bengong.
Ketiga, terkait klaim Faisal Basri bahwa Pemerintah memberikan harga bijih nikel yang ”murah” kepada smelter, di mana selisih di dalam negeri dengan harga internasional bisa mencapai puluhan dolar/ton dengan menggunakan data tahun 2022. Terkait klaim ini, sebagai seorang yang belajar ekonomi, Faisal Basri tentu mengetahui hukum supply dan demand. Bahwa jika supply menurun sementara demand tetap, maka akan ada kenaikan harga. Hal ini lah yang terjadi pada saat Pemerintah melakukan pelarangan ekspor tahun 2020-saat ini, harga internasional naik karena supply bijih nikel dari Indonesia hilang, sehingga smelter-smelter nikel di Tiongkok hanya mengandalkan supply dari Philippina dan beberapa negara lain. Padahal Indonesia adalah supplier terbesar bijih nikel ke Tiongkok sebelumnya.
Artinya, jika ekspor bijih nikel indonesia kembali dibuka, maka harga internasional pasti akan turun karena supply bertambah dari Indonesia, sehingga perbedaan antara harga nikel internasional dengan HPM pasti akan lebih kecil. Untuk itu, saya membandingkan harga ekspor bijih nikel periode tahun 2018-2019, ketika ekspor bijih nikel masih dilakukan, dengan HPM Nikel di periode yang sama. Berdasarkan data yang saya peroleh selisih antara harga ekspor dengan harga HPM dengan grade 1.7% dan MC 35% hanyalah $ 5.5/ton dan US$ 6.9/ton masing masing di tahun 2018 dan 2019. Selisih ini, berdasarkan temuan kami pada waktu itu, ada sebagian disebabkan karena kualitas bijih nikel yang diekspor melebihi 1.7% (batas maksimum kualitas ekspor saat itu).
Terkait penalti dan beban biaya lain yang harus ditanggung oleh penambang nikel, memang benar pernah terjadi pembebanan yang tidak fair oleh smelter kepada para penambang. Hal ini disebabkan karena jumlah smelter yang sedikit dibandingkan dengan volume produksi bijih nikel dalam negeri yang besar. Namun sejak diberlakukan Permen ESDM 11/2020 dan tindakan enforcementnya kasus-kasus tersebut jauh berkurang, apalagi kondisi saat jumlah smelter yang sudah cukup banyak justru menciptakan kekurangan supply bijih nikel.
Menurut informasi terakhir yang saya terima dari para pelaku, harga beli bijih nikel saat ini bukan lagi HPM + USD 2, tapi bisa jauh lebih besar dari itu apalagi untuk yang mau berkontrak jangka panjang.
Memang masih ada perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan pemerintah terkait hal ini, antara lain enforcement terhadap aturan ESG, dan juga beberapa aspek tata kelola nikel yang lain. Namun, jika Faisal Basri menyatakan bahwa Pemerintah memberikan harga bijih nikel ”murah” kepada smelter, hal itu adalah berlebihan.
Keempat, terkait klaim Faisal Basri bahwa nilai tambah dari hilirisasi nikel 90% dinikmati oleh investor Tiongkok. Dalam hal ini cukup sederhana untuk membuktikan bahwa pola pikir Faisal Basri salah. Jika ekspor bijih nikel ini terus dilakukan maka nilai manfaat dari bijih nikel yang kita miliki 100% dinikmati oleh negara lain. Jadi negara asing 100% dan Indonesia 0%. Tidak ada pajak dan penambahan tenaga kerja yang tercipta di Indonesia.
Bagaimana jika kita mengukur nilai tambah hilirisasi lebih detail ? Prinsipnya sederhana yaitu menghitung seberapa besar sumber daya yang harus dikeluarkan untuk memproses bijih nikel menjadi nikel pig iron (produk smelter). Sumber daya tersebut bisa dalam bentuk tenaga kerja, teknologi, listrik dan bahan baku lainnya. Lalu kita menganalisis, pihak mana (dalam negeri atau luar negeri) yang menikmati manfaat dari sumber daya tersebut.
Berdasarkan analisis yang saya lakukan, dari 100% nilai produk smelter, kontribusi bijih nikel adalah 40%, 12% laba operasi yang bisa dinikmati investor (asumsi mendapatkan tax holiday), dan 48% adalah sumber daya tambahan yang perlu dikeluarkan untuk mengolah bijih nikel tersebut. Dari 48% angka tersebut, 32% dinikmati oleh para pelaku ekonomi di dalam negeri dalam bentuk batubara (untuk listrik), tenaga kerja, dan bahan baku lain. Sehingga hanya 16% yang dinikmati oleh pihak supplier dari LN. Berdasarkan hitungan tersebut, nilai tambah yang dinikmati oleh pihak LN (investor dan supplier) adalah 16% ditambah komponen laba operasi 12%, sehingga menjadi 28%.
Sehingga, nilai tambah yang dinikmati oleh dalam negeri adalah 32% atau secara proporsi mencerminkan sekitar 53% (32% dibagi 32%+12%+16) dari seluruh nilai tambah hilirisasi nikel.
Nilai tambah dalam negeri akan lebih besar jika pihak investor asing tersebut melakukan reinvestasi di dalam negeri, sudah tidak mendapatkan tax holiday, atau bahkan ada keterlibatan investor lokal, seperti Harum Energy, Trimegah Bangun Persada dan Merdeka Battery Materials.
Satu hal lain yang cukup penting adalah mayoritas dari investasi hilirisasi nikel dilakukan di wilayah Sulawesi dan Halmahera yang sebelumnya memiliki gap aktivitas ekonomi yang besar dengan Jawa. Dengan adanya investasi ini, terjadi penciptaan tenaga kerja dan aktivitas ekonomi yang besar, yang tidak akan terjadi tanpa adanya hilirisasi nikel ini.*
Untuk IMIP jumlah pekerja saat ini mencapai 74.7 ribu orang dan IWIP sekitar 56ribu orang. Hal ini belum memperhitungkan kawasan industri lain seperti VDNI, Gunbuster, dan Pulau Obi. Dampak penciptaan lapangan pekerjaan dari hilirisasi nikel di Sulawesi Tengah dan Halmahera juga berdampak positif terhadap penurunan angka kesenjangan pendapatan (koefisien gini). Angka koefisien gini di Sulawesi Tengah dan Halmahera turun dari 37.2% dan 32.5% di 2014 menjadi 30.8% dan 27.9% di tahun 2022.
Untuk IWIP dan IMIP, jumlah tenaga kerja lokal rata-rata mencapai 85-90% dari total tenaga kerja. Gaji yang mereka hasilkan pun juga jauh lebih tinggi dari UMR, tidak seperti klaim Faisal Basri. Rata-rata gaji di IWIP bisa mencapai 7 juta sebulan, bahkan lebih tinggi dari UMR Jakarta
Meskipun angka saya di atas adalah estimasi, tapi saya cukup yakin angka saya lebih akurat dibandingkan klaim Faisal Basri yang menyebutkan hanya 10% nilai tambah di dalam negeri yang dinikmasi dari hilirisasi nikel ini.
Kelima, terkait klaim bahwa kebijakan hilirisasi nikel tidak menimbulkan pendalaman industri karena kontribusi industri pengolahan terhadap PDB justru menurun. Dalam mencapai kesimpulan ini, Faisal Basri tidak menganalisis data dengan cermat. Memang benar kontribusi industri pengolahan menurun pada periode 2014 dibandingkan 2022, namun hal itu sebagian besar disebabkan karena turunnya kontribusi subsektor industri batubara dan pengilangan migas, industri alat angkutan dan industri kayu, alat dari kayu dll yang turun masing-masing hingga 1.3%, 0.5% dan 0.4% terhadap PDB.
Sementara itu, kontribusi subsektor industri logam dasar terhadap PDB justru meningkat 0.1%, utamanya didorong oleh hilirisasi nikel. Tanpa ada hilirisasi nikel, penurunan kontribusi industri pengolahan tentunya akan lebih turun.
Kinerja hilirisasi nikel dalam mendorong industrialisasi terlihat di level provinsi. Sejak tahun 2014 hingga 2022, provinsi dimana hilirisasi nikel terjadi mengalami peningkatan share industri manufaktur yang signifikan. Kontribusi industri pengolahan di Sulawesi Tengah mengalami peningkatan hingga 34,4 persen, sementara kontribusi industri pengolahan di Maluku Utara mengalami peningkatan hingga 24.0 persen.
Terkait pendalaman industri, semuanya membutuhkan proses. Ini bukan sulap atau sihir yang bisa terjadi seketika. Perlu diingat kebijakan hilirisasi nikel baru dilaksanakan secara konsisten sejak awal 2020, ketika pemerintah menerapkan larangan ekspor bijih nikel. Sebelumnya pernah ada pelarangan, namun tahun 2017-2019 sempat diizinkan kembali ekspor bijih nikel. Jadi baru kurang lebih 3 tahun kebijakan hilirisasi nikel ini.
Apa dampak konsistensi hilirisasi nikel ini selain sektor besi baja ? Kita mampu menarik investasi-investasi baru dalam bidang baterai lithium. Nikel kadar rendah kita yang sebelumnya tidak dipakai, saat ini bisa diproses menjadi Mixed Hydrate Precipitate (MHP) yang merupakan bahan baku utama baterai lithium. Bayangkan barang yang tadinya hanya sampah, saat ini bisa diproses menghasilkan bahan baku lithium baterai. Pastinya nilai tambahnya sangat besar.
Perlu diketahui bahwa untuk membuat baterai lithium membutuhkan ekosistem industri yang kompleks. Tidak hanya dibutuhkan nikel, tetapi juga produk hilirisasi cobalt, aluminum, tembaga, lithium dan lain-lain. Tidak semuanya ada di Indonesia bahan bakunya. Ekosistem inilah yang saat ini sedang kita bangun di Indonesia. Semuanya sedang berproses dan tidak mudah.
Hasilnya, saat ini kita sedang membangun lithium refinery di Morowali, yang bahan mentah lithiumnya diimpor dari Australia dan Afrika. Kita juga sedang membangun pabrik copper foil untuk bahan lithium baterai, lokasinya persis didepan smelter tembaga yang dibangun freeport di Gresik. Kita juga sedang membangun pabrik Anoda di Morowali juga dengan kapasitas 80ribu ton, dimana pabriknya belum selesai tapi 100% produknya sudah dipesan semua. Mereka tidak perlu pusing mencari pembeli.
Antam juga saat ini sedang memfinalkan negosiasi dengan CATL dan LG Chemical, dua perusahaan baterai terbesar didunia, untuk membangun ekosistem baterai lithium dari hulu sampai hilir. Tidak mudah untuk meyakinkan para investor tersebut, dan negosiasi bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Untuk pabrik baterai sendiri, Indonesia akan memiliki pabrik baterai lithium (cell dan pack) pada tahun depan, saat pabrik baterai lithium yang dibangun LG dan Hyundai selesai konstruksi. Kapasitasnya sekitar 10GWh, cukup untuk membangun 120ribu mobil EV. Kami sudah melakukan mapping supply chain untuk baterai lithium dan mana saja target investasi yang akan kita peroleh.
Sebagai Deputi Investasi dan Pertambangan di Kemenko Marves, saya banyak bertemu dengan berbagai macam investor baik dari sektor keuangan ataupun pemain dalam industrinya. Dari berbagai pertemuan tersebut, semuanya menyatakan apresiasi atas transformasi struktural melalui hilirisasi nikel ini. Tidak sedikit yang menyampaikan minatnya untuk melakukan investasi tambahan meskipun bukan dalam sektor nikel. Saat ini Pemerintah sedang memproses investasi strategis dalam bidang petrokimia, solar panel dan fiberglass. Semuanya memiliki turunan industri yang sangat banyak
Dalam pertemuan dengan Managing Director IMF Kristalina Georgieva hari Rabu tanggal 9 Agustus 2023 yang lalu, Beliau menyampaikan apresiasi terhadap program hilirisasi nikel yang sudah dilakukan oleh Pemerintah yang sudah berkontribusi signifikan terhadap perekonomian dan stabilitas makro Indonesia. Beliau juga menyampaikan permintaan maaf kepada Pemerintah Indonesia melalui Pak Luhut, jika laporan IMF yang keluar baru-baru ini menimbulkan polemik di Indonesia. Pak Luhut dan Ibu Kristalina memang sahabat baik yang sudah terbangun sejak tahun 2018, jadi keduanya bisa berbicara secara terbuka dan dari hati ke hati.
Jika dunia internasional saja mengapresiasi upaya Presiden Jokowi melakukan hilirisasi ini, sangat disayangkan masih ada orang-orang di dalam negeri yang mengkritik tanpa dasar, apalagi sampai bilang Presiden Jokowi menyampaikan data yang menyesatkan.
Terakhir, ada satu pertanyaan yang cukup banyak saya peroleh akhir-akhir ini, yaitu bagaimana kelanjutan program hilirisasi dan transformasi ekonomi setelah Presiden Jokowi selesai pada tahun 2024? Pertanyaan seperti ini cukup bertubi-tubi saya terima. Jawabannya tentu saja akan berlanjut karena ini sudah menjadi program pemerintah. Meskipun saya tidak tahu apakah para investor ini puas dengan jawaban saya.
Masih banyak kekurangan dari program hilirisasi yang kita lakukan saat ini, oleh karena itu kritik dan masukan tetap kami butuhkan. Tentunya dengan dasar dan analisis yang jelas dan tidak asal tuduh apalagi sampai menyebutkan data yang Presiden Jokowi sampaikan menyesatkan.
*
Saya menghubungi Faisal Basri. Saya minta tanggapannya. Ia membalas pendek. "Pak Dahlan yb, saya sudah dikirimi tulisan dimaksud oleh Pak Luhut," tulis ahli ekonomi berusia 63 tahun asal Bandung itu.
Ekonom Faisal Basri jadi sorotan setelah viral video terkait kritikannya terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Faisal Basri melayangkan kritik soal kebijakan Jokowi tentang ekspor nikel. (FOTO: tempo.co)
Saya juga bertanya soal video yang viral itu: diambil di forum apa dan apakah itu video lama.
"Ada sejumlah video tentang nikel. Mungkin yang Pak Dahlan lihat di acara di kantor Abraham Samad," kata doktor ekonomi lulusan Vanderbilt University, di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat.
Semoga penjelasannya yang lebih rinci bisa segera menyusul. Lantas bisa terjadi debat publik yang bermutu. Penting juga bagi pemerintah mendengarkan kritik dari para ilmuwan. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 12 Agustus 2023: Tanah Abang
Agus Suryono
EMBOEN JAM 4 PAGI.. Sebenarnya emboennya belum turun. Karena masih terlalu pagi. Tapi dah banyak, jam segitu dah "ketagihan CHDI".. ###Semua bentuk "ketagihan" yang berlebihan, meski ketagihan CHDI, tetaplah itu "tak boleh terjadi"..
Mbah Mars
EMBOEN PAGI Kerja terus tidak pernah baca CHDI, tidak bahaya to ? Oh tidak! Yang bahaya itu baca CHDI terus dan tidak kerja.
Agus Suryono
ALTERNATIF TANAH ABANG.. Orang "malas" ke Tanah Abang, karena "berbagai" alasan. Salah satunya malas, karena lalu lintas di seputaran pasar tersebut "ruwet", dan atau malas ke sana karena masalah "parkir" nya yang tak kalah ruwetnya. Tapi juga ada satu alasan "LAIN", yaitu ada yang merasa, sudah ada "ALTERNATIF", yang "SETARA" Tanah Abang, tetapi lalu lintas seputarnya tidak ruwet, dan parkirnya juga nyaman. Jaraknya dengan Tanah Abang juga tidak jauh. Yaitu "pasar" Thamrin City. Atau ada yang menyebutnya "THAMCIT".. ###Bener ada..? Ya benerlah. Contohnya adalah istri saya sendiri. Karena saya adalah "sopir"nya. Dan yang kayak begitu, buanyak..
Jo Neka
Tahun 1992 s /d 1996..ini pekerjaan saya.Kulakan baju di Tenabang dan jualan di sekitaran Depok.Margonda. Beji.Kemiri Muka.Masih dapat uang yang lebih dari cukup.Pensiunan preman Priok.Baru tahu saya waktu itu bahwa Uang beredar di Dunia Putih pun di Dunia Hitam.Satu yang sama adalah Berusaha di dunia apa saja membutuhkan Mental yang kuat.Dan berusaha apa saja suatu saat pasti Redup.Apalagi pelakunya miskin Kreatifitas.Begitulah kira kira.
Agus Suryono
KEKUATAN KATA.. Begitu dengar kata Tanah Abang, jadi teringat kata-kata ini: 1). Tenabang. 2). Preman. 3). Tempo. ###Dan beberapa kata lainnya, yang merupakan "nama orang", tapi q tak berani menuliskannya. "Anda sudah tahu kan..?"
Mulia Rezq
Orang bilang 'Changed or Die', begitulah kira kira kondisi bisnis mereka. Sebenarnya tidak mereka saja, banyak pebisnis yang terus memutar otak karena perubahan trend ini, kalau pak Rhenald bilang shifting. Mau tidak mau, suka tidak suka, mereka atau bahkan kita harus berubah. Pola atau perilaku konsumen berubah maka pola bisnis akan berubah, untuk itu perlu mendengar apa yang BK pernah bilang "jas merah', karena darisana kita bisa belajar banyak hal termasuk mengantisipasi perubahan jaman... bukan yang terkuat yang akan bertahan, namun mereka yang paling adaptif terhadap perubahan. #tetapsemangat
thamrindahlan
Tanah Abang jangan jadi kenangan. Wajiblah para penguasa menjaga marwah pasar tradisional yang menjadi tujuan bisnis manca negara. Terlalu banyak rakyat yang mendapat rezeki atau tepatnya mengais keuntungan disini dari mulai pedagang besar, agen sampai pedagang eceran. Ekonomi tekstil Tanah Abang punya nama. Itu dulu dan diharapkan bisa dipertahankan. Kata teman saya sasama pedagang urang awak begini : "payah kini Uda Thamrin,. banyak bana tekstil dari luar nagari nan masuak ke siko" Selamat hari sabtu Pak Mario dan Bang Liam Then serta Rusuhwan. Mari senam dansa dan senam sajojo bersama di wilayah masing masing. Salam olahraga sampai berkeringat kata Abah
Udin Salemo
Nah, ini sepemikiran kita ko JZ. Harusnya yang diperbanyak untuk angkutan massal, ya, berbasis kereta api. Mau namanya LRT, MRT. Monorel janganlah. Monorel itu daya angkut sedikit biaya mahal. Liatin tuh monumen warisan monorel berupa tiang beton (pier head) yang gak jadi di jalan Rasuna Said dan di Senayan, Jakarta. Adhi Karya amsyong, mungkin sekitar 300 ember di proyek monorel yang tak jadi itu. Makanya milih walikota dan gubernur itu harus yang punya visi bagus, mampu menjalankan visinya. Jangan memilih karena taklid buta. Salam bambu naik daun.
Juve Zhang
Dulu bang Rhoma menyanyi penduduk masih 100 juta an sekarang penduduk sudag 270 juta an. Dan akan menembus 300 juta an dalam beberapa tahun kedepan. Jelas perumahan jadi masalah. Apalgi p.Jawa sekarang 150 juta an .tanah makin gak kejangkau lagi .gaji umr beli tanah sepertinya hanya mimpi makan ikan Wang Pu liau. Jadi solusi nya apa? Mau gak mau Rumah Susun Negara yg di sewakan 300 ribu an sebulan yg bertingkat 5 atau 6 harus di perbanyak dan lokasi dekat Komuter LRT atau MRT. Jadi pemerintah mesti melebarkan LRT atau MRT ke peloksok kota kota besar Surabaya.Bandung.medan.makasar dll. LRT solusi lebih masuk akal dari segi beaya dan teknologi.MRT masih mahal dan berbau "Asing aseng". Sebaiknya kota kota besar pak Wali atau bu Wali mulai "mikir" membangun jaringan LRT sampai peloksok kecamatan .Desa. dan otomatis perumahan akan sangat dibantu dengan hadirnya LRT dan Rumah Susun Negara. Artinya Negara hadir menyediakan rumah bagi kelompok gaji umr.
Juve Zhang
Sudah ada wajib simpan 30%dari hasil jualan ke BI. Pajak hikirisasi sangat gede 500 triliun kalikan PPN 11% dan ribuan pekerja rwkening banknya di top up setiap bulan oleh perusahaan nikel. Punya Gaji setiap bulan bikin hidup lebih semangat bagi anak muda.
Er Gham
Abah kapan kapan nulis dong, soal riuh hasil hilirisasi nikel. Bagaimana kondisi sebenarnya. Kata Faisal Basri hasilnya nol besar. Karena yang ekspor dari smelter adalah perusahaan asing, dan mereka bebas simpan devisanya, tidak harus di dalam negeri. Juga mereka bebas pajak royalti. Apakah mungkin perlu ada aturan kewajiban simpan devisa hasil ekspor di dalam negeri.
Er Gham
Zaman kejayaan Tanah Abang adalah seperti pelabuhan transit saja. Misal puluhan bal baju dikirim dari pabrik garmen di Bandung atau Tasikmalaya. Masuk ke Tanah Abang kadang tidak dibongkar, masih dalam bal atau karung besar. Lalu oleh penjual dikirim lagi ke pedagang besar di Bandung. Saya dulu bingung, kenapa pabrik garmen tidak langsung kirim saja ke penjual di Bandung. Khan hemat ongkos. Saya tidak tahu kalo sekarang, mungkin sudah berubah. 'Ekspor' dari Tanah Abang itu dulu bisa lho ke seluruh Indonesia. Dahsyat sekali dulu, bisa dikirim ke Aceh, Makassar, Surabaya, dan kota kota seluruh Indonesia. Banyak perusahaan ekspedisi yang buka kantor di Tanah Abang.
Agus Suryono
DI TANAH ABANG, "KEMATIAN TOKO" BUKANLAH TAKDIR.. Umumnya, "kematian" adalah takdir Alloh. Dari cerita Abah DIS hari ini, bisa disimpulkan, kalau di Tanah Abang, "kematian toko" bukanlah takdir. Karena memang banyak toko yang benar-benar mati, tergilas "online". Tapi banyak juga toko di Tenabang, yang akhirnya hanya menjadi lokasi "shooting" jualan online, dengan omset "tak terbatas" oleh luasnya counter di Tenabang. Omset bisa bahkan sampai 100 kali omset saat offline. Kematian "toko offline" di Tenabang, dan juga di "manapun", bukanlah takdir. ###Tapi lebih karena "kurang pikir"..
Mukidi Teguh
Yang bikin jaya Tanah Abang adalah pemilik toko pakaian dari berbagai pelosok yang datang berbelanja. Tapi itu cerita tempo doeloe. Sekarang toko-toko di daerah yang pernah jadi konsumen setia Tanah Abang megap-megap menahan serbuan toko online COD. Harga murah , dan gampang pindah toko segampang lompatan jari.
Mirza Mirwan
Jogging sama si kecil ke alun-alun. Ketemu temannya jaman SMA. Ngobrol. Akhirnya jogging sendiri. Belasan kali mengitari alun-alun sampai capek, eh, si kecil dan temannya belum capek ngobrolnya. "Dangu mboten kepanggih, Pak," kilah si kecil enteng waktu saya uring-uringan dalam perjalanan pulang. Saya memakluminya, memang, tapi capek. Tentang Tanah Abang, meskipun saya sering ke Jakarta sejak jaman Bang Ali hingga Heru Budi -- kecuali jaman Gub. Suprapto -- tetapi saya belum pernah masuk ke Pasar Tanah Abang. Kalau lewat jalan di depannya memang sering. Dan jengah dengan kemacetannya. Mengubah bangunan yang kosong menjadi hunian, seperti ide Michelle Wu? Kayaknya kok susah deh. Menurut berita, kios di blok G itu kenyakan berukuran 1,5 x 2 m. Untuk mengubahnya menjadi hunian, minimal 3 x 6 m, saja biayanya ajubile. Dananya ada nggak? Ide Michelle Wu untuk konversi gedung perkantoran menjadi hunian dengan iming-iming keringanan pajak sampai 75% saja disambut dingin para pemilik gedung, kok. Memang para pekerja di Boston mendukung ide sang walikota. Harapan mereka agar mudah mendapatkan hunian yang lebih murah. Padahal belum tentu lebih murah, lho. Gedung perkantoran biasanya berada di lokasi ysng strategis. Masak iya mau disewakan murah. Saat ini sewa apartemen di Boston yang tipe studio saja paling rendah US$2500 (sekitar Rp38,3 juta). Yang 2 kamar tidur mulai US4200 (Rp64,3 juta). Itu per bulan, lho. Mana tiap tahun sewa bulanan itu naik US$200.
Pryadi Satriana
Enggartiasto Lukita - CEO B-Universe yg jg politisi NasDem mengatakan,"... perekonomian Indonesia berhasil tumbuh 5,17% di kuartal II 2023 di tengah2 negara2 lain yg kesulitan." Tumbuh di atas 5% tujuh kuartal berturut-turut, relatif lebih baik drpd Vietnam, AS, Singapura dan Jerman! (jabar.times.co.id, "Pemulihan Ekonomi On The Track, Strategi Pemerintah Dinilai Berhasil", 02 Agustus 2022). Itu kata politikus NasDem, lho. Pendapat yg objektif, "adil sejak di pikiran", kata Pramoedya Ananta Toer. Pemerintah sudah bekerja dg baik, kinerja ekonomi lebih baik drpd negara2 maju sekali pun! Dengan "revolusi mental" tentu akan lebih baik lagi! Mengharap Anies utk perubahan? Anies memboroskan APBD DKI, salah satunya untuk TGUPP. Lainnya jg utk Formula E, seharusnya uang APBD DKI tidak digunakan untuk Formula E, kegiatan bisnis. Dan lagi, Anies mengeluarkan anggaran untuk formula E sampai dengan kegiatan formula E sampai 2024. Ada (kepentingan) apa? Mikir ... mikir... Salam. Rahayu.
Komentator Spesialis
Mungkin tanah abang bisa mengikuti jejak Blok M Square. Dulu mall ini praktis mati. Dan pengelolanya mengambil inisitif menjadikan masjid yang ada di lantai atas untuk acara acara kajian. Dan yang diundang ustadz seperti Khalid Basalamah, Ust. Arifin Badri dan sederet ustadz kondang. Rutin setiap sabtu ahad. Masjid dibangun bagus fasilitas dilengkapi. Orang berbondong bondong datang sendiri. Untuk mendengarkan acara kajian ilmiah agama. Pulangnya makan dan shopping. Dan tentu tidak ada kekhawatiran pengajian dibubarkan atau ustadz diusir seperti yang terjadi di daerah tengah atau timur sono. Tanah abang masih punya potensi ini. Mengingat punya masjid besar dan bagus. Tinggal angkutan dipermudah dan kemacetan diatasi.
Komentator Spesialis
Tahun 95 an saya punya teman. Dia lulusan S2 luar negeri. Pulang ke Indonesia. Bukan kerja tetapi jualan seprei di Mangga dua. Kayanya minta ampun saat itu. Entah sekarang nggak ada kabar lagi.
Johannes Kitono
Masa Jaya Tenabang di tahun 1979 - 80 an sudah berlalu. Kios ukuran 2 x 2 m harganya diatas Rp.1 mily. Pedagang dan preman bisa kerjasama. Haji Dudung dan Herkules menguasai lahan parkir. Tentu aman aman sajalah belanja di Tenabang. Bisa dikata Tenabang menjadi pusat grosir textiles, batik dan konfeksi terbesar di Indonesia. Dulu pedagang disana sebagian dari Kalbar khususnya Singkawang. Now, sudah banyak dari Padang, Tasik dan Pekalongan. Awalnya hanya blok A yang kemudian diikuti pembangunan blok-blok lainnya. Dan kios kios pun over supply. Kegiatan bisnis menjadi sepi khususnya saat pandemi. Tentu saja untuk survive pola dagang harus dirubah. Menjual secara online. Muncullah presenter- presenter dadakan seperti influencer.Seperti tukang obat menawarkan produknya. Tidak perlu ganteng atau cantik. Asal bisa berkomunikasi dan menguasai produk knowledgenya. Siapa tahu suatu hari nanti. Wajah Tenabang berubah. Dari pusat grosir batik, textiles dan konfeksi. Menjadi alumni para jurnalis TV dengan lincah membawakan beritanya. Berkat latihan dan praktek di Tenabang.
Xiaomi A1
Kebetulan istri saya lulusan sarjana komputer, setelah lulus kerja di perusahaan sekian tahun, lalu resign..buka usaha, jadi pedagang, sesuai pasion aslinya.. Saya sering meledeknya, udah kuliah komputer susah2 ujung2nya jadi pedagang..dia cuma ketawa2 klo saya bully soal itu, paling cuma jawab yg penting bisa cari uang sendiri.. Sejak pandemi covid19, tren cara berdagang benar2 bergeser, offline memang harus tetap ada sebagai display, tp intinya semua harus bisa dionline kan.. Sekarang kira2 penjualan usaha istri 97% online..dari pinggir pantai legian pun dia masih bisa menerima order dari customer..ternyata kuliah komputer gunanya buat persiapan jadi pedagang online..wkwk
Udin Salemo
#everyday_berpantun
Kalau tuan menanam lengkeng/
Jangan dicampur banyak tanaman/
Kalau usaha mau tetap langgeng/
Harus ikuti perubahan zaman/
Sejak bertengkar dengan Maman/
Kang Wawan pindah jual kroket/
Jualannya di gerobak pinggir jalan/
Sejak hak kelola beralih tangan/
Sewa toko disana naik meroket/
Pedagang pribumi "dibunuh" pelan-pelan/
Sejak abang pergi ke Kainama/
Adik di pasar berjualan kweni/
Tanah Abang kenangan lama/
Terasa manis dikenang kini/
lah masak padi di Kapau/
disabik urang di hari sabtu/
baa hati indak ka risau/
anak manangih minta sapatu/
lah hanyuik parahu si Bidin/
tasapik di batu karang/
lah malang nasib si Udin/
upahnyo digantuang urang/
*) Dari komentar pembaca http://disway.id