COWASJP.COM – ‘’Kalau mau lari lebih cepat, naiklah kuda yang lebih kuat.’’ Begitu nasihat bisnis konglomerat Mochtar Riady dalam bukunya ‘’Manusia Ide’’. Saya coba terapkan dalam program digitalisasi Wakafmu. Ternyata tak segampang teorinya.
***
DALAM pengembangan digitalisasi, Wakafmu memang baru mulai. Sementara lembaga wakaf lain sudah memulai lebih dulu. Bagaimana strateginya agar Wakafmu bisa mengejar kertetinggalannya?
Saya tiba-tiba ingat nasihat konglomerat Mochtar Ryadi. Dalam buku biografinya, pendiri Lippo Group itu menyatakan, ‘’Kalau mau lari lebih cepat, naiklah kuda yang lebih kuat.’’
Saya tersenyum saat mengingat kutipan Mochtar Ryadi dalam buku berjudul ‘’Manusia Ide’’ itu. Rasanya saya belum perlu menunggang kuda. Naik keledai pun sudah lebih cepat.
Berdasar berbagai pertimbangan teknis dan non teknis, saya menyimpulkan, kuda tunggangan yang cocok untuk Wakafmu adalah perusahaan penyedia teknologi informasi, khususnya di bidang sistem pembayaran dan pengembangan teknologi dan software transaksi.
Wakafmu harus masuk ke dalam ekosistem bisnis digital.
Pada akhir Oktober 2023, saya berhasil mengontak Mas Nanang. Eksekutif PT Pilar Tagihan Indonesia, yang mengembangkan dua platform pembayaran: PayBill untuk sistem transaksi keuangan dan platform Bersedekah untuk transaksi donasi.
Dua hari dua malam kemudian, platform pembayaran Bersedekah telah menjadi mesin pembayaran wakaf dan infak syiar wakaf di website Wakafmu.
Secara teknis, platform donasi tersebut berjalan baik. Namun desainnya sangat sederhana.
Bagi saya, kekurangan itu bukan masalah besar. Desain landing page bisa disempurnakan sambil jalan. Begitu pun informasi yang akan ditayangkan.
Platform donasi Bersedekah telah menjadi kuda tunggangan pertama. Wakafmu bisa lari mengejar jadwal Rakernas Majelis Pendayagunaan Wakaf (MPW) PP Muhammadiyah pada 28 Oktober 2023.
Ketika platform donasi Wakafmu diresmikan pada acara Rakernas, Pak Habibullah, eksekutif Bank Permata Syariah (BPS), menyampaikan rencana manajemennya untuk membantu program digitalisasi Wakafmu.
Namun platform yang diberi nama Jariyahmu itu tidak bisa diselesaikan sebelum Rakernas. Technical meeting untuk membahas platform Jariyahmu versi BPS baru bisa dilakukan Rabu 8 November lalu. Seminggu setelah Rakernas.
Dalam meeting itu, nama Jariyahmu diputuskan diganti menjadi Wakafmu. Pemakaian nama berbeda dikhawatirkan menyulitkan proses komunikasi Wakafmu. Apalagi, platform itu akan menjadi backbone sistem informasi wakaf.
BPS boleh disebut sebagai kuda tunggangan kedua. Bank swasta kelompok usaha Astra itu telah membangun ekosistem bisnis yang besar. Masuk ke dalam ekosistem bisnis BPS adalah jalan cepat untuk memperkenalkan Wakafmu ekosistem itu..
Meeting untuk membahas Jariyahmu baru dimulai, ketika Pak Sahal dari Link Aja mengirim jadwal pertemuan kepada saya. ‘’Kamis, 9 November 2023 di Citicon Building, Slipi (Jakarta),’’ tulisnya melalui Whatsapp.
Sesuai jadwal, saya datang ke kantor pusat Link Aja yang baru ditempati setahun belakangan itu. Dua eksekutif lain mengikuti pertemuan tersebut, yakni Mas Firdaus dan Mas Fariz. Ikut juga dalam pertemuan itu, Mas Pardi, perwakilan dari MPW DKI Jakarta.
Link Aja boleh dibilang menjadi kuda tunggangan Wakafmu yang ketiga. Sebab ekosistem yang telah dibangun BUMN itu sangat besar. Perusahaan pengguna sistem pembayaran Link Aja sudah puluhan ribu. Member perorangannya mendekati 100 juta orang: Sebanyak 91 juta orang menjadi member Link Aja. Sisanya member Link Aja Syariah.
Dalam diskusi selama dua jam itu, kami membahas peluang kerjasama dalam penerbitan e-wallet syariah untuk menyambut 111 tahun Muhammadiyah dalam dunia dakwah di Tanah Air. Meski didedikasikan sebagai penanda momentum bersejarah, e-wallet itu bersifat inklusif. Semua orang boleh memilikinya.
Dalam sistem pembayaran digital, Link Aja bisa menyediakan teknologi pada dua sisi: Sebagai issuer (penerbit) e-wallet sekaligus acquire (penerima) pembayarannya. ‘’Ilustrasinya, e-wallet Muhammadiyah dipakai untuk membayar parkir di kampus atau rumah sakit Muhammadiyah. Kami akan siapkan teknologi dari sisi issuer maupun acquire-nya,’’ terang Mas Firdaus.
Maka kerjasama dengan Link Aja bisa dimanfaatkan lebih jauh untuk membangun dan mengembangkan digitalisasi sistem pembayaran di berbagai amal usaha Muhammadiyah seperti sekolah, pesantren, kampus, rumah sakit dan masjid. Dari sisi acquire, amal usaha bisa mengatur distribusi dana dari setiap transaksi sebagai infak atau wakaf. Semua dilakukan oleh software.
Jangan khawatir e-wallet ini bikin dompet Anda tambah tebal, karena tidak ada kartu fisiknya. Teknologi e-wallet memungkinkan untuk melakukan transaksi dengan koneksi digital melalui smartphone. (*)
Penulis adalah anggota Badan Pengurus WAKAFMU PP Muhammadiyah
Email : [email protected]
Whatsapp : 081386191010