COWASJP.COM – MENGHADAPI gelombang aksi bela Palestina yang begitu menggelora, ternyata ada pula suara-suara sumbang yang tidak mengenakkan. Di negara kita Indonesia khususnya. Yang mencela mereka yang menyuarakan pembelaan terhadap warga Palestina. Sebaliknya, justru membela kepentingan negara Yahudi Israel.
Mereka ini cenderung mengatakan, “Gak usah ngurusi Pelestina. Urus saja masalah kita. Wong kita banyak masalah. “
Di samping itu, ada pula yang menjelek-jelekkan Hamas. Yang mengatakan Hamas itu teroris. Yang telah merudal sejumlah tempat pemukiman penduduk sipil di Tel Aviv dan beberapa kota lainnya di Israel. Sehingga banyak masyarakat Israel yang melarikan diri, untuk mengungsi ke luar dari negara yahudi itu. Tanpa memahami akar permasalahan mengapa semua itu terjadi.
Tidak ketinggalan, ada pula yang mengatakan tidak usah repot-repot kirim bantuan ke Palestina. Karena sebagian besar bantuan itu tidak akan sampai ke warga Palestina. Karena semua pintu masuk bantuan sudah diblokade Israel. Apalagi banyak bantuan yang dituding telah diselewengkan.
Seperti yang pernah disampaikan Buya Arrazi Hasyim. Yang kemudian memanen reaksi dan protes dari sejumlah tokoh bangsa.
Tentu saja, mereka yang mengeluarkan pernyataan demikian adalah para pendukung Israel, yang merupakan teroris negara nomor satu di dunia. Mereka yang menutup mata terhadap kejahatan kemanusiaan yang selama 75 tahun terakhir dilakukan negara Yahudi itu. Dengan membombardir kawasan penduduk sipil tidak berdosa di Gaza dan beberapa tempat di Palestina lainnya.
Membantai ratusan bahkan ribuan warga Palestina. Terdiri atas kaum wanita, para lansia dan anak-anak. Dalam sekejap mata. Dalam waktu singkat.
Ketika pertempuran sengit antara satuan-satuan tempur mujahiddien Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas dan pasukan Israel Defence Forces (IDF) terus berlangsung, aksi demonstrasi menentang pembantaian tak berprikemanusiaan terhadap rakyat sipil di Gaza khususnya dan beberapa daerah lainnya di Palestina, meruyak di berbagai belahan dunia.
Aksi-aksi kemanusiaan menentang kebiadaban Israel tidak hanya berlangsung di negara-negara berpenduduk muslim. Tapi bahkan juga di sejumlah negara Barat. Bahkan juga di beberapa kota yang berpenduduk non-muslim di Amerika Serikat dan Inggris, misalnya. Yang memperlihatkan bahwa masyarakat dunia sudah muak melihat kecongkakan dan kebiadaban Israel yang didukung akal tak waras Amerika, Inggris dan beberapa negara besar di dunia Barat lainnya.
BAGAIMANA ANDA BERSIKAP
Bagi umat Islam di negeri ini, kenyataan bahwa Palestina termasuk bangsa yang paling awal mendukung dan mengakui kemerdekaan Indonesia, tentu tak bisa dihilangkan. Bahwa ada juga bangsa Palestina yang tidak beragama Islam tidak perlu dipermasalahkan. Bahwa banyak juga yang menganggap dukungan mereka terhadap Palestina salah alamat. Karena ini bukan perang antar agama. Biarkan saja!
Tapi tak bisa ditolak bahwa wilayah Palestina adalah tempat berdirinya Masjidil Aqsha. Kiblat pertama umat Islam yang sangat disucikan. Tempat paling bersejarah yang dari sana Rasulullah Muhammad Saw. melanjutkan perjalanan ke Sidratul Muntaha. Untuk menerima perintah sholat dari Sang Khaliq, Allah Swt. Satu-satunya perintah yang tidak cukup hanya disampaikan melalui perantaraan Malaikat Jibril. Sebagaimana perintah puasa, zakat dan haji.
Lebih dari itu, ajaran Islam juga memerintahkan, bahkan mewajibkan, agar umat Islam tidak hanya peduli pada saudara-saudaranya yang muslim. Tapi juga memerintahkan agar memerangi kemungkaran, kejahatan dan kebiadaban yang terjadi di antara anak manusia. Apa pun etnisitas dan agama maupun kepercayaannya.
Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabada: “Man ro’a minkum munkaran, fal yughoyyir biyadihi, fa in lam yastathi’ fa bilisanihi, fain lam yastathi’ fa bi qolbihi, fakadzalika adh’aful iman,” (HR. Muslim).
Maknanya, “Siapa yang di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya dia mengubahnya dengan tangannya. Kalau tidak mampu maka hendaknya dia mengubahnya dengan lisannya. Kalau tidak mampu, maka hendaknya dia mengubahnya dengan qolbunya. Dan itulah selemah-lemahnya iman.”
Berpedoman kepada hadist di atas, umat Islam berkewajiban memerangi kemungkaran. Tidak peduli kemungkaran itu berlaku di kalangan umat Islam. Tapi bahkan bila itu terjadi di lingkungan non-muslim sekali pun.
Di situlah mestinya umat Islam bersikap.
Seandainya memiliki kemampuan untuk ikut berperang ke Palestina, umat Islam punya kewajiban untuk itu. Tapi kalau tidak mampu, maka mereka wajib menjalankan perintah dan kewajiban itu dengan lisannya. Di antara kita di era digital sekarang ini, bisa juga dengan tulisan dan menyebarkannya melalui berbagai platform media sosial yang banyak tersedia. Terakhir, seandainya tidak mampu juga, maka kita wajib menjalankan kewajiban itu dengan qalbu kita. Artinya, dengan memanjatkan doa kepada Rabbul Izzati. Agar rakyat Palestina dilindungi-Nya.
Bila hanya mampu dengan qalbu atau hanya dengan doa, maka di dalam Islam hal itu dianggap sebagai selemah-lemahnya iman dalam bersikap. Kalau dengan sikap dan perbuatan yang dianggap paling lemah pun anda tidak mampu, atau anda tidak sudi, Islam memberikan batasan yang sangat tegas. Karena di hadapan Allah kelak anda akan mempertanggungjawabkan sikap anda. Anda akan dihadapkan pada ganjaran berupa pahala atau azab, yang diukur dari kejelasan sikap anda.
Dalam kehidupan dunia, siapa pun bisa berdalih, bisa berbohong, bisa memutarbalikkan fakta. Tapi di akhirat kelak, anda akan ditanya tentang apa yang anda perbuat di dunia. Dan anda tidak akan menjawab dengan mulut anda. Tapi jawaban itu akan keluar dari anggota tubuh anda sendiri.
Sebagaimana firman Allah dalam Surah Yasin 65: “Al-yauma nakhtimu 'alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasy-hadu arjuluhum bimā kānụ yaksibụn.” Artinya: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka. Dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”
Selanjutnya, Islam tidak hanya menjelaskan bahwa anggota tubuh kita akan bersaksi sendiri-sendiri kelak di hadapan pengadilan Allah Ta’ala. Tapi juga menjelaskan bahwa tidak satu pun yang bisa ditutup-tutupi. Artinya Allah Swt. Maha Tahu bukan hanya apa yang anda perbuat. Tapi bahkan apa yang terbetik di dalam hati anda.
Dalam soal Palestina, bisa jadi anda tidak mengucapkan bagaimana anda bersikap. Mendukung atau menolak. Allah Maha Tahu sikap anda bahkan jika itu hanya di dalam hati. Dan setiap sikap dan perbuatan ada balasan surga atau nerakanya. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al Zalzalah 7-8: “Fa man ya'mal miṡqāla żarratin khairan yarah. Wa man ya'mal miṡqāla żarratin syarran yarah.” Maka siapa pun yang berbuat baik walaupun sebesar biji zarah, dia akan melihat (balasan kebaikannya). Dan siapa pun yang berbuat kejahatan walaupun sebesar biji zarah, dia akan melihat (balasan kejahatannya).
Karena itu, umat Islam tidak punya pilihan lain. Kecuali menentukan sikap berbuat baik atau tidak. Mendukung pembebasan Palestina dari kejahatan Yahudi Israel atau tidak. Semua akan anda pertanggungjawabkan kelak. (*)