COWASJP.COM – Menikmati eloknya Pantai Sanur hingga Pantai Mertasari di Bali sepanjang empat kilometer bisa dengan jalan kaki, jogging atau nggowes.
Tak hanya menikmati keindahan beragam Pantai Sanur sampai Pantai Mertasari. Di sepanjang Sanur sampai Mertasari juga berjejer pantai apik. Mulai pantai Segara, pantai Karang, dan pantai Sindhu dengan karakteristik masing masing.
Umumnya pantainya berpasir putih, sebagian berkarang sampai yang dijadikan nelayan sebagai hamparan budi daya rumput laut.
Lebih pas lagi bila jalan, jogging atau nggowes ldilakukan pagi hari. Selain karena pengunjung tidak terlalu ramai, mentari belum begitu menyengat. Alhasip, olahraga bisa dilakukan dengan nyaman.
Sepeda motor tidak bisa masuk ke pedestrian karena di mulut pendestrian dipasang semacam pagar besi yang hanya pas untuk pejalan kaki. Kalau bawa sepeda cukup dimiringkan, atau diangkat bisa masuk.
Penulis yang kebetulan nggowes dari pantai Sanur sampai pantai Mertasari, Selasa (22/8/2023), benar benar menikmati eloknya pantai Sanur.
Sesekali berpapasan dengan penggowes lain. Baik turis lokal mau pun bule. Umumnya bule pilih jalan kaki atau jogging.
M. Bahari nggowes sepanjang pantai Sanur hingga pantai Mertasari, Bali. (FOTO: Dok M Bahari)
Ada dua pedestrian di sepanjang pantai. Satu dikhususkan untuk para penggowes. Satu jalur pendestrisn untuk jalan kaki atau joging.
Jadi, nggowes pun lancar meski jalur pendestrian tidak terlalu lebar. Sekitar 1 meter sampai 1,5 meter yang meliuk liuk mengikuti garis pantai, hotel atau resort sepanjang pantai.
Meski demikian penggowes tetap diminta ekstra hati hati karena sebagian kecil pendestrian tertutup pasir. Makanya, sedikit licin.
Bagaimana kalau ingin nggowes tidak bawa sepeda? Jangan khawatir. Sepanjang pantai banyak tempat penyewaan sepeda pancal. Baik untuk orang dewasa maupun anak anak. Tarifnya pun tidak mahal. "Satu jam sekitar Rp 20 ribu. Kalau seharian berkisar Rp 50 ribu, " ungkap Wayan Sendana warga lokal.
Beragam aktivitas dilakukan para turis lokal maupun asing.
Pantai Sanur dan sekitarnya dikenal sebagai jujukan bule setengah tua. Umumnya mereka dari kalangan menengah atas.
Pagi itu, terlihat banyak bule sarapan, atau sekadar minum kopi di sepanjang halaman hotel, resort yang sambung menyambung. Mulai Sanur sampai Mertasari yang menghadap laut tanpa putus.
Sebagian bule memilih kongkow di pinggir pantai yang dipenuhi kursi dan meja dengan beragam model dan bentuk. Ada yang berenang atau naik perahu sewa.
Sedangkan turis lokal terlihat banyak menikmati keindahan pantai. Juga tampak beberapa kelompok turis lokal menggelar permainan group.
Sebagian turis atau pengunjung lokal menikmati sarapan sego sadukan (nasi bungkus) yang banyak dijual warung kopi yang berjejer rapi dekat pantai..
Ngopi di Desa Serangan, secangkir hanya Rp5 ribu. (FOTO: M. Bahari)
Yang paling eksotis pantai Mertasari. Selain hamparan pasir putihnya yang bersih. Juga agak landai. Jadi, sangat aman untuk anak anak maupun tempat berenang.
Di pantai Mertasari juga berjejer speed boat cepat yang siap mengantar ke kawasan pulau Nusa Lembongan, Nusa Penida sampai Lombok.
Tampak pagi itu serombongan turis asing dan lokal berjejalan naik Salah satu kapal boat cepat.
Tidak hanya satu kapal speed boat yang berlabuh. Tapi, ada beberapa buah. Tampak puluhan turis lain bersiap naik kapal berikutnya menyusul kapal yang sudah berangkat sebelumnya.
Tak jauh dari pantai Mertasari ada kampung nelayan. Namanya, Desa Serangan. Jalannya mulus, sepi. Cocok untuk olahraga jalan kaki, jogging apalagi nggowes.
Selain pantainya dipenuhi perahu dan kapal pesiar, juga ada galangan untuk perbaikan kapal.
Di desa nelayan ini juga ada Dermaga Serangan. Penumpang yang akan menyeberang ke Pulau Nusa Lembongan, Nusa Penida sampai Lombok bisa lewat Dermaga Serangan.
Desa Serangan juga bersih. Tidak tercium bau anyir seperti desa nelayan umumnya.
Warung warung kopi juga banyak bertebaran di desa nelayan ini dengan view menghadap ke laut. Harganya cukup terjangkau. "Satu cangkir kopi hanya 5 ribu rupiah. Cukup murah. Kopinya juga enak. Kopi Bali, " kata Andri arek Suroboyo yang sudah puluhan tahun menetap di Bali.
"Kalau sedang suntuk, saya sering ngopi ke Serangan. Selain murah juga tidak jauh dari kota," tambah Andri.
Tak jauh dari desa Nelayan Serangan ada pelabuhan Benoa. Untuk para penggowes tempat ini mungkin cocok sepedaan. Selain jalannya mulus juga lebar. Juga tidak terlalu ramai.
Sekitar Benoa pemandangannya juga bagus.Selain banyak bertebaran patung khas Bali berukuran cukup besar, juga ada pelabuhan perikanan rakyat dengan beragam kapal tradisional yang berlabuh. Baik kapal nelayan khas Bali maupun nelayan seluruh Nusantara. Khususnya dari Indonesia Timur. (*)