COWASJP.COM – SAYA menderita gatal jenis tertentu, kalau diibaratkan sama dengan gatal punggung: gatalnya menyiksa menggaruknya tidak bisa.
Ini gatalnya seorang wartawan: ingin sekali menulis sesuatu tapi tidak bisa menuliskannya. Soal debat calon presiden. Juga debat cawapresnya.
Bukan main gatalnya jari-jari ini: begitu banyak sisi menarik yang bisa ditulis.
Akhirnya saya putuskan tidak menulis. Padahal sudah menyisihkan waktu melihat siaran langsung debat itu. Juga sudah mencatat bagian-bagian yang perlu ditulis.
Masyarakat sudah begitu terbelah. Tulisan yang tidak sesuai dengan aspirasi mereka dianggap membela lawan mereka.
Seandainya pun saya menulis tentang kehebatan Anies Baswedan dalam debat pertama pasti saya dianggap tidak objektif. Pro pasangan nomor satu itu.
Pun kalau saya menulis bahwa rakyat kecil justru senang dengan gaya Prabowo. Bisa jadi dianggap membela pasangan nomor dua.
Begitu pula kalau saya menilai penampilan Ganjar mirip bintang film Korea: akan dianggap pro Ganjar-Mahfud MD.
Saya berkaca dari apa yang menimpa Pemimpin Redaksi Harian Kompas. Wanita. Lulusan Agronomi IPB itu berkarier dari bawah: reporter. Prestasinyi sangat baik. Dikenal dengan liputan-liputan luar negerinyi. Sampai diangkat jadi pemimpin redaksi. Namanyi: Ninuk Mardiani Pambudy.
Ketika survei Kompas memaparkan capres A yang unggul, kelompok pendukung A memuji Kompas setinggi langit.
"Hanya Kompas yang masih bisa dipercaya," komentar mereka di medsos. Termasuk di grup WA yang saya ikuti.
Tentu hasil survei berubah-ubah. Sesuai dengan perkembangan di lapangan.
Belakangan Kompas mengumumkan hasil survei terbaru. Calon A tidak lagi unggul. Bahkan terancam gagal masuk putaran dua. Maka caci-maki dialamatkan ke Kompas. Berbagai tuduhan pun disasarkan ke Kompas.
Termasuk tuduhan ke pemimpin redaksi Kompas. Padahal dalam hal survei seperti itu pasti Pemred Harian Kompas tidak ikut campur. Sampai-sampai ditelusurilah latar belakang keluarga Ninuk. Juga asal-usulnyi. Bahwa dia adalah anak Moerdiono, mensesneg di masa kediktatoran Orde Baru. Bahwa suaminyi adalah salah satu pengurus pusat Partai Gerindra.
Saya tentu tahu dalamnya Harian Kompas. Juga tahu prinsip jurnalismenya yang independen. Caci maki ke Ninuk itu menandakan betapa akal sehat sudah dikalahkan di masa menjelang Pilpres.
Padahal Ninuk sendiri sudah bukan Pemred Harian Kompas. Sudah sejak tiga tahun lalu Pemred Harian Kompas dijabat Sutta Dharmasaputra.
Tentu ada alasan lain saya tidak menulis jalannya debat Capres: sudah begitu banyak yang menulis. Sesuai dengan versi masing-masing.
Mungkin Jumat malam nanti saya diserang gatal lagi. Ketika para cawapres debat di TV. Apalagi ada wajah muda di situ. Bagaimana Gibran menghadapi pakar hukum sekelas Prof Dr Moh Mahfud Md.
Tapi sudah saya putuskan tidak menggaruknya.(*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 18 Desember 2023: Sinuhun Breksi
Lagarenze 1301
I Gusti Putu Ngurah Sedana (53) identik dengan Borobudur. Namanya berkibar di Samudera Hindia ketika tahun 2003 ia menakhodai Kapal Borobudur berlayar dari Jakarta menuju Afrika. Itu adalah ekspedisi napak tilas rute kayu manis (Cinnamon Route) yang dulu ditempuh nenek moyang kita. Berjualan rempah-rempah hingga ke Madagaskar dan Afrika. Putu Sedana yang kini Kolonel TNI AL, ketika itu masih berpangkat Kapten. Berangkat 15 Agustus 2003, tiba di Accra, Ghana, 23 Februari 2004. Lebih 6 bulan berlayar dengan perahu bercadik menempuh jarak 20.372 km. Kapal Borobudur, yang nama resminya Samudra Raksa, dibuat dengan mengacu pada sembilan relief kapal yang terdapat di Candi Borobudur. Penggagas ekspedisi ini adalah Philip Beale dari Inggris dan kapal dirancang oleh Nick Burningham dari Fremantle, Australia. Namun demikian, kapal dibuat di Pulau Kangean. Diwujudkan oleh Assad, maestro pembuat perahu tradisional asal Madura, bersama orang Indonesia lainnya. Setelah kembali ke Indonesia, Putu Sedana, kelahiran Singaraja, Bali, 8 September 1970, menapak karier militernya hingga menjadi Danlanal Sibolga. Entah karena keterkaitan emosional dengan nama Borobudur, ia kemudian ditarik bergabung ke manajemen PT TWC (Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko). Ia sempat menjadi GM Borobudur, mengelola TMII (PT TWC kerjasama dengan TMII), dan menjabat GM Prambanan dan Ratu Boko.*
alasroban
Begitu mudahnya sinuhun menyulap bukit batu jadi obyek wisata. Berkali-kali event level national di helat di situ. Kenapa di pengelolan sampah tak di lakukan Hal yang sama ya ?sinuhun tinggal memberi dawuh kepada Tim pemda Jogja untuk belajar ke pak Lurah sigit di Magetan.
Gianto Kwee
Pernah janji dengan Koh Liang, kalau ketemu mau nyanyi "Stoney" Lobo, dengan nada dasar "A" Saya tunggu di Prambanan dan tidak Nongol, Saya nyanyi "Stoney" Ditemani MC yang juga penyanyi dihadapan perusuh saat sarapan pagi, Salam
Liáng - βιολί ζήτα
selingan "O Little Town of Bethlehem" ("Hai Kota Mungil Bethlehem") Ketika Phillips Brooks menjadi Rektor Holy Trinity di Philadelphia, Amerika Serikat ; umat parokinya pada bulan Agustus 1865 mengirimnya ke luar negeri selama setahun. Perjalanannya membawa Phillips Brooks melewati Eropa dan pada bulan Desember sampai ke Tanah Suci. Di sana dengan langkah penuh hormat Phillips Brooks menelusuri jejak Mesias dari Nazareth ke arah selatan dan mengunjungi tempat-tempat sesuai yang ada di Alkitab. Setelah dua minggu dihabiskan di Yerusalem, Malam Natal Phillips Brooks sampai ke "Kota Kecil Bethlehem" tempat kelahiran Yesus Kristus. Bethlehem dalam Bahasa Ibrani berarti "Rumah Roti" - juga disebut "Efrata" yang berarti "Subur". Pada masa itu ladang gandum begitu banyak di Bethlehem (di dalam Kitab Ruth) sehingga menguatkan makna julukan ini. Bethlehem sebuah kota kecil berlokasi +/- 8 km sebelah selatan Yerusalem. [1/5]
Liáng - βιολί ζήτα
Tercatat beberapa peristiwa bersejarah di kota Bethlehem ini : - Tempat penguburan Rahel (Kejadian 35:19 ; 48:7). Rahel adalah istri Yakub. - Ruth dan Boaz tinggal di Bethlehem (Ruth 1:22). Boaz adalah kakek buyut Daud (Boaz - Obed - Isai - Daud). - Samuel mengurapi Daud di Bethlehem (1 Samuel 16:1-13 ; 17:12,15 ; 20:6,28) - Yesus Kristus lahir di Bethlehem (Mikha 5:1 ; Matius 2:1-8). - Herodes membunuh anak-anak di Bethlehem (Matius 2:16). Mengenai emosinya yang menggugah pada "Malam Natal" itu, Phillips Brooks kemudian menulis kepada Jemaat Sekolah Minggunya di Philadelphia, sebagai berikut : * I remember especially on Christmas Eve, when I was standing in the old church at Bethlehem, close to the spot where Jesus was born, when the whole church was ringing hour after hour with the splendid hymns of praise to God, how again and again it seemed as if I could hear voices that I knew well, telling each other of the "Wonderful Night" of the Savior’s birth, as I had heard the year before ; and I assure you I was glad to shut my ears for a while and listen to the more familiar strains that came wandering to me halfway round the world. * [2/5]
Liáng - βιολί ζήτα
(* Saya ingat terutama pada Malam Natal, ketika saya sedang berdiri di Gereja Tua di Bethlehem, dekat tempat kelahiran Yesus, ketika seluruh Gereja bernyanyi setiap jam dengan nyanyian pujian yang indah kepada Tuhan, betapa berulang-ulangnya sepertinya aku bisa mendengar suara-suara yang kukenal baik, saling bercerita tentang "Malam Indah" kelahiran Juru Selamat, seperti yang kudengar tahun sebelumnya ; dan saya yakinkan Anda bahwa saya senang untuk menutup telinga saya sejenak dan mendengarkan alunan lagu yang lebih familiar yang datang kepada saya di belahan dunia lain. *) Dua tahun setelah kembalinya ke Amerika Serikat, masih penuh dengan kenangan yang menggetarkan di Bethlehem, Phillips Brooks kemudian menulis lagu Natal untuk sekolah Minggunya : "O Little Town of Bethlehem" - yang telah lama dinyanyikan di dalam jiwanya. Dalam hal ini dia telah mewujudkan, seperti dalam deskripsi prosa tentang tempat-tempat yang dikunjungi di Tanah Suci, makna spiritual dari apa yang dilihatnya di sana. [3/5]
Liáng - βιολί ζήτα
"O Little Town of Betlehem" Lyricist : Phillips Brooks (1868) Composer : Lewis Henry Redner (1868) O little town of Bethlehem How still we see thee lie Above thy deep and dreamless sleep The silent stars go by Yet in thy dark streets shineth The everlasting Light The hopes and fears of all the years Are met in thee tonight For Christ is born of Mary And gathered all above While mortals sleep, the angels keep Their watch of wondering love O morning stars together Proclaim the holy birth And praises sing to God the King And Peace to men on earth How silently, how silently The wondrous gift is given! So God imparts to human hearts The blessings of His heaven. No ear may hear His coming, But in this world of sin, Where meek souls will receive him still, The dear Christ enters in. O holy Child of Bethlehem Descend to us, we pray Cast out our sin and enter in Be born to us today We hear the Christmas angels The great glad tidings tell O come to us, abide with us Our Lord Emmanuel [4/5]
Liáng - βιολί ζήτα
Yayasan Musik Gereja Indonesia (Yamuger) menerjemahkannya menjadi lagu "Hai Kota Mungil Bethlehem" - terdapat di Kidung Jemaat, nomor 94 (KJ 94) : "Hai Kota Mungil Bethlehem" Hai kota mungil Bethlehem, betapa kau senyap ; Bintang di langit cemerlang melihat kau lelap. Namun di lorong g'lapmu bersinar T'rang baka : Harapanmu dan doamu kini terkabullah. ---> (Mikha 5:1 ; Yohanes 1:9). Sebab bagimu lahir Mesias, Tuhanmu ; Malaikatlah penjagaNya di malam yang teduh. Hai bintang-bintang fajar, b'ritakan Kabar Baik : Sejahtera di dunia! Segala puji naik! ---> (Lukas 2:11 ; Ayub 38:7). Tenang di malam sunyi t'rang sorga berseri ; Demikianlah karunia bagimu diberi. DatangNya diam-diam di dunia bercela ; Hati terbuka dan lembut 'kan dimasukiNya. ---> (Yesaya 42:2). Ya Yesus, Anak Bethlehem, kunjungi kami pun ; Sucikanlah, masukilah yang mau menyambutMu. Telah kami dengarkan Berita mulia : Kau beserta manusia kekal selamanya. ---> (Yesaya 7:14 ; Matius 1:23). [5/5].
herry isnurdono
Abah DI menyebut Sultan Yogyakarta HB X dengan kata Sinuhun. Itu penyebutan utk Sunan Pakubuwono XII di Solo. Utk Sultan Hamengku Buwono X biasa di sebut Ngarso Dalem. Jadi judul CDI hari ini mau dikoreksi menjadi Ngarso Dalem Breksi.......
Lagarenze 1301
Santai sejenak. Suminah berlari ke tepi hutan. Di sebuah batu besar, ia menangis. Suaminya, Sukarta, sangat keterlaluan. Uang warisan dari ayah Suminah dihabiskan berfoya-foya dengan perempuan lain. Tiba-tiba Suminah melihat lampu emas di balik batu. Mirip lampu Aladin. Sayangnya, lampu itu kotor sekali. "Kalau kamu membersihkanku hingga kinclong lagi, aku akan memenuhi tiga permintaanmu," tiba-tiba lampu emas itu berbicara. Suminah segera mengelap lampu emas itu hingga mengkilap. "Bagus, silakan sebut permintaanmu. Tapi ingat, dampaknya adalah suamimu akan mendapatkan 10 kali lipat dari kamu," kata lampu emas. "Tidak apa-apa. Permintaanku yang pertama, aku ingin jadi perempuan paling cantik di negeri ini." Permintaan Suminah langsung terkabul. Ia seketika jadi sangat cantik. Sedangkan Sukarta, yang sedang berada di tempat lain, menjadi amat sangat ganteng. "Sebutkan permintaan kedua," ujar lampu emas. "Aku mau jadi orang kaya," pinta Suminah. Whooss, harta yang sangat banyak muncul di hadapannya. Di tempat lain, Sukarta juga mendapat harta 10 kali lebih banyak. "Nah, sekarang yang terakhir, apa permintaanmu?" kata lampu emas. Suminah tersenyum. "Aku ingin terkena serangan jantung yang ringan saja," katanya.*
Handoko Luwanto
Jurnal Perusuh Disway Edisi: Pleno Vital (Min,17-12-2023)
#.Nama (Komen;Kata)AWARD [diReplyOrangLain:meReplyOrangLain]
#1.Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺 (6;407)★★ [3:1]
#2.Ahmad Fahmi (1;176)★ [2:0]
#3.alasroban (1;21)
#4.Amat K. (1;5) [0:1]
#5.AnalisAsalAsalan (7;364) [4:2]
#6.Atho^illah (5;219)★ [2:1]
#7.Bahtiar HS (2;271)★ [2:0]
#8.Beny Arifin (3;122) [3:0]
#9.bitrik sulaiman (2;4) [0:1]
#10.didik sudjarwo (1;14)
#11.Dokter Bagus (2;59)
#12.doni wj (8;586)★★ [3:1]
#13.Duwi eko Setiyo gomo (4;119) [0:2]
#14.Echa Yeni (4;77)★ [0:1]
#15.edi susanto (3;69) [1:1]
#16.Em Ha (2;217)★ [2:1]
#17.Gianto Kwee (2;34)★ [1:0]
#18.Gregorius Indiarto (1;37)★
#19.Handoko Luwanto (13;1151)★★ [2:1]
#20.herry isnurdono (1;39)
#21.Jhel_ng (1;182) [1:0]
#22.JIM vsp (1;12)
#23.Jimmy Marta (5;144)★ [0:3]
#24.Jo Neca (4;79) [0:3]
#25.Johannes Kitono (3;440)★ [1:0]
#26.Jokosp Sp (5;257)★ [1:4]
#27.Juve Zhang (8;874) [0:3]
#28.Kang Sabarikhlas (5;247)★ [3:0]
#29.Lagarenze 1301 (15;924)★★★★★⭐️⏰ [5:3]
#30.Leong Putu (30;479)✒️★★★⚽️ [18:8]
#31.Liam Then (13;499)★★★★⚾️ [1:9]
#32.Liáng - βιολί ζήτα (4;127)★ [5:0]
#33.M.Zainal Arifin (3;22) [1:0]
#34.Mahmud Al Mustasyar (1;22) [0:1]
#35.MULIYANTO KRISTA (8;90) [0:8]
#36.mzarifin umarzain (4;29) [0:4]
#37.Nico Paz (6;93) [2:1]
#38.rid kc (1;50)
#39.riki gana (1;147)✏️ [2:0] #
40.Rizal Falih (2;290)★★
Juve Zhang
@wilwa. Coba tonton presiden Argentina yg baru .cara dia kampanye kalau mau di coba???? Wkwkwk. Dia Orang Gila atau Orang Jenius????. Milei presiden baru Argentina benar benar belun ada duanya di dunia. Cara dia kampanye sampai menang. Wkwkkwkw. Super super Gila. Saya hanya ingin mengingatkan warga +62. Makan dan susu gratis yg jadi program andalan 02 membahayakan Rupiah. 2000 Ton akan dibagikan gratis selama 5 tahun .nambah hutang yg sudah 7000 T plus makan gratis 2000 T sangat berat .neraca keuangan akan boncos. Ber darah darah. Kurs Rupiah bisa terjun ke 20 s.d 30 ribu .per dolar. Bunga bank bisa 50% mengulang sejarah masa lalu.karena cetak uang lah solusi makan gratis 2000 T. Hati hati saja. Argentina sekarang sudah kolaps semua bingung. Bunga bank 130% deposito nya. Sudah amburadul peso. Kita generasi zaman purba paham sakitnya duit ambrol. Gen Z .milenial gak paham apa arti Rupiah ambrol. Venezuela lebih parah lagi. Cetak uang sudah kebanyakan gak ada yg mau bantu. Tiongkok bantu tapi sakitnya sudah stadium 4 .ngeri yg mau bantu. Ingat berilah rakyat kail jangan ikan. Harimau yg diberi daging terus gak akan bisa hidup di alam bebas. Lupa cara cari makanan. Manusia yg di manja terus menerus oleh ortunya. Lupa cari duit. Ortu meninggal. anak pun jatuh miskin. Mental bertarung hilang atau tak punya.
Rihlatul Ulfa
Saking pemalunya seorang aa't, dia sampai tak berani menyapa sampai acara di Prambanan selesai. Tapi dia cukup berani saat tahu-tahu ikut masuk dalam frame saat saya dan Nabila ingin berfoto dengan Abah wkwk. Mungkin memang harus dimaklumi karena ternyata sudah 6 tahun tidak memegang tangan wanita, pun buktinya saat saya bersalaman dengannya saat berpamitan untuk pulang, tangannya begitu berkeringat, entah gugup atau memang Aa't sebelumnya habis berolahraga. Tapi Aa't mesti diingat bahwa dia saat digrup Disway seperti seorang pujangga dan penyair, sayangnya itu tidak berbanding lurus saat kopi darat di Prambanan. Dia nampaknya lebih nyaman dengan perempuan yang jauh lebih tua hahaha. Semangat Aa't mencari tambatan hatinya ya wkwkwk
Jimmy Marta
Saya juga pemalu, dulu. Lewat depan rumah cewek yg bikin berdebar, gk berani noleh beneran. Apalagi sampai berpapasan... keringetan coy... xixi. Apakah Aat yg keringatan salaman dg mba Ulfa itu sbg tanda?... entahlah... wkwk..
Fiona Handoko
selamat siang bp jimmy. ide ini pasti disetujui abah. karna di rapat pleno perusuh 2. sudah dimaklumatkan. bahwa "perusuh lebih penting daripada disway"
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
LAPORAN IKUT MUKTAMAR PERUSUH II DI PRAMBANAN.. Lapor..!!
1). Sebenarnya saya tidak masuk daftar peserta,.
2). Tiba-tiba saya di WA oleh mbak Pipit, bahwa saya diikutkan, dan dimasukkan group WA. Belakangan baru tau, bahwa saya dimasukkan daftar karena ada peserta yang mengundurkan diri. Makasih untuk mbak Pipit yang udah milih saya sebagai peserta pengganti.
3). Selanjutnya dari Jakarta, saya ke Surabaya lebih dulu. Menjemput istri.
4). Kemudian kami berangkat ke Yogya bersama istri, naik mobil sendiri, istri yang setir. Mampir ke sana kemari. Antara lain ke Nganjuk, tuk sarapan pecel.
5). Sebelumnya kami sudah booking hotel di hotel yang sama dengan tempat rombongan menginap.
6). Jatah kamar dari Disway adalah di kamar 303, bersama pak Ahmad Zuhri. Dan kamar bookingan sendiri ada di kamar 511.
7). Sebelum sampai Yogya, di Solo kami mampir di Omah Salad tuk maksi. Ke House of Badriyah, karena istri pingin foto dengan pakaian Jawa. Dan ke masjid Zayid, tuk Jumatan.
8). Sampai di hotel jam 17.00.
9). Kemudian saya ikut makan malam, dan langsung ikut Pleno I. Sehingga terjadilah heboh itu. Sampai ada kata di judul: Vital..!
10). Pleno II, saya tidak bisa ikut, karena terlanjur janjian ama keluarga, nyekar di makam orang tua, di Yogya. Saat janjian, saya belum tau kalau akhirnya akan diundang di Muktamar Perusuh II. Laporan selesai.. Matur nuwun.
Rihlatul Ulfa
Saya daftar tanggal 22 pak, yang sebelumnya penutupan pendaftaran tanggal 20. iseng lihat loh ternyata pendaftarannya diperpanjang. Jadi saya mendaftar dan keberuntungan seperti memihak saya wkwkwk.
Kang Sabarikhlas
Membaca CHD. hp saya taruh meja sbb sambil makan 2 lumpia isi rebung+saos, 6 bawang daun, 10 lombok hijau kecil..nikmatnya.. View yg diceritakan begitu bagus, tapi saat lihat gambar foto yang diatas kok ndak 'bhaero' kurang tajam hasil fotonya... jangan² yang motret Abah dari tower batu sebelah kiri, apa hpnya Abah jelek kayak hp saya xiaomi 5 plus² (plus eroran, plus lemotan dll... duh) tapi saya selalu diminta motret ibu² teman istri di grup 'Pokoke Senam' karna hasil foto sering bagus, lha wong selalu tak edit dulu... kalau gambar foto ke 2 yang ada dibawa agak gelap dan... anu saya ndak wani komen..saking gelapnya. Saran buat Pak Kholiq Widianto, alangkah bagusnya kalau tebing batu yang di background panggung dibuat Relief, biar ndak polosan.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
HANYA UNTUK MAS AAT..
1). Saya dulu juga "ndesit" banget. Buktinya baru bisa sepedaan, ontel ya, saat kekas 2 SMP. Itupun "bisanya" karena malu. Jadi coba genjot lha kok ternyata bisa.
2). Baru bisa naik motor saat udah dinas di Ambon. Itu juga karena malu. Karena ada teman Kowad datang ke rumah dinas saya, bawa motor, ngajak ke Natsepa. Padahal saya belum bisa motoran. Alasan mau coba dulu motornya, padahal sebenarnya itu "latihan pertama". Alhamdulillah, Alloh kasih mudah, ternyata saya bisa setir motor Ambon - Natsepa pp.
3). Saya tidak berani pacaran juga. Tapi selama 8 tahun di Ambon, saya "didatangi" 4 cewek. He he.. Semua kalau kuliah, saat itu kerja sambil kuliah di Unpatti, pinginnya duduk di sekitaran saya kalau ujian. He he.. Nyantol 4 kali, tetapi tidak ada yang jadi. Karena pesan ibu saya.. "Kalau bisa, kalau cari istri orang Jawa aja..". "Bukan masalah sukuisme. Karena 2 kakakmu nikah ama orang Jawa, satu Menado, dan satunya Sumbawa. Keduanya tidak mikir pulang..". "Kalaupun pulang, biayanya besar..".
4). Ternyata begitu disekolahkan ke Bandung. Baru satu bulan, langsung ketemu orang Jawa Timur, di Bandung. Dan langsung nikah.. Karena ada aturan, mulai tahun deoan, yang nikah sesama Telkom, salah satu harus pensiun..
5). Langsung "njrantal" ke rumah (calon) mertua. Nabrak KTP sana sini. ### Langsung nikah.. (Langsung dimarahi Kapusdiklat Telkom. Tapi kan udah sah..).
Atho'illah
Hahaha Terima kasih, Pak Agus. Di gathering perusuh ke dua ini saya banyak dikasih tips² agar bisa mendapatkan jodoh. Tips pertama dari Pak Ahmad Zuhri. Yang ke dua dari Pak Edhi, beliau beberapa kali nulis tips yang lumayan panjang. Sekarang dari seorang ahli keperkasaan yang juga staff ahli komisaris telkom. :D
Rizal Falih
Objek wisata Tebing Breksi, yang ada di desa Sambirejo ini, memang menarik untuk dikunjungi. Wisata murah meriah. Ongkos masuknya saja, seingat saya cuma sepuluh ribu. Lima tahun yang lalu, pernah kesana juga. Bersama anak dan kemenakan, yang kebetulan sudah lama tinggal di Sleman. Selain bisa melihat keindahan kota, banyak spot photo yang instagramabell, diatas bukit salah satunya, dibuat sebuah panggung, dipasang pintu. Ada penjaga yang siap mengambilkan gambar, pakai kamera hand phone sendiri, bayar seikhlasnya. Photo disitu hasilnya seperti sedang membuka pintu diatas langit. Keren. Dengan menghabiskan anggaran dana desa sebesar 30 milyar, berdasarkan hasil penelitian mahasiswa UGM tahun 2020, nilai total ekonomi Tebing Breksi mencapai 96 milyar per tahun. PAD nya juga naik dari 10 juta menjadi 1 milyar. Jika dulu desa Sambirejo dinobatkan sebagai desa termiskin di Sleman. Kini mejadi salah satu dari lima puluh desa wisata terbaik di Indonesia. Seyogyanya, pendapatan masyarakatnya meningkat, pun kesejahteraannya. Ikut senang mendengarnya.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
UNTUK KOMENTAR PILIHAN ATAS NAMA.. 1). Pak Liang. Setuju penanganan harus prioritas ke masalah utama.
2). Pak Gregorius Indarto. Untuk bantu yang senjatanya belum laku, saya setuju. Hari ini saya ada komem berisi saran tuk mas Aat.
3). Pak Johanes Kitono. Masama pak. Salam hormat.
4). Pak Liang. Salah satu titik kritisnya ya di tali itu. Dan cara menalikannya.
5). Pak Leong. Ha ha.. Maaf, saya agak nyrempet bidang keahlian Bapak. Setuju, syarat dan ketentuan berlaku.
6). Pak Liam. Orang rumah ikut menikmati lho. ### Makasih atas perhatian semua. Semua tergantung kebutuhan. Tidak semua membutuhkan keperkasaan. Jika tidak dibutuhkan, malah akan menimbulkan masalah baru. Dan jangan hanya mikir hasil. Prosesnya juga berat..
Alex
Makasih masih mengingat saya mas Aat. Saya juga masih ingat. Sayalah yg pertama kali menyenggol nama mas Aat. Hingga kemudian seterkenal sekarang. Sampai menjadi salah satu legenda disway. Dan saya selalu menikmati pantun pantun mas Aat. Luar biasa keren.Ingin rasanya berbalas pantun. Tapi karena sibuknya, saya selalu ketinggalan baca disway. Sukses selalu untuk mas Aat "Hitler" hehehe
Liam Then
Orang yang pernah mengunjungi Kalimantan Barat, terutama Singkawang, pasti tahu beberapa pantai lawas ini, Kijing, Pasir Panjang, Samudra Indah. Saya tidak tahu siapa yang kelola, Kijing favorit kami waktu singgah waktu konvoi motor ketika muda, infonya seorang Pak Haji yang kelola, sekarang mungkin Pak Haji ini sudah kipas-kipas karena Kijing sudah jadi Pelabuhan Internasional, begitu banyak orang mengira-ngira. Tapi ini belum tentu benar, karena bisa saja tanah di Kijing bukanilik Pak Haji sepenuhnya. Entahlah itu duit orang semua, tak perlu terlalu dipikirkan. Setelah Kijing tiwikrama jadi pelabuhan dengan kapasitas 500.000 TEUS, masih tersisa dua spot lama, Samudra Indah dan Pasir Panjang, dan banyak saya dengar spot-spot pantai baru lain bermunculan. Tapi yang paling berkesan di hati saya adalah Pantai Samudra Indah, garis pantai melengkung dipadu bukit tinggi, pasir landai putih bersih, dipadu pantai berbatu besar dikaki bukit, sungguh mempesona ketika senja menjelang. Ada hotel disana, tapi suasana akhir pekan di hari biasa begitu sepi, pantai indah sepanjang itu, hanya terlihat beberapa orang menikmati suasananya. Hal ini tak henti bikin benak mengawang, 676.093 jiwa populasi Kota Pontianak ditambah kaum pelancong dan pebisnis yang singgah memenuhi hotel baru muncul bak cendawan di seantero Kota, kenapa sedikit yang sampai kesana? Padahal cuma 4-5 jam perjalanan.
*) Dari komentar pembaca http://disway.id