COWASJP.COM – Alex Pracaya, Visual Desainer asal Jogja, pernah menjadi pengisi rutin rubrik kartun Mingguan di Jawa Pos. Alex memakai tokoh Cak Jawap. Serial kartun strip sarat satire namun berbalut humor. Dimuat Jawa Pos medio tahun 1990-an.
“Waktu itu Jawa Pos biro Jogja kantornya di Malioboro. Nah, saya (salah satu) kartunis pengisi rubrik kartun strip itu,” ungkap Alex Pra. Kartunis lainnya ada Gunawan Wibisono (berkarir di Indosiar), dan Novi Budiyanto (berkarir di Kiai Kanjeng). Rubrik ini muncul rutin pada halaman Budaya Jawa Pos.
Sebagai orangtua, Alex Pra sangat sayang dengan putri semata wayangnya.
Sebagai seniman, ia juga spesial. Alumnus seni rupa IKIP Yogya ini memilih mewakafkan peta wisata Yogya yang dibuatnya awal tahun 1990-an. Peta itulah yang kini diperbanyak banyak pihak tanpa royalti.
Rasa sayang sebagai orangtua dan sikapnya sebagai seniman itu lantas dia satukan. Dia gelar resepsi pernikahan untuk putrinya Erra Pitamaha secara spesial. Undangan nikah dilay-out seperti koran. Dilengkapi peta wisata karya Alex. Kemudian ada kutipan wejangan dari para tokoh.
Ada Wakil Gubernur DIY Paku Alam X. Ada Rektor UGM Prof Ova Emilia. Ada Romo Sindunata. Ada pemilik Pesantren Properti. Dan sejumlah kolega dekat Alex Pra.
Tak hanya konsep undangan yang spesial, resepsi pernikahan Erra dengan Ega puun istimewa. Saat resepsi digelar Minggu 24 Desember 2023, Alex mendapat penghargaan. Penghargaan dari RIPHO. Record of Indonesian Photography.
Rekor Fotografi Indonesia ini mencatat sebanyak 2.023 foto inisial huruf e menggunakan kamera telepon seluler dipublikasikan oleh Keluarga Besar Erra dan Dieka di Puri Dwipari, Yogya, 24 Desember 2023.
Foto-foto karya itu dicetak di atas kain flexy interior. Kemudian direntang di atas kayu spanram berukuran 80 x 100 centimeter. Berjumlah sekitar 24 frame yang masing-masing memuat 100 foto. Kemudian dibubuhi kalimat pepeling Jawa yang diambil dari quote-quote para tokoh terkenal.
Tamu menikmati foto-foto inisial huruf "e" yang dipajang di lokasi pernikahan. (FOTO: Erwan Widyarto)
"Sebagai wujud kasih sayang saya pada anak, saya selama 10 tahun lebih, setiap hari memotret huruf e ini. Mirip Ghozali-lah," cerita Alex saat ngobrol di Ndalem Widyartan. Yang dimaksud Ghozali adalah Ghozali Everyday yang mengunggah foto dirinya setiap hari di OpenSea dan laku miliaran.
Kenapa Alex tak memilih jalan seperti Ghozali? "Ndak pernah kepikir ke arah sana," sahut kolektor kemasan teh ini, "cukup untuk menunjukkan cinta saya pada Erra, anak saya."
Cerita soal foto inisial huruf e ini tidak hanya saat resepsi. Sebelum marak handphone android, pria berkaca mata dengan kumis tipis ini telah mengumpulkan foto-foto inisial "e" untuk kado anaknya. Dicetak lalu dijilid menjadi sebuah buku.
"Dulu saya motret masih pakai Blackberry. Belum ungsum android. Sekitar tahun 2011. Saya terbitkan. Saya beri judul Puisi Tanpa Kata. Konsepnya ungkapan rasa sayang saya kepada anak. Berupa kumpulan visual foto seindah puisi,”kenang Alex Pra, yang pernah mengajar kuliah gambar bentuk di kampus Akademi Desain Visi Yogyakarta (ADVY) 1995-1997.
Saking cintanya terhadap anak, Alex pernah berbuat aneh. Rambutnya ia cukur hampir gundul. Hanya ditinggali sedikit pada bagian belakang. Dibentuk huruf e. "Awalan nama anak saya,” kata pria kelahiran 26 Mei 1963 ini.
Bagaimana tanggapan Erra? “Ekspresi anak saya datar-datar saja. Anak saya kan kurang tertarik pada seni. Tapi, dia tahu bahwa saya sangat tresna sama dia," kata Alex.
Masih tentang inisial huruf e. Saat resepsi pernikahan, para tamu yang memiliki nama awal e langsung mendapat hadiah. "Silakan pilih Pak. Karena bapak namanya diawali huruf E bisa memilih satu dari buku-buku ini," kata penerima tamu.
Resepsi pun jadi ajang reuni. Arena apresiasi. Tamu disuguhi pameran. Tak sekadar memberi doa restu pada penganten. (*)