COWASJP.COM – ''NAIK pesawat saja,'' jawab saya.
''Tumben tidak pilih naik kereta cepat,'' katanyi lantas senyum-senyum.
''Ingin merasakan bandara baru Beijing,'' jawab saya.
''Oh...mengerti...,'' katanyi.
''谢谢你,'' jawab saya.
''Empat tahun lalu Anda pernah bilang kalau Bandara Daxing sudah beroperasi Anda ingin melihatnya,'' katanyi.
''谢谢, 你还记得,'' kata saya.
Waktu itu saya memang berkunjung ke Xiong An. Untuk kali kedua. Itulah IKN-nya Tiongkok. Waktu itu Bandara Daxing baru mulai dirancang.
Beda Xiong An dengan IKN Nusantara: kota baru ini hanya sekitar 100 km dari Beijing. Di sekitar Cirebon –kalau di Indonesia.
Bandara Daxing dibangun tidak jauh dari situ. Hampir di pertengahan antara Beijing dan Xiong An. Daxing adalah nama desa yang dipakai nama bandara. Di sana memang tidak ada bandara yang menggunakan nama tokoh. Pun tokoh itu seorang pahlawan besar. Bahkan bila tokoh itu pendiri negara yang sudah dianggap setengah dewa sekali pun: Mao Zedong.
Sudah dua kali saya ke IKN Nusantara. Ternyata saya juga sudah dua kali ke IKN-nya Tiongkok.
Bedanya lagi: IKN Nusantara harus sudah jadi tahun depan. IKN-nya Tiongkok, yang mulainya lima tahun sebelum Nusantara, boleh selesai 10 tahun lagi. Tepatnya tahun 2035.
Ke bandara baru ini saya harus berangkat pakai kereta bawah tanah dulu. Dari bagian selatan kota Beijing. Lima kali stop. Sampailah ke stasiun khusus: keretanya hanya untuk tujuan Bandara Daxing. Nonstop. Kereta baru. Rel baru.
Lima menit pertama masih merayap di bawah tanah kota Beijing. Lalu muncul ke permukaan menjadi kereta layang. Kanan-kiri persawahan. Dua menit menjelang bandara kereta kembali menyusup ke bawah tanah. Total hanya 20 menit. Tepat. Cepat sekali. Kecepatan kereta 180 km/jam.
Kalau jalan darat, bisa-bisa 1,5 jam. Lalu-lintas berat sekali.
Tapi saya menyesal: tidak bisa melihat wajah bandara ini dari luar. Dari depan. Tidak bisa melihat cantiknya desain bandara itu. Tahu-tahu saya sudah di bawah bandara. Padahal saya suka mengagumi cantiknya desain bangunan.
Bandara tidak bisa dilihat dari bawah. Apalagi bawah sekali. Untuk sampai lokasi check-in harus naik eskalator empat kali. Lalu naik dua lantai lagi. Tibalah di ruang tunggu. Bagus. Indah. Tapi tidak bikin kagum. Tidak seperti pertama mendarat di Bandara Beijing yang lama ketika masih baru. Waktu itu: whuuuus. Terasa sekali besarnya. Gagah. Gigantik. Luas. Lapang. Indah. Semua serbawah. Jadi satu.
Kali ini saya tidak bisa bercerita banyak soal bandara terbaru ini. Yang penting sudah merasakan lewat di situ.
Dua jam kemudian saya sudah mendarat di kota Nanchang. Inilah kota tempat saya pertama belajar bahasa Mandarin dulu. Ini tergolong kota kecil di Tiongkok. Mungkin urutan ke-20. Tapi kekuatan ekonominya melebihi Jakarta. Pun banyaknya gedung pencakar langit.
Tiba di Hotel Shangri-La sudah malam. Sudah hafal. Sudah sering tinggal di situ. Pagi-pagi suka olahraga di halaman sampingnya. Atau di taman di pinggir sungainya. Atau, kalau hujan, di dalam gym-nya yang luas dan alat-alatnya sangat lengkap. Saya tidak pernah menggunakan alat-alat itu. Saya pilih di sela-selanya: untuk tetap senam dansa. Dengan lagu dari speaker Xiaomi yang paling mungil.
Di depan lobi hotel ini, di sebelah pintu masuk, kini ada pemandangan baru: seperti lemari kaca berisi kotak-kotak. Berpintu. Bernomor. Ada barcode di tengahnya. Sebelum Covid tidak ada barang itu.
Ternyata itulah boks untuk tempat pengantaran barang yang dibeli secara online. Tamu hotel sering beli makanan dari luar.
Pengantar makanan/barang langsung ke depan lemari kaca itu: memindai barcode. Lalu salah satu kotak terbuka. Makanan/barang dimasukkan di situ. Ditutup. Tak lama kemudian tamu hotel datang. Ia/dia memindai barcode yang sama. Kotak terbuka. Diambillah barang titipan tersebut. Simpel.
Paginya, setelah olahraga, saya bikin video untuk IG. Ini bisa ditiru di Indonesia. Praktis.
Di Nanchang begitu sulit mempertahankan berat badan. Jamuan makan tidak hanya malam. Menunya selalu lebih dari 20 macam. Enak semua.
Melihat cara orang sana menjamu tamu, saya jadi sadar: saya ini pelit. Ketika mereka ke Indonesia selalu hanya makan masakan istri sendiri. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 1 November 2023: Kawin Janji
Komentator Spesialis
Beda kawin dan nikah itu sesulit membedakan jantung dan hati. Kenapa orang kita bilang hati. Sedang bahasa inggrisnya heart bukan lever ?
Wilwa
@Jimmy. Kelemahan demokrasi ala Amerika yang sangat terpolarisasi adalah at the end it is going nowhere. Stuck. Leads to go down not to go up or go forward. Demokrasi tak ada yang sempurna karena rakyat/demos yang jadi inti demokrasi itu sendiri bukan orang yang sempurna dalam arti sudah selesai dengan dirinya sendiri. Setiap orang dalam satu negara punya self interest berdasarkan etnis, suku, agama, kepercayaan, bahasa, logat, budaya, tradisi masing-masing. Itulah sulitnya hidup di alam demokratis di mana semua orang bebas berekspresi, berpendapat, beragumen, baik lisan maupun tulisan. Hal semacam ini tak ditemukan di Tiongkok yang basicnya satu partai walaupun ngakunya banyak partai. Semua harus mufakat. Keputusan harus bulat. Tak ada oposisi. Arah yang dituju jelas. Tidak berputar di tempat seperti komedi putar. Presiden dan perdana menteri dipilih secara tak langsung seperti era Orde Baru. Kekurangannya adalah kita semua tak bebas berbicara seperti di Disway ini.
Kang Sabarikhlas
Duduk berteduh diwarung sambil minum pokari usir haus di cuaca Surabaya 36°,.. alhamdulillah segar. sambil nonton berita di tv, kondisi di Gaza, pemandangan yg memilukan, ndak terasa air mata menetes, di telinga terngiang keras lagu dari Michael Heart "We will not go down/Gaza to night"... sedih... Manusia tahu perdamaian itu indah tapi mengapa masih berseteru? Alasan karna sejarah, alasan agama, alasan politik dll... duh. Sayapun coba cari alasan, jangan² air mata menetes karna tadi ke atm yakin ada transferan ternyata tertulis 'Saldo anda tidak mencukupi untuk melakukan penarikan tunai'..... duh, sabar lagi.
Mirza Mirwan
Zaman kuliah di paruh akhir 1970-an dulu saya mendapat bermacam predikat dari teman-teman: kolot, konservatif, puritan, dan semacamnya. Pasalnya, kalau ada teman wanita mau ngajak salaman, saya buru-buru menyatukan tangan di depan hidung sambil mengangguk dan tersenyum. Kalau lagi ngumpul, lalu ada teman yang bercanda nyerempet yang "dewasa", saya buru-buru menghindar. Begitu pula kalau ada yang menggunjingkan teman lain. Saya tak merasa keberatan dengan bermacam predikat itu. Apakah saya fanatik terhadap agama. Mungkin iya. Tapi yang jelas saya hanya mematuhi apa yang tersurat dalam kitab suci yang setiap habis Maghrib dan habis Subuh saya baca masing-masing satu juz. Yang jelas pula dalam relasi sosial saya akrab dengan semua pemeluk agama lain. Saya menghormati kepercayaan mereka, seperti juga mereka menghormati kepercayaan saya. Ada pembaca senyap CHD -- bukan Mas Sekcam -- yang bertanya, kenapa saya tak pernah nimbrung kalau ada komentator yang berkampanye sambil menjelek-jelekkan lawan junjungan mereka. Saya balas chat-nya: "Tangan yang setiap habis Maghrib dan Subuh memegang kitab suci, tak akan pernah saya gunakan untuk menulis ghibah". Dalam konteks pilpres mendatang, misalnya, saya berbaik-sangka saja kepada tiga pasang capres/cawapres. Tiga pasang itu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pasangan mana yang akan saya pilih, setelah berada di bilik suara dan mengucap Basmalah barulah menjadi jelas.
Wilwa
@Mirza. Salut. Tradisi mengatupkan dua tangan adalah tradisi lokal yang sangat adiluhung, mulia, sangat sopan dan sangat baik apalagi setelah merebaknya covid yang mana kita menghindari kontak fisik secara langsung. Saya pribadi juga menjalankan tradisi ini dalam kehidupan sehari-hari. Seraya mengucapkan terima kasih. Misalnya berterimakasih setelah galon air diantar. Atau berterimakasih kepada tukang parkir. Berterimakasih kepada tukang sampah. Kepada cleaning service. Umumnya reaksi mereka sangat hormat juga kepada kita. Ada pepatah lokal: Anda sopan kami segan. Mengatupkan dua telapak tangan disebut namaste dalam agama Hindu atau anjali dalam agama Buddha. Dan ini adalah tradisi baik yang sayangnya mulai luntur. Tidak semua tradisi leluhur yang Hindu Buddha itu “buruk”. Ada yang baik dan harus terus dipelihara karena di dalam tradisi itu terdapat nilai-nilai etika dan moralitas yang sangat tinggi.
Mahmud Al Mustasyar
Lawerence Faucette 58 tahun, penerima transplantasi jantung babi kedua dinyatakan meninggal dunia. Padahal sebelum meninggal ia mengalami perkembangan yg cukup baik; bahkan sempat bermain kartu dgn istrinya. 6 minggu paska operasi, tubuhnya mulai menunjukkan tanda² penolakan terhadap jantung babi tsb; sebelum dinyatakan meninggal pada hari Senin 30 September 2023 yg lalu.
Citra Cilia
Begitu berada di 'atas' pandangan seseorang lebih luas. UAH pernah berkata saat ceramah di majelis wanita, saya ijin tidak pakai kacamata supaya dalam pandangan saya yg tercantik adalah istri saya. Pernikahan adalah penerimaan kelebihan dan kekurangan pasangan baik pada fisik, karakter dan juga rizkynya. Demikian juga pernikahan politik saling menerima kelebihan dan kekurangan usia
Hari Purwanto
"Demokrasi adalah dua ekor serigala dan seekor kambing yang lagi rundingan untuk memutuskan akan makan apa malam ini", rundingan sudah pasti seru dan alot, namun sang kambing nampak tetap dengan tekun dan gigih melayani debat seseru apapun, karena di benaknya sudah ada kesimpulan racun apa yang bakal dioles ke daging menu makan serigala. Serigala punya daya...kambing punya upaya. Aturan demokrasi "minoritas yang kalah" tidak selalu menjadi keputusan yang terburuk.
Aju Y
Itu cewek tetangga saya memang dia sudah pernah menikah, namun sudah diceraikan oleh suaminya dan belum punya anak. Padahal dia anak yang baik dan cantik, Sekarang dia lagi mau cari laki laki pendamping yang siap menikahinya tanpa syarat apapun. Saya bisa ngomong begini karna saya sudah biasa mengarang cerita sejak SMP
Aditya N Widiadi
Johnson tidak bisa disalahkan, karena dia hanya mengutip pernyataan Benjamin Franklin. Dan Benjamin Franklin tidak bisa disalahkan, karena dia hanya menyatakan kenyataan.
mzarifin umarzain
Kancil bisa nipu gajah, buaya.
Fiona Handoko
selamat pagi bp thamrin, bung mirza, bp prof pry, bp sumartan, bp jo, bp gi, bp jokosp, ka wilwa dan teman2 rusuhwan pagi hari. suzy pergi ke dokter john. dokter, "tolong mulut dibuka. saya mau cek suhu badan." tapi karna suzy tadi lupa gosok gigi. jadi dia malu untuk buka mulutnya. dokter, "ya sudah. saya selipkan di ketiak ya." ternyata suzy lupa pakai deodoran juga. jadi dia malu untuk membuka ketiaknya. suzy, "lewat anus saja ya dokter." dokter, "boleh saja. yang penting termometernya bisa dijepit. tolong roknya dibuka dulu. " suzy, "baik dokter" dan suzy pun nungging sejenak. sesaat kemudian. suzy berteriak setengah mendesah, "ooooooohhh, aaaaarrghhh. maaaaf dok. yg itu bbbbukan anus." dokter, "ssssstttt. tenang sedikit yaa. ini juga bukan termometer."
Alex Ping
Pagi itu di sebuah keluarga kecil nun jauh disana, sang istri sedang asyik memasak manakala terlihat sang suami berjalan mondar mandir di ruang keluarga. Bilang-Tidak-Bilang-Tidak.. akhirnya sang suami memberanikan diri, harus Bilang. "Yank, saya mau nikah lagi". Sang istri bagai tersambar petir di siang bolong, seketika langsung membalikkan badan dengan tangan kiri memegang teflon yang berisi omelete dan tangan kanan memegang sutil, sambil berteriak: "Apa??!! Coba kau ulangi lagi!!" Sang suami menjadi pucat pasi dan menyesal atas pilihannya. (Dalam hatinya dia bergumam "sudah benar ga usah bilang tadi"). Otaknya berputar cepat sambil maju menenangkan istrinya. "Saya mau kita menikah lagi di 2 negara bagian yang mendukung UU perkawinan covenant. Sebagai bentuk dukungan moral kita sayang". Benar nih? Jawab sang istri yang sudah agak tenang "Tentu saja.. mana mungkin saya bisa tertarik dengan orang lain lagi". Sahut sang suami, sambil memeluk istrinya. Pesan moral: Terkadang keputusan besar yang terlihat hebat bisa berangkat dari hal-hal konyol.
Hari Purwanto
Istriku mengatakan kepadaku beberapa hari yang lalu bahwa aku tidak membawanya ke tempat-tempat mahal lagi, jadi...aku ajak naik WHOOS....iki barang larang jeng.
Rodrygo Goes
Salah sendiri, siapa yang memulai membuat propaganda di medsos lewat Sun Tzu `menabuh genderang perang`. Media sosial jadi KFC, cuma di isi paha & dada. Iya, realistis saja, ditengah isu digitalisasi Anda masih membahas soal perbucinan?. Maksud saya, dalam sehari berapa kotoran yang harus ditertibkan peternak buaya pada "pesan" media sosialnya. Sebelum buaya-buaya itu dibelah, kuliti, dijual, di ambil kentungan. Its just a busines, how much can you f**** get.
Leong Putu
Mas Hari, kata istri sayang perlu bukti. Bukan sekedar diucap. Hahahaha..kalau cuma diucap itu katanya cuma gombal.
Hari Purwanto
pernikahan adalah memberi dan menerima, anda sebaiknya memberikan kepada istri anda atau ATM tetap diambilnya, anda hanya menerima nasib.
Saifudin Rohmaqèŕqqqààt
Perkawinan telah membuat dunia bingar bingar. Dari perkawinan lahirlah anak cucu sebagai generasi penerus. Perkawinan juga banyak macamnya. Salah satunya adalah poliandri. Satu wanita dengan beberapa suami. Apakah satu kambing betina bisa dikeroyok beberapa kambing jantan? Ternyata di suku suku penganut poliandri, secara adat tidak boleh main keroyokan. Seekor kambing betina tidak boleh melawan 2 atau 3 ekor kambing jantan. Ada yg memakai aturan sandal. Apa itu? Kalau ada sandal seorang suami sudah terletak di depan pintu kamar istri, maka suami suami yg lain tidak boleh masuk. Itulah aturan adat bahwa sandal mengalahkan gairah kambing jantan.
Liáng - βιολί ζήτα
(As I close my eyes, I see nothing As I open them in sorrow, I see only a road into the wilderness Oh, you stars destined to shatter At least let you shine upon me in silence) Ware wa yuku Aojiroki hoho no mama de Ware wa yuku Saraba subaru yo (I shall go, still with pale cheeks I shall go, farewell, Pleiades) Iki wo sureba mune no naka Kogarashi wa nakitsuzukeru Saredo wagamune wa atsuku Yume wo oitsuzukeru nari Aa Sanzameku Na mo naki hoshitachi yo Semete azayaka ni Sono mi wo oware yo (Every time I breathe, the cold winds howl in my chest But my heart is still hot, and I keep on dreaming Oh, you nameless sparkling stars At least let you end your lives in splendor) [10/11]
Liáng - βιολί ζήτα
Ware mo yuku Kokoro no meizuru mama ni Ware mo yuku Saraba subaru yo (I too shall go, as my heart guides me I too shall go, farewell, Pleiades) Aa Itsu no hi ka dareka ga kono michi wo Aa Itsu no hi ka dareka ga kono michi wo Ware wa yuku Aojiroki hoho no mama de Ware wa yuku Saraba subaru yo Ware wa yuku Saraba subaru yo (Oh, someday someone will follow this path Oh, someday someone will follow this path I shall go, still with pale cheeks I shall go, farewell, Pleiades I shall go, farewell, Pleiades) [11/11].
Liáng - βιολί ζήτα
"Ya Tuhan, aku kaget !! Usia 74 tahun tidaklah terlalu tua... sayang sekali" kata seseorang di Weibo ; sambil menambahkan bahwa lagu-lagu Shinji Tanimura luar biasa dan Subaru adalah favoritnya. "Mengesampingkan konflik antara Tiongkok dan Jepang (menyangkut sengketa kepemilikan beberapa pulau), pria ini - Shinji Tanimura - Sangat Terhormat di mata kami" tulis pengguna Weibo lainnya. Jauh sebelumnya, Shinji Tanimura adalah penerima "Medali dengan Pita Ungu (しじゅほうしょう, shijuhōshō)" dari pemerintah Jepang, suatu kehormatan yang diberikan kepada mereka yang telah memberikan kontribusi akademis atau artistik kepada masyarakat. "Subaru (すばる)" - Shinji Tanimura (谷村新司). Me wo tojite Nanimo miezu Kanashikute me wo akereba Kouya ni mukau michi yori Hoka ni mieru mono wa nashi Aa Kudakechiru sadame no hoshitachi yo Semete hisoyaka ni Kono mi wo terase yo [9/11]
Kliwon
Mike Johnson membuat analogi seperti itu mungkin karena prinsip demokrasi Amerika. The Winner Take All. Yang membuat kemenangan satu pihak menihilkan suara yang kalah. Kalau di Indonesia analoginya beda. Demokrasi adalah ibarat satu kambing jantan dan dua kambing betina sedang berunding. Mereka akan kawin dengan gaya apa malam ini. Jadi siapapun yang menang, gaya apapun yang digunakan, tujuan bersama para kambing tercapai. Yaitu beranak pinak dengan cara yang enak. Cuma apesnya, yang menikmati proses & hasil rundingan itu ya cuma para kambing yang terlibat. Sedangkan kambing² lain selaku penonton cuma sekedar dapat hiburan doank.
AnalisAsalAsalan
Lalu Apa? Alkisah, Aladin menemukan kendi kotor. Setelah digosok-gosok, keluarlah Jin Tomang. "Aku kabulkan seratus permintaan," kata Jin. "Wow, murah, ups, banyak banget!" seru Aladin. Setelah berpikir sejenak Aladin berkata, "Aku ingin harta berlimpah." "Oke. Lalu apa?" "Keliling dunia." "Siap. Lalu apa?" "Dadi lelananging jagad, mengalahkan Arjuna." "Terkabul. Lalu apa?" "Jadi presiden, eh, wakil presiden dulu deh, kan masih belajar." Sang jin garuk-garuk kepala. Dengan nada menyesal dia berkata, "Maaf, hanya itu yang ga bisa aku lakukan. Hubungi MK saja." Hahahahaha.
Liáng - βιολί ζήτα
Dengan grup musik folk Alice, Shinji Tanimura melampaui persepsi sempit tentang musik folk sambil menawarkan sesuatu yang berbeda dari musik rock dan pop standar Jepang yang sangat populer pada masa itu. Grup musik folk Alice yang berencana untuk tur nasional di Jepang tahun 2023 ini tertunda karena kondisi kesehatan Shinji Tanimura yang buruk. Dan rencana tersebut tidak akan pernah terwujud karena Shinji Tanimura telah mendahului untuk beristirahat dalam kedamaian yang abadi. Lagu solonya Shinji Tanimura "Subaru" meraih sukses besar dan melintasi batas negara ; liriknya yang bermakna sangat dalam, melodinya yang artistik dan suaranya yang sangat kuat ; telah memikat begitu banyak penggemar musik di berbagai negara, seperti : Tiongkok, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, dan negara-negara Asia Tenggara. Lagu Subaru sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dan sudah dicover oleh begitu banyak penyanyi Asia. [5/11]
Liáng - βιολί ζήτα
Juga diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia, dengan judul yang sama Subaru - dinyanyikan oleh Yulia Yasmin. Sayang sekali, melodinya sepertinya tidak maksimal, semestinya berupa orkestra. Cover instrumentalnya pun sangat banyak, baik berupa Orkestra maupun Acoustic Violin cover, Electric Violin cover, Saxophone cover, dan berbagai instrument lainnya termasuk instrument tradisional di negara-negara Asia Timur (Jepang, Korea dan China). Salah satu Electric Violin cover yang sangat menawan dimainkan oleh Si Cantik (sayangku... hahahahaha... maunya...) : Jo A Ram, violinist kelahiran Busan - Korea Selatan. Melalui musik dengan serangkaian konser yang intens di Tiongkok, Shinji Tanimura dengan penuh semangat mempromosikan hubungan persahabatan antara Jepang dan Tiongkok, yang telah lama bersitegang karena faktor sejarah dan sengketa wilayah. Kontribusi Shinji Tanimura sangatlah signifikan meningkatkan jalinan persahabatan kedua bangsa pasca normalisasi hubungan diplomatik kedua negara (29 September 1972). [6/11]
Liáng - βιολί ζήτα
Pada tahun 1981, trio Alice : Shinji Tanimura, Takao Horiuchi dan Toru Yazawa ; diundang untuk tampil di konser pop musim panas di Beijing. Hal ini terjadi pada tahun-tahun awal reformasi dan kebijakan keterbukaan Tiongkok, ketika Beijing mencari investasi dari luar negeri dan menyerap beberapa elemen budaya asing. Kebijakan ini diterapkan setelah terjadinya gejolak politik, ekonomi dan sosial yang signifikan pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Máo Zédōng. Konser Shinji Tanimura, Takao Horiuchi dan Toru Yazawa tersebut dihadiri langsung oleh Dèng Xiǎopíng. Kemudian Shinji Tanimura mengajar di Shanghai Conservatory of Music sebagai Profesor. Pada bulan April 2010, pada upacara pembukaan Shanghai World Expo, Shinji Tanimura diundang khusus untuk menyanyikan lagu Subaru. Tahun 2017, Shinji Tanimura mengadakan konser di Shanghai untuk merayakan peringatan 45 tahun normalisasi hubungan Jepang dan Tiongkok. [7/11]
Liáng - βιολί ζήτα
Meninggalnya Shinji Tanimura pada 8 Oktober 2023 yang lalu, di-usia-nya 74 tahun, sangat mengagetkan para penggemarnya di berbagai negara. Khususnya di Tiongkok dengan penggemarnya yang paling banyak sebanding dengan upaya-upaya Shinji Tanimura yang tak kenal lelah dalam meningkatkan persahabatan kedua bangsa melalui Musik ; dan telah memicu duka yang mendalam di Tiongkok. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Máo Níng menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Shinji Tanimura. Adalah suatu hal yang sangat jarang terjadi, ucapan belasungkawa atas nama negara ditujukan kepada "bukan pejabat pemerintahan". Media sosial dan blog di Tiongkok dipenuhi dengan ungkapan kesedihan dan penghormatan atas meninggalnya Shinji Tanimura, dengan berita yang menjadi tren di Weibo. [8/11] bersambung...
Handoko Luwanto
RIP Shinji Tanimura. Seingat saya, beliau pernah berduet dengan Theresa Teng. "Subaru" salah satu lagu favorit saya, begitu melegenda. Trima kasih infonya, koh Liang.
Mirza Mirwan
Waktu kecil Mike Johnson (nama lahir: James Michael Johnson) punya cita-cita: kalau sudah besar nanti ingin menjadi Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Shreveport, kota kelahirannya di barat laut Louisiana. Karena ayahnya, James Patrick Johnson, adalah petugas pemadam kebakaran di kota itu. Tetapi cita-cita itu langsung menguap ketika di usia 12 tahun ayahnya mengalami musibah saat bertugas, terbakar karena ledakan dan cacat. Pat Johnson meninggal tahun 2016, saat Mike Johnson sudah menjadi anggota DPR Louisiana -- sebelumnya ia seorang pengacara. Mike Johnson tidak lahir dalam keluarga dengan sendok perak seperti Trump dan Biden. Ia lahir dan tumbuh dalam keluarga sederhana yang religius. Dan religiositasnya terjaga sampai dewasa. Barangkali karena itulah ia bisa meraih kedudukan yang jauh melampaui cita-citanya semasa kanak-kanak. Kepada wartawan setelah pengucapan sumpah sebagai Speaker ia berujar bahwa ia menempatkan agama di depan politik dan kebijakan. Benar bahwa AS adalah negara sekular. Tetapi dalam deklarasi kemerdekaan AS secara tersirat ada "religious statement of faith". Benar, memang, dalam deklarasi itu ada termuat kata "God" dan "Creator" (Pencipta). Tentang "Kawin Janji" (Covenant Marriage) itu memang Louisiana yang pertama mempunyai UU-nya, tahun 1997. Promotornya adalah anggota DPR Louisiana, waktu itu: Tony Perkins (Anthony Richard Perkins), 60. Kini Perkins adalah Presiden Family Research Council.
Liáng - βιολί ζήτα
"In memoriam of Mr. Shinji Tanimura" Song : Subaru (すばる) Composer : Shinji Tanimura (谷村新司) Lyricist : Shinji Tanimura (谷村新司) Singer : Shinji Tanimura (谷村新司) Released : April 1980 Subaru - kata dalam bahasa Jepang, yang berarti "Unite atau Bersatu". Subaru juga merupakan istilah dalam Bahasa Jepang untuk mengidentifikasi gugus enam bintang, yang oleh orang Yunani disebut Pleiades - bagian dari konstelasi Taurus. Pleiades, sebuah gugus bintang terbuka di rasi bintang Taurus, merupakan salah satu gugus bintang yang paling dekat dengan Bumi, dan paling jelas yang dapat dilihat tanpa bantuan telescope. Ke enam bintang Pleiades - di gugus bintang Taurus yang dapat dilihat dengan jelas tanpa bantuan telescope itu - sudah dijadikan logo mobil Subaru sejak tahun 1958. [1/11]
Em Ha
Saya bukanlah sesiapa, bukan termasuk 50 tokoh keluarahan tempat saya tinggal. Ops, maaf maksudnya kelurahan. Bagi saya demokrasi adalah, sekelompok calon wakil rakyat yang ketika terpilih, sebagian dari mereka lupa sama ketua, padahal mereka hanya wakil. Bagi saya demokrasi adalah, sekelompok orang yang sangat percaya diri, tampang foto sana sini, sembari distribusi kekayaan berharap dipilih. Kalau sudah jadi, naik harga diri. "Dah macam Dewan aja kawan nih..!?" Komentar kawan ngopi. Jawaban sang terpilih, "Memang aku Dewan, terhormat lagi".
Liáng - βιολί ζήτα
Sebagian besar pengamat musik menilai, bahwa Shinji Tanimura adalah penyanyi yang bagus, tetapi begitu banyak orang yang sebenarnya lebih tertarik dengan Shinji Tanimura sebagai penulis lagu. Lagu-lagu ciptaannya memiliki melodi yang indah, yang dapat ditemukan dalam musik Yunani atau Italia, sekaligus memantulkan tradisi Jepang di dalamnya. Pada tahun 1970an, bersama dengan Takao Horiuchi dan Toru Yazawa, Shinji Tanimura membentuk grup musik folk "Alice" dengan ciri khas irama yang kuat. Trio Alice : Shinji, Takao dan Toru ; seringkali disebut sebagai duplikatnya trio : Peter, Paul dan Mary - yang terkenal dengan lagu "500 Miles"nya. Yang membedakan hanyalah passion terhadap lagu-lagu yang dibawakannya. Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh trio : Peter, Paul dan Mary - kerapkali menjadi simbol gerakan anti-perang dan hak-hak sipil ; sementara itu trio : Shinji, Takao dan Toru - justru menghindari lagu-lagu yang bertemakan protes sosial. [4/11] bersambung...
Liáng - βιολί ζήτα
Logo Subaru sebenarnya melambangkan enam perusahaan yang merger membentuk Fuji Heavy Industries. Logo enam bintang yang sekarang dipakai sebagai identitas perusahaan Fuji Heavy Industries, pertama kali dipakai pada mobil Subaru 360 produksi tahun 1958. Pencipta logo Subaru adalah desainer industri Tatsuzō Sasaki yang juga bertanggung jawab atas desain dasar Subaru 360. Logo Subaru sempat diperbaiki beberapa kali, walaupun posisi bintang pada logo sudah tidak lagi mengikuti susunan bintang yang sebenarnya dalam Pleiades, namun logo Subaru tetap menggunakan 6 buah bintang (1 besar dan 5 kecil). Mengenai lagu Subaru yang diciptakan oleh Shinji Tanimura, sama sekali tidak ada kaitannya dengan mobil Subaru maupun Fuji Heavy Industries. [2/11]
Liáng - βιολί ζήτα
Lagu Subaru tercipta ketika Shinji Tanimura membantu sebuah perusahaan pindahan, mengemas barang-barang dalam kotak kardus saat berpindah tempat tinggal, hingga larut malam, sambil menatap langit, Shinji Tanimura mendapatkan ide dan lirik untuk sebuah lagu yang kemudian diberi judul Subaru, sebagai single keduanya. Lirik lagu Subaru berbicara tentang melakukan lompatan besar menuju bintang atau membuat langkah besar menjadi sesuatu yang lebih baik meskipun ada banyak rintangan. Shinji Tanimura, seorang penulis lagu dan penyanyi yang memulai karir musiknya pada akhir tahun 1960an ; kelahiran Osaka, pada tanggal 11 December 1948, meninggal dunia pada tanggal 8 October 2023, di-usia-nya 74 tahun, pasca operasi radang usus akut pada bulan Maret tahun 2023. Shinji Tanimura memiliki bakat ganda, sebagai penyanyi dengan suaranya yang kuat, dan sebagai penulis lagu dengan liriknya yang bermakna sangat dalam, melodinya sangat artistik penuh emosi dan keyakinan. [3/11]
*) Dari komentar pembaca http://disway.id